Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CRUSH 03

¤¤¤

Keesokan harinya adalah hari Selasa. Biasanya guru yang mengajar pada jam pertama sangat tepat waktu tidak kurang dan tidak lebih jadi untuk murid yang terlambat masuk sudah pasti Alfa di absen guru tersebut. Tidak ada toleran sama sekali.

"Annisa Damian?" Kata Bu Wati mengabsen muridnya.

"Belum datang bu." Teriak Iin yang merasa belum melihat Nisa.

"Itu anak, selalu saja terlambat dihari Selasa!!" Ucap Bu Wati sambil menuliskan huruf a pada absen Nisa.

TOK....TOK...TOK....

"Ass-alam-ualai-kum, bu." Ucap Nisa sambil terbata-bata karena takut.

"Walaikumsalam, kamu baru datang Annisa?" Ucap Bu Wati dengan nada sakarastik.

"Mm, i-ya, Bu." Balas Nisa yang masih berdiri didekat pintu sambil menunduk. Takut menatap Bu Wati yang sedang menatapnya garang.

"Kamu jangan masuk, tunggu sampai jam pelajaran saya selesai!" Datar tapi nancep dihati. Ucapan Bu Wati yang berarti tidak mengizinkan Nisa untuk masuk kelas.

Nisa hanya menganggukan kepalanya dan menjauh dari kelasnya. Pikirannya saat ini hanya menuju ke perpustakaan. Tapi sebelum masuk ke perpustakaan, Nisa melihat Kak Rei yang sedang duduk dengan teman-temannya di depan perpustakaan.

Rei yang merasa diperhatikan itu menoleh ke arah Nisa yang menatapnya dengan mulut terbuka. Rei merasa hatinya tergelitik melihat ekspresi Nisa yang menurutnya sangat lucu, dengan rambutnya yang curly serta mata bulatnya yang berwarna hitam pekat yang membuat siapapun melihatnya akan terpesona.

Sementara Nisa yang merasa dirinya diperhatikan segera sadar akan lamunannya dan merutuki dirinya yang menampilkan wajah cengo didepan orang yang dia suka, tanpa memikirkan apapun lagi Nisa melangkahkan dirinya masuk ke perpustakaan tanpa menoleh ataupun tersenyum kepada Rei.

Tinggal selangkah lagi untuk mencapai pintu perpustakaan, namun langkahnya terhenti dikarenakan seseorang menahan lengannya yang membuat Nisa harus berbalik dan melihat seseorang tersebut. Alangkah terkejutnya Nisa saat mengetahui yang menahan lengannya adalah R.E.I.

"Mm, ada apa yah kak?" Nisa menatap ragu kak Rei yang masih memegang lengannya.

"Itu gue mau minta id line lo," Rei dengan segera melepas tangannya dari lengan Nisa dan segera menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Bisa gak?"

Sementara Nisa kini sudah beku ditempatnya mendengar ucapan Rei yang membuatnya terasa ingin terbang ke langit ketujuh.

"Lo jangan salah paham dulu, teman kelas gue yang minta tapi lewat perantara gue."

Jleb....

Imajinasi Nisa sangat tinggi sehingga membuatnya atuh ke dasar jurang yang sangat curam.

"Maaf kak, gue gak ngasih id line ke orang Asing!" Nisa mengucapkan kalimat tersebut dengan menekankan pada kata asing untuk menyindir perlakuan Rei terhadapnya. Sakit banget Coy.

Namun tentu saja Rei yang merupakan salah satu spesies cowok kurang peka jadi hanya mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Oh yaudah, maaf yah buang waktunya sebentar." Rei menatap Nisa seraya tatapan itu menampilkan wajah bersalah, Nisa hanya menganggukan kepalanya dan berlalu dari hadapan Rei dan langsung masuk ke dalam perpustakaan yang sepi, maklum jam pelajaran.

Sesimple itu.

¤¤¤

Sementara di dalam kelas, Iin, Tiara dan Alia merasa gelisah plus kasian terhadap Nisa yang dikeluarkan secara tidak hormat dari kelas. Iin yang duduk sendiri tanpa Nisa merasa tidak nyaman karena takut akan ditunjuk mengerjakan soal di depan papan tulis.

"Al, Ti? Gue gelisah banget tau gak sih duduk sendiri!!" Iin berbicara dengan cara berbisik agar bu guru tidak mendengarkan pembicaraan mereka.

"Tu kaki gak bisa diem yah? goyang mulu dari tadi. Kayak kebelet pipis aja lo." Alia menatap Iin yang tidak bisa diam tempatnya seperti cacing kepanasan kurang belaian kasih sayang.

"Semakin lo banyak gerak, Bu Wati gak segan-segan nyuruh lo kerjain semua tugas yang ada di papan," Tiara sengaja menakut-nakuti Iin yang dasarnya memang sangat anti dengan Bahasa Jerman dan entah kenapa ia menjadi anak Sastra.

"Lo jangan gitu dong, gue pindah dideket lo yah, kita duduk bertiga!" Iin segera beranjak menuju ke arah Alia dan Tiara. Namun terlambat karena Bu Wati mengetahui gelagat Iin.

"Iin kamu mau kemana?" Bu Wati menatap Iin yang masih berdiri di samping bangkunya dengan tatapan intens yang membuat Iin takut setengah mati memdengar suara Bu Wati yang datar kayak triplek.

"Mm, saya mau ke-" Tak sempat Iin melanjutkan perkataannya, dirinya sudah di skakmat oleh ucapan Bu Wati.

"Kerjakan soal diatas!!" Perintah Bu Wati.

"MATI!!" Ucap Iin refleks

"Kamu bilang apa? Cepat kerjakan diatas!" Bu Wati yang mengeluarkan aura negatif yang membuat seluruh siswa dalam kelas terdiam.

"Saya belum selesai Bu." Iin berpura-pura fokus pada buku catatannya seperti orang yang sedang berpikir keras mengerjakan soal diatas.

"Belum selesai berarti kamu tau jawabannya kan? Sudah cepat kamu kerjakan dan jangan banyak alasan!" Ucap Bu Wati membuat Iin tak berkutik dan mau tidak mau harus mengerjakan soal kimia yang susahnya minta ampun.

( kita lewatkan scene Iin yang sudah pasti jawabannya salah dan dihukum tidak boleh mengikuti sisa pelajaran Kimia hari ini ).

Bu Wati yang sadis atau Iin yang kebegoan?

Bersambung.......

Jangan lupa yah vomment.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro