Thalia.

"Kenapa lo bengong aja? Kesurupan?" Najla menepuk pundakku, membuatku mengalihkan pandangan, lalu memutar bola mata kesal.

"Jla, bantuin gue yuk?"

"Ngapain?" Najla duduk di kursinya, menyahuti ku tak acuh.

"Belajar, sama nyari kampus." Kalimatku berhasil menarik perhatiannya, Najla mengalihkan pandangannya ke arahku.

"Kampus? Jadinya nguli nih nggak jadi kerja aja? Katanya capek belajar?"

"Ah, serius nih." Alis Najla bertaut, mungkin agak heran dengan kelakuanku pagi ini, tapi akhirnya dia mengangguk juga.

"Yaudah pulang kerumah gue aja, sekalian ada titipan buat lo." Aku baru saja mengagguk ketika Dhanu masuk ke kelas, dari tampangnya aku tau dia bakal berusaha ngebujuk aku. Tapi berhubung mukanya udah dimelas-melasin aku bikin tambah melas aja sekalian lah ya.

"Thalia, tugas lo belom dikerjain kan? Mau nyontek nggak nih?" Dia menyodorkan bukunya ke arahku. Sedangkan aku sibuk memasang headphone, mengabaikan usahanya.

"Tha, gue bawa delfi loh, lo nggak mau nih?" Aku mendengus, lalu memutar bola mata malas. Sudah berapa tahun sih, si Ishal ini mengenal ku? Sekedar delfi aku juga bisa beli.

Dhanu menarik napas panjang, lalu akhirnya menyerah dengan usahanya, apalagi guru juga sudah masuk, jadi usahanya berhenti sampai disana. Selama jam pelajaran berlangsung, Dhanu bergerak gelisah di bangkunya, sesekali tatapan kami bertemu, sebelum aku kembali buang muka.

Sebenarnya, agak nggak tega sih nyuekin Dhanu begini, tapi siapa suruh dia kemarin ngacangin aku? Rasain aja sendiri rasanya di kacangin.

"Tha, kasian tuh si Dhanu." Aku menoleh, dan menemukan Surya sudah duduk di atas meja tepat di belakangku.

"Tau lu Tha, nggak liat dia udah melas banget gitu?" tiba tiba Wahyu ikut nyeletuk. Aku mendengus mendengar bujukan keduanya, sedangkan Najla cuma senyam-senyum mendengar bujukan Surya dan Wahyu.

"Lo pada kenapa, sih? Emang si Dhanu gue apain?"

"Yaelah Tha, kita udah tau kok. Si Dhanu juga nggak ada otaknya memang, selingkuh kok update path." Pingin aku timpuk rasanya si Surya waktu dia ngomong kayak gitu pake tampang sok innocentnya. Sama, kayak aku pengen nimpuk Najla yang sekarang ketawa gara-gara Surya ngomong kalimat tolol barusan.

"Apaan sih kalian? Pada ngomongin apaan? Nggak lucu bercandanya."

"Serius Tha, emang lo belom jadian sama Dhanu? Gue kirain udah." Beneran minta ditabok ini  anak. Sejak kapan sih cowok-cowok ini jadi bigos?

"Surya! Gue tabok lo ya?! Balik nggak lo berdua sana ketempat lo?!"

"Tau lo berdua kenapa jadi pada tukang gosip sih? Balik sana lo berdua." Najla kali ini ikut menimpali, walaupun nada suara dan kalimatnya kontradiksi. Kalimatnya membantuku mengusir mereka, nada suaranya mendukung mereka untuk terus meledekku.

"Yaela Jla, kok lo ikutan galak, sih?" Wahyu ikut misuh misuh tapi akhirnya nurut juga balik ke bangkunya masing-masing.

"Kok jadi nggak enak gini sih, Jla? Jadi pada mikirnya gue ada apa-apa sama si Dhanu?" aku menghempaskan punggungku ke sandaran kursi, kesal dengan kejadian barusan.

"Ya mungkin emang lo ada apa-apa ama si Dhanu?" Najla menjawab pertanyaanku acuh, tapi belum sempat aku melayangkan protes atas kalimatnya, ia sudah kembali melanjutkan.

"Udah nggak usah dipikirin. Selesaiin tuh PR lo." Agak nyesel juga aku menolak tawaran contekan Dhanu tadi pagi. Nyontek ke Najla sama aja bohong, dia juga lagi nyalin, sama kayak aku.

Dhanu masih aku cuekin sampai jam istirahat pertama, tapi waktu jam istirahat kedua, aku nggak sanggup untuk nyuekin dia lagi, setelah dia menyodorkan sebuah foto tepat di depan mataku.

"Aaah Dhanuuu!!! Lo dapet ini foto dari mana? Ih sumpah ya speechless!  love you, Nu! sumpaah ih! Aaah!" Nggak usah tanya kenap aku sehisteris ini, dan nggak usah tanya kenapa Dhanu langsung termaafkan, kalaupun dia minta aku untuk traktir dia makanan satu kantin aku jabanin!

Mau tau benda sakti apa yang bisa bikin aku secinta ini sama Dhanu? Foto kecilnya Fadli!

Foto dia udah gede aja aku susah dapetnya, sekalinya dapet kalo nggak bareng temen-temennya, ya candid. Aku udah bilang kan Fadli itu cool abis? jadi boro-boro selfie, foto dia sendiri aja langka banget.

"Gitu aja, langsung cinta sama gue, tadi aja, ngelirik gue aja nggak sudi." Dhanu menatapku kesal, sedangkan aku justru terkekeh geli.

"Hehehe lagian lonya sih. Udah deh, udah gue maafin kok. Lo mau apa? sini gue traktir." Aku tersenyum lebar membuat Dhanu mendengus.

"Beliin gue ketoprak! Gue laper!" Dengan gerakan kilat, aku langsung berdiri dan menggandeng lengannya.

"Yuk! Kalo perlu abangnya gue beliin buat lo. Tapi kita cari Najla dulu ya Najla harus banget tau!"