Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CRUSH 07

¤¤¤

Setelah sesi baper-baperan serta teriakan yang terjadi di kantin kemarin, membuat mereka berempat terkenal secara tiba-tiba, bukan terkenal karena prestasi atau apa, tapi mereka terkenal sebagai perusuh kantin yang bisanya cuma teriak-teriak dan ganggu orang makan di kantin.

Mendengar julukan dari siswa-siswi lainnya, tidak membuat mereka malu malahan mereka terlihat santai-santai saja diberi julukan seperti itu.

Terlihat Iin yang sedang berjalan membawa tumpukan buku Matematika yang dikumpul kemarin dengan langkah tergopoh-gopoh dan terkesan ribet. Karena badan Iin yang pendek membuat dirinya susah melihat jalan karena terlindungi tumpukan buku yang ia bawa.

"Gue berharap ada cogan yang gak sengaja nabrak gue, terus nolongin gue bawa buku ini ke kelas." Harap Iin yang berpikir ketinggian, emang ini scene romantis apa.

Iin terus melangkahkan kakinya menuju kelasnya, harapan Iin sudah pasti tak terkabul, karena Iin sudah membagikan buku tersebut kepada teman kelasnya. Setelah membagikan buku, Iin menuju tempat dimana Alia, Tiara, dan Nisa duduk.

"Gimana In? Berat?" Ucap Alia bercanda saat Iin duduk didekatnya.

"Gak, ringan, kayak kapas!!" Iin merebut kipas ditangan Tiara dan mengipas dirinya yang kelelahan.

"Nih, minum, lo pasti capek." Nisa memberikan Air mineral kemasan ke Iin yang langsung diteguk oleh Iin.

Saat asik-asiknya bercanda dan bercerita, terdengar suara dari speaker sekolah yah semacam pengumuman atau pemberitahuan.

Speaker :

Tes.. Tes.... Diinformasikan kepada semua anggota Paskibra sekolah, baik yang senior maupun junior, diharapkan kumpul di Secret Room sekarang. Terima kasih.

"Wah suara Kak Selo tuh Al." Kode Tiara kepada Alia.

"Iya tau." Alia masih diam tak beranjak dari tempatnya duduk.

"Tunggu apa lagi? Lo disuruh ngumpul tuh!!" Ucap Nisa sambil mendorong bahu Alia agar keluar.

"Iya, bentar napa." Alia menyimpan ponselnya di saku roknya yang sedari tadi ia pakai, dan beranjak keluar menuju Secret Room anak paskib.

"Oh iya Al, jangan lupa salamin ke Idham yah!!" Teriak Iin yang mendapat pelototan tajam dari teman teman sekelasnya, pasalnya suara Iin sangat keras mengganggu ketenangan kelas.

"Kalau ingat!!" Balas Alia tanpa berbalik. Sementara Iin hanya mencibirkan bibirnya kesal, Tiara dan Nisa hanya cekikikan meliat tingkah Iin yang blak-blakan.

"Lo kan bisa sendiri In, tetangga kelas juga." Ucap Nisa menggoda Iin.

"Malu lah gue." Iin masih sibuk mengipasi dirinya yang berkeringat.

Nisa yang ingin membalas perkataan Iin terpaksa tidak jadi karena suara Tiara yang mendahuluinya berbicara.

"Iyain aja deh." Tiara menjawab dengan singkat, tak mau memperpanjang omongan, karena sudah tentu Iin tak mau kalah, dan Nisa juga tidak mau kalah, jadi mau tidak mau, Tiara yang harus menghentikan terlebih dahulu percakapan mereka sebelum debat panas dimulai.

Sementara Iin dan Nisa memutar bola matanya.

Disisi lain, Alia yang berjalan menuju Secret Room melihat Idham yang beberapa langkah didepannya, karena mengingat pesan Iin, Alia mempercepat langkahnya agar bisa sejajar dengan langkah Idham. Kebetulan yang tidak disengaja

"Woi Idham!!" Tepuk Alia pada bahu Idham yang membuat Idham kaget karena kedatangan tiba-tiba Alia.

"Yaampun, lo ngagetin tau gak!!" Ucapan Idham membuat Alia mengangkat tangannya berbentuk peace.

"Ada apa? tumben lo nyapa gue." Tanya Idham sambil berjalan seiringan dengan Alia.

"Yaelah, tetangga kelas kok galak amat. Gue cuma mau nyapa kok, gak boleh? Boleh dong." Alia masih terus menyamai langkahnya dengan langkah Idham yang lebar.

"Gak biasanya aja." Pernyataan Idham membuat Alia mengerutkan keningnya tanda tak mengerti.

"Udah deh, ngapain nyamperin gue? Ada sesuatu yang mau lo omongin??" Tanya Idham membuat Alia heran, darimana Idham tau bahwa Alia ingin bicara sesuatu.

"Gak usah heran, gue bukan cenayang kok. Santai aja!" Lagi-lagi Alia kaget, kenapa Idham tau pikirannya.

"Gak usah kaget, gue gak bisa baca pikiran, gue tau karena muka lo kebaca!!" Tambah Idham membuat Alia bernafas lega, ia pikir Idham emang bisa baca pikiran.

"Gue mau ngomong tentang Ii-" Ucapan Alia terpotong karena sebuah suara menghentikannya.

"Yang disana, ngapain ngobrol disitu? Cepat masuk kedalam ruangan!!" Itu suara Kak Selo, membuat Alia jadi salah tingkah, sementara Idham yang melihat Alia salting hanya bingung.

Karena sudah ditegur, Idham berjalan meninggalkan Alia yang masih salting. Alia yang menyadari bahwa Idham sudah berjalan meninggalkannya hanya bisa meneriaki Idham dari jauh.

"Idham, gue belum selesai ngomong!!" Teriak Alia.

"Nanti aja lanjutinnya, disuruh ngumpul nih!!" Balas teriak Idham sambil berbalik melihat Alia.

Alia yang menyadari itu melangkahkan kakinya menuju tempat Idham berdiri menunggunya yang tidak jauh dari tempatnya sekarang. Saat sampai didekat Idham, Alia sedikit berjinjit untuk membisik Idham yang lebih tinggi darinya.

"Nanti pulang sekolah, tunggu gue di gerbang, awas kalau lo ninggalin gue, gue pecat jadi tetangga kelas!!" Bisikan Alia hanya dibalas anggukkan kepala dari Idham.

Setelah membuat yakin Idham, Alia melangkahkan kakinya masuk ke dalam Secret Room setelah melepaskan sepatunya dan meninggalkan Idham dibelakangnya.

Tanpa Alia sadari, sedari tadi ada sepasang mata yang mengawasi mereka, mulai saat ngobrol ditengah jalan sampai Alia yang membisikkan sesuatu ketelinga Idham.

30 menit berlalu, rapat Paskibra akhirnya selesai. Anak-anak lainnya sudah berebutan untuk keluar, pasalnya rapat kali ini mengambil jam istirahat yang artinya mereka yang terburu-buru keluar sudah pasti ingin ke kantin untuk mengisi perut. Lain halnya dengan Alia, ia bahkan tidak beranjak dari tempatnya duduk, matanya masih setia menatap Marcello didepan sana yang sibuk membereskan kertas absen.

Sampai pada suara yang membuyarkan lamunanya.

"Woi, gak keluar lo?" Tanya Idham.

"Ah, ini mau keluar." Alia beranjak dari tempatnya duduk, dan berjalan keluar menuju kelasnya. Idham yang diacuhkan begitu hanya mengacuhkan balik tindakan Alia tadi.

Setelah memasang sepatunya kembali, Alia berjalan menuju kelasnya. Tapi, sebelum benar-benar melangkah, Alia berbalik melihat Idham yang sibuk memasang sepatunya.

"Dham??" Panggil Alia yang membuat Idham yang tadinya sibuk memasang sepatu kini beralih menatap Alia,

"Apa??" Tanya Idham,

"Jangan lupa nanti yah!!" Idham hanya menganggukkan kepalanya, Alia kemudian melanjutkan langkahnya menuju kelasnya.

Langkah Alia terkesan semangat, bagaimana tidak?? Selama rapat berlangsung yang diperhatikan hanyalah Marcello yang sibuk memimpin rapat, cuci mata 30 menit membuatnya kenyang.

Saat sampai dikelas, Alia tidak melihat Iin, Tiara, dan Nisa di kelas, pasti mereka sedang berada di kantin. Karena mager, akhirnya Alia duduk dibangkunya memainkan ponselnya sambil menunggu teman-temannya dari kantin.

Bel pulang sekolah berbunyi, Alia segera merapihkan alat tulisnya, Tiara dan Nisa serta Iin juga sama. Setelah selesai, mereka berempat berjalan beriringin menuju parkiran, saat sampai parkiran, Nisa serta Iin mengeluarkan motor mereka dari parkiran, Nisa bareng Tiara sementara Iin bawa motor sendiri.

"Lo gak pulang Al??" Tanya Tiara yang kini mengambil alih kendara dari Nisa.

"Nanti, gue ada urusan dulu." Ucap Alia ngeles.

"Yaudah, duluan yah." Lambai Iin diikuti Tiara dan Nisa, Alia hanya tersenyum.

Saat Motor mereka sudah menghilang dari pandangan Alia, Alia mulai menengok kiri kanan kepalanya mencari Idham, sementara Idham yang berada di dekat gerbang hanya melambaikan tangannya saat Alia dan dirinya bertemu pandang.

Alia segera menghampiri Idham yang disebelahnya sudah ada motor dan helm, sepertinya Idham emang udah daritadi menunggu Alia.

"Darimana aja sih lo?? Lama banget!!" Sinis Idham.

"Biasa, anak Sastra telat pulang." Ucap Alia yang kini berada didepan Idham.

"Iya, tau anak Seni mah bisa apa." Ucap Idham yang membuat Alia terkekeh pelan, dasar Idham baperan.

"Udah deh, lo mau ngomong apa??" Tanya Idham to the point.

"Ini tentang Iin." Jawab Alia to the point juga.

"Iin?? Temen lo?" Alia hanya menganggukkan kepalanya,

"Kenapa sama Iin??" Lanjut Idham.

"Mm kalau gue bilang dia ada perasaan sama lo gimana??" Tanya Alia ragu..

Pasalnya Idham itu pilih-pilih kalau pacaran, mantannya aja yang baru-baru ini ketua KIR. Sedangkan Iin hanyalah murid biasa yang sering dihukum pas pelajaran Kimia.

Saat Idham ingin membuka mulut, dering ponsel Alia menghentikan keinginannya berbicara. Alia segera merogoh ponselnya dari saku roknya dan terpampang jelas caller id yang menunjukkan nama Iin Zulkarnain. Panjang umur nih Iin, baru aja diomongin udah nelpon. Tanpa basa basi, Alia menjawab panggilan Iin.

"Halo?? Alia??"

"Yah, ada apa In? Kok lo kayak panik?"

"Al, Al, lo, lo harus kesini!!"

"Kesini kemana?? Yang jelas kek kalau ngomong."

"Tiara sama Nisa kecelakaan!!"

"APA?? Sekarang kalian dimana??"

"Puskesmas deket sekolah."

Tut...tut...tut...

Alia yang panik segera memutuskan panggilannya sepihak, sementara Idham yang melihat Alia panik berusaha menenangkannya.

"Tenang dulu Al, ada apa sebenarnya??" Tanya Idham sambil menyuruh Alia tenang.

"Dham gawat. Nisa sama Tiara kecelakaan. Gimana nih? Motor gue belum bisa keluar lagi, masih rame." Panik Alia sambil melihat motornya yang terjebak di parkiran karena banyaknya motor yang masih parkir disana.

"Dimana? Biar gue anter, ayo naik!!" Idham memakai helmnya dan naik ke motornya. Alia yang kini panik, langsung menaiki motor Idham dan melaju menuju Puskesmas dekat sekolah.

Tanpa Alia sadari lagi, sepasang mata tadi melihat mereka pergi, daritadi mata itu mengawasi mereka. Sepasang mata yang sama.

Bersambung.......

Jangan Lupa Vommentnya

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro