Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

9. Play Game

Putaran selanjutnya dimulai, Kande masih menjalankan tugasnya menjadi operator pemutar bolpoin. Lagi-lagi, mengarah ke arah Gland. Satu kali. Dua kali dan tiga kali, tak segan-segan Cradela merampas posisi Kande dengan kesal. 

PLAK!!!

Decitan Cradela memukul meja terdengar keras. Sebagaimana menatap Kande dalam kondisi tak bersahabat.

"Gue juga mau nunggu giliran. Enggak  cuma ke arah Gland. Kalau lo mau khusus turth ke dia. Mending lo buat pemainan sendiri aja, deh!" papar Cradela tak sengan-segan menatap Gland, dengan tatapan yang tidak jauh berbeda diperuntukan bagi Kande. 

Gland diam-diam memenangkan Cradela mengusap punggungnya dari belakang, agar tidak terlihat oleh mereka. Gland meraih bolpoin yang kini berada di gengaman Cradela melanjutkan permainan ronde berikutnya. 

"Hari ini, lagi PMS?" bisik Gland di tengah ke ramaian yang telah menunggu bolpoin itu tertuju. Padahal, saat ini Gland mensibukan memutar-mutar bolpoin agar terlihat sungguhan.

"Sini, biar gue aja." Gabriel kembali mengambil posisinya kembali sebagai operator. "Dasar, teman gue enggak ada yang cocok di bidang ini," decihnya lalu memutar bolpoin tersebut dengan satu lingkaran tajam.

Bolpoin itu menunjuk ambang antara Bastian dan Gabriel. Kedua lelaki itu kini saling berkicau. Area mana yang terlebih jelas di tunjuk oleh si bolpoin.

"Ash! Lo juga si, muter bolpoin enggak becus," gelik tawa Bastian menjitak Gabriel, operator pemutar ronde bolpoin itu kini berdebat.

"No! No! No! Ini udah jelas ke lo," tunjuk Gabriel menunjuk presentase lebih banyak mengarah ke arah Gland.

"Enggak bisa gitu, dong!"

Gland pun meraih bulpoin tersebut mengantikan perdebatan yang terjadi diantara ke dua lelaki itu.

"Bastian!" teriak Raberta terlebih dahulu. Terlihat jelas, bulpoin itu memutar ke arah temannya bernama Bastian.

Yang merasa namanya dipanggil melotot tak percaya dengan bulpoin yang terang-terangan mengarah ke arahnya. Lelaki itu memutarnya dengan keras sebelum Raberta meninggalkan sebuah turth, alias pertanyaan. 

"Orang yang lo suka disini?" Tinie segera mecetuskan pertanyaan. Menutup mulutnya dengan terkekeh kecil dengan tatapan yang teralih ke arah gadis tidak jauh dari posisinya itu.

Dimana, Cradela yang mendengar perkataan itu segera menuangkan minuman di gelasnya seolah tiba-tiba kerongkongannya tercekat.

Gadis itu meminum meminumnya dengan sekali memperlihatkan Bastian, selagi teman lainnya menunggu apa yang akan dikatan lelaki itu.

Dijelaskan dari posisi Tinie melingkar. Diikuti Cradela, Gland, Kande, Bastian, dan titik terakhir berada di posisi Gabriel. Membuat posisi Cradela dan Bastian seolah berhadapan.

Bastian sekilas memperhatikan gadis dihadapannya itu sebelum menjawab. Sedankan Cradela, berharap lelaki itu
Cradela berharap lelaki itu tak akan menjawabnya. Meski Cradela seolah bertindak seolah bertindak acuh tidak acuh, gadis itu mengajak Gland menyantuhkan gelas mereka.

Pada akhirnya, Bastian memilih mendapatkan hukuman dengan menuangkan minuman tiga kali tuangan ke dalam gelas pilsnernya.

Tanpa mereka sadari, Gland mengacak rambut Cradela dengan gemas seusai gadis itu mengajaknya bersulang.

Di dalam, Bastian yang meratapi cinta bertepuk sebelah tangan. Terdapat Cradela yang diam-diam menjalankan hubungan pertunangan dengan si Gland tanpa mereka mengetahuinya. Nyesek, lur!

*** 

"Cheers!"

Mereka berenam bersulang merayakan hari bebas ini. Hari semakin larut, tak lupa si pemilik rumah membiarkan mereka menginap jika ingin menginap di kediaman rumahnya. Rumah Cradela yang hanya ditempatinya dan juga oleh Ayahnya saja, terlalu banyak kamar kosong yang tersedia. 

Tinie, yang terbiasa menginap di rumah Radelyn, bahkan si pemilik rumah tidak keberatan jika teman dekatnya itu, Tinie dengan senang mengangap rumah sendiri. Ya. Alasan lain lebih mendukung, dikarenakan Tinie adalah anak dari partner Arsy, ayah Radelyn. 

Jam dinding telah menunjukkan pukul 11.00 PM, Bastian telah mendapat panggilan, lelaki itu terlebih dahulu meminta ijin.

"Hus! Hus sana!" Nada mengusir, Raberta mengusir Bastian dengan hempasan tangan.

"Ish. Anak Mami. Main jauh dikit dicariin," gelik Gabriel berkomentar.

"Bacot, lo! Sini ngopi bareng." Bastian menepuk pundak Gabriel berulang kali. Bukan menepuk sekedar ucapan salam Bro, melainkan menepuknya hingga terasa ke umbun-umbun.

"Bas, gue pulang bareng lo, ya?!" alih-alih Kande menghentikan perdebatan kedua lelaki itu melambaikan tangan melambaikan ke arah lelaki itu berada dengan tatapan melemas.

"Iya! Lo juga buruan pulang, kalau perlu jangan balik ke rumah gue!" cicit Radelyn di penuhi bau alkhol mempersilahkan mereka pulang.

Kini hanya Gland, Gabriel, Raberra dan Cradela sendiri yang masih tersisa. Mereka bertiga memang perloved sangat bagi Cradela. Mereka kini mememenuhi keramaian di kediaman rumahnya.

Beberapa minuman bermerek logo bintang itu telah habis dan tersisa beberapa botol. Gabriel dan Cradela, kedua orang pecandu minum itu belum juga saling mengakhiri. Saling menuangkan minuman anggur satu sama lain berduel di dalam dunianya sendiri-sendiri.

Cradela memukul satu botol minuman yang masih tersisa di atas meja berdecak kesal mendahului perperangan kepada Gabriel, yang kini menjadi partner minumnya.

"Cih! Kenapa lo habisin semua?" Berulang kali Cradela memukul gelas plisner milik Gland dengan botol yang masih berada di gengamannya. Gadis itu pula membagikannya kepada Gland dan juga Raberta, menuangkan secara merata ke gelas masing-masing. 

Gabriel meraih botol tersebut menuangkannya kepada gelas pilsner Cradela. Lalu menyatuhkan gelas mereka semua.

"Cheers!"

Cradela tetap menerima minuman dari Gabriel meski tubuhnya terasa lemas. Seolah telah mendekati titik akhir. 

"Gland ..." Cradela menengalamkan wajahnya di bidang lelaki itu memeluk dari samping, dari posisinya saat ini.

"Udah, Cra. Biar gue anter lo ke kamar," pintah Gland lembut. Lebih dari perkataan yang basa di dengarnya. Membuat Cradela tanpa disadari sedikit menarik senyum dibibirnya.

Cradela lebih mempererat pelukannya. Bahkan ia tidak ingin melepaskan pelukan itu dalam sekejap.  

Tidak dengan Gabriel. Lagi, lagi dan lagi menuangkan botol yang masih tersisa kepada gelas plismer gadis itu.

Cradela menepuk meja dengan kesal.
Entah Gabriel bersikap acuh tidak acuh dengan interaksi kedua orang itu, atau yang ia lakukan di luar batas ambang sadarnya. 

Akhirnya, Cradela pun menyondorkan segelas minuman hasil tuangan Gabriel kepada Gland--lebih tepatnya menawari.

Gland pun mengangguk mengiyakan membuat ekspresi gadis berubah. Bersorak heboh, "Yeah! Gland juga mau!"

Gland meneguknya hingga tak tersisa selagi menampar tatapan tajam kepada si Gabriel. Cradela yang mendongak memperhatikan lelaki itu masih bertaut pada posisi ternyamannya.

Jauh berbeda dengan Tinie, yang masih keadaan normal diantara ketiganya. 

Lagi, lagi Cradela tiba-tiba tidur terlelap. Gland pun membopong badan mungil gadis itu ke dalam ruangan kamarnya yang berada lantai  atas.

***

kalau ada salah tokoh,
ingetin ya?🐣✨

sampai sini, gimana?

bosen enggak wkwk 

kayaknya klo revisi,
banyak yang perlu di revisi disini😭🙌

hohoo, thanks 9 chapter🍭

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro