Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

8. Party Time

Pagi kembali tiba, chef Gland telah mempersiapkan hidangan sarapan pagi di meja makan. 

Cradela yang barusaja menuruni tangga itu tergesa-gesa dikarenakan aroma makanan yang sangat mengungah cacing diperutnya. 

"Gland yang masak?" alih-alih Cradela bertanya telah menduduki meja makan. 

"Lo kira gue pesen gofood?"

Terlihat jelas Gland mengenakan celemek. Gitu masih pada tanya. Cradela terkekeh kecil mempersiapkan sepiring nasi kepada mereka berdua.

"Cra, jadwal kelas gue siang." 

"Yeah! Enggak bareng gland!" Cradela beseru senang melambaikan tangannya ke atas dengan perasaan bahagia seolah anak kecil yang merasa senang ketika diberi mainan baru. 

"Seneng banget, lo?!" Gland membuyarkan kebahagian gadis itu. Dimana, Cradela cukup senang tidak akan lagi yang mengekor di belakang ekornya. 

Seusai keduanya sarapan pagi, Cradela telah bersiap mengawali pagi cerahnya tanpa gangguan Gland. Gadis itu meraih tas selempangnya berpamitan.

"Cradela berangkat dulu! Jangan lupa jaga rumah gue, Gland!" tawa kecil itu menghiasi wajah cantiknya di pagi ini. Begitu juga dengan Gland meraih kontak mobilnya.

"Gue anter."

Singkat, padat, dan jelas.

"Gland!"

Cradela yang tiba-tiba berteriak lantang menghentikan langkah lelaki itu.

"Gland! Kenapa lo enggak batalin pertunangan kita aja, sih? Lalu kita joget bareng," meski dengan kalimat keputusasaan, Cradela tetap mencairkan suasana dengan humor bernada tiktok yang tidak lama di dengarnya. 

Gland bersikap acuh tak acuh. Mengelus rambut gadis itu sebelum melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. 

Cradela hanya menghela nafas dalam meneralkan detak jantungnya. Bukan karena kebawa berparasaan dengan tingkah laku Gland, akan tetapi perasaan takut terhadap suatu hal tidak jarang membuat jantung terasa lari marathon.

"Gue yakin, pembicaraan gue salah."

Tak lama, kedatangan Cradela menyambut Gland yang terlebih dahulu telah memasuki mobil.

Tidak ada pembicaraan di antara keduanya, membuat gadis itu menyesali perkatannya. "Gland? Pembicaraan gue salah, ya?"

"Enggak! Gue rasa itu wajar. Lo yang seberapa kenal gue. Begitu juga dengan gue."

Bagaimana rasanya, menjalin hubungan yang dirasa keduanya tidak dilandasi saling mengenal lebih dalam terlebih dahulu? 

"Tapi gue ngerasa bersalah. Jangan dimasukin ke hati, ya!" Cradela memohon mencondongkan bola matanya menatap Gland berfokus pada jalanan yang dilalui.

Usai itu, tidak akan yang perlu mereka bicarakan lagi. Begitu juga dengan Cradela masih terasa canggung.

Sesampai di depan HigHigh Universitas, Gland menghentikan mobilnya dimana gadis itu akan memasuki kampus. Sayangnya, posisi Gland kali ini sebagai pengantar, maka sana, lelaki itu tidak diijinkan masuk ke area dalam universitas apalagi pakaian yang dikenakan Glan hanya sebatas kaos omblong.

"Itu teman gue!" tunjuk Cradela berseru. Dilihatnya, Tinie berjalan kaki dikarenakan jarak dari rumah tidak terlalu jauh, katanya.

Cradela membuka kaca spion selagi melambaikan tangan kepada Tinie sebelum ia keluar dari dalam mobil.

Fiks! Hari ini Gland beralih profesi menjadi supir pribadi Cradela bahkam Cradela sendiri pun tak memberi salam hangat kepadanya.

"Cla? Lo bareng Gland?" Tinie tidak percaya dengan seseorang lelaki tampan yang sedari bersama temannya itu.

"Hari ini dia jadi supir pribadi gue!"

Sial! Rupanya, Tinie tak memperdulikan jawabannya darinya. Tinie tetap menggoda Gland dengan tatapan genitnya itu. "Hai. Hai. Gland!"

"Hai--"

Belum selesai Gland menyapa. Selagi menyesaikan ucapannya, Cradela diantara mereka segera menghentikan aksi kedua orang di dekatnya itu.

"Dasar jelalatan! Awas aja, kalau teman gue lo embat juga," bisik-bisik Cradela berbisik tentunya tidak sampai hingga ke pendengaran Tinie.

"Cla. Yakin lo enggak mau ngadain pesta?"

Cradela sempat berfikir. Menatap Gland, yang berada di ambang keputusannya. Masalahnya, ia akan meminta ijin ke lelaki itu. Jika biasanya, Cradela memastikan tanpa mempertimbangkan karena emang kondosinya rumah free. Teruntuk saat ini ...

"Hem. Gimana ya?" terlihat jelas, Cradela mempertimbangkan.

"Iya. Bokap lo. Bokap kita kan lagi dinas," jelas Tinie.

"Dalam rangka acara apa, nih? Pakek gebyar party, segala?" Gland mencelah perkataan kedua gadis itu mengangkat alisnya tertuju ke arah Cradela.

Dalam hati, Cradela berkata, "Bolehin ya, Gland!"

Gland pun memilih acuh. Menandakan bahwa lelaki itu tak menyetujuinya. 

"Ish! Dia enggak ke kampus?" Tinie menyengol lengan Cradela bertanya disela kepergian Gland tidak memasuki area kampus.

"Kelas siang," jawab Cradela. Beruntungnya, temannya itu tak bersikap seperti wartawan.

"Yaela. Jadi sedih gue." Tinie menunjuk raut tak bersemangatnya. Ih kenapa tuh anak? Cradeline, yang berstatus tunangannya saja, malah bersorak bahagia. Hihihi.

***

Cradela tak hentinya meminta persetujuan lelaki itu. Seolah acara itu, adalah hari menyambut kebahagaiannya.

Di saat pergantian kelas, Cradela menyempatkan waktu sejenak sebelum ke kelas berikutnya tak segan-segan membujuk Gland. Bahkan gadis itu mengurangi rasa genginya dengan melakukan video call terlebih dahulu.

"Gland! Ya. Ya. Ya? Ijini gue buat party di rumah, huftt!"

Mengulang kali mengatakan hal sama,  tak terjadi apa-apa. Lelaki itu terlalu sulit mengatakan 'Iya'.

Gland berulang kali mematikan sambungan telepon, akan tetapi Cradela tak berhenti sampai disitu. Lagi, lagi, dan lagi.

Pada akhirnya, entah kesepakatan apa yang Cradela buat, pada akhirnya, Gland menyetuinya. Gadis itu tak sabar mengundang teman-teman lainnya seolah rutinitas hal itu adalah rutinitas biasa. 

*** 

Tik!Tok!

Tinie memeluk teman baiknya seolah keduanya tidak bertemu dalam waktu lama.

"Apaan sih, najong!" Cradela mempersilahkan gadis itu masuk ke dalam kediman rumah selagi menunggu teman lain datang, Tinie membawakan oleh-oleh yang tidak asing lagi bagi mereka.

Bermula dari kedatangan Tinie, disusul teman-teman lainnya. kediaman rumah Cradela dipenuhi oleh beberapa teman laknat duduk melingkar dengan minuman berbintang--dari bintang lima, bintang kejora, bintang kecil hingga minuman kaleng berlogo bintang tersedia.  

Kartu uno berputar sesuai urutan. Hukuman bagi mereka yang kalah di setiap ronde, adalah disunguhkan minuman bermerek tersebut dengan lima gelas plisner, di setiap individu.  

Jika di rasa telah membosankan, kali ini mereka melanjutkan permainan turt or turt jauh lebih seru dengan tantangan yang diberikan. Jika salah satu dari mereka terunjuk, harus menjawab pertanyaan yang diberikan. Jika tidak, tiga gelas minuman menanti. Tidak jauh berbeda dengan peraturan biasa. 

Inilah istilah party yang dikenakan oleh mereka-mereka. Lebih tepatnya, dengan minuman bermerek bintang itu mereka menyebutnya sebagai pesta. Pesta alkohol dalam semalam.

Gabriel, kini memutar bolpoin searah dengan jarum jam. "Cekidot!" teriaknya nyaring. Dimana bolpoin itu tertuju ke arah Tinie tepat.

"Orang yang lo sukain disini."

Pertanyaan itu, lebih baik Tinie memilih menuangkan minuman di gelas plisnernya. Ia juga tak mengerti, apakah perasaan suka atau sekedar kagum akan yang dimiliki lelaki itu.

"Next-next!" Kande meraih bolpoin tersebut dari tangan Gabriel memainkan putaran selanjutnya.

Cekidot! Bolpoin itu tertuju ke arah Gland. Gland yang sibuk memainkan ponsel kini mendongak ke arah teman-temannya yang sedang menyorakinya.

"Tipe ideal?"

"All everthing for me," jawab Gland. Diam-diam lelaki itu melirik Cradela yang berada di dekatnya.

Kande yang merasa diperhatikan itu membuat sebuah senyuman tanpa disadari.

"Ih, kenapa lo senyum-senyum sendiri? Baper?" Cradela melirik Kande yang berada disamping kanannya. Jika disamping kiri ada Glen. Bagimana Kande tidak kebaperan, coba? Posisi Cradela dan Kande bersebelahan! Wajar dong, cewek merasa percaya diri diperlihatkan oleh lawan jenis

Putaran selanjutnya dimulai, Kande masih menjalankan tugasnya menjadi operator pemutar bolpoin. Lagi-lagi, mengarah ke arah Gland. Satu kali. Dua kali dan tiga kali, tak segan-segan Cradela merampas posisi Kande dengan kesal.

***

nyatanya, publish juga
butuh tenaga
biar ga mager, ekwk

sampai chapter sini, gimana?
bosen ga wkwk
jgn lupa pencet bintang ya,
biar engga mager update
ehehe😩

see u🙋

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro