Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

7. Frist Kiss

WARNING ALERT :

ada beberapa adegan
rate mature, atau
15+, 17+, +++lah:v
dibawah umur
skip aja, ya😗

***

Lihat, apa yang dilakukan saat ini?!

Gland yang sedari tadi menunjukkan adegan drama kejar-kejaran seperti di film India. Selagi merujuk Cradela yang tak kunjung merespon pembicaraannya.

"Tuan Puteri."

Beruntungnya masih tuan putri, bukan putri duyung. Hahaha.

Selama di perjalanan pulang di dalam mobil, palingan juga Cradela hanya memutar chanel radio FM.

Gland menghentikan pergerakan tangan gadis itu yang sibuk dengan menganti chanel radio FM. "Lo kenapa sih?" tanyanya. Namun tak kunjung mendapat respon.

Cradela yang merasa cengkraman lelaki itu semakin terasa sakit, ia pun reflek meringis kesakitan. "Gland! Sakit ..."

Gland menghentikan mobilnya sejenak di pingir jalan. Ia tak bisa berpaling dari ekspresi gadis itu. Dimana bibir cantik gadis itu yang sedari diam kini mengeluarkan pola kalimat. Gland reflek mengecup bibir cantik Cradela. Dengan tingkah usilnya, membuat gadis itu kini bertambah kesal.

"Lo apa-apaan sih?! Main nyosor!" Setidaknya cengkraman Gland di pergelangan tangannya tiada lagi. Cradela segera membesihkan bibid cantiknya yang ternoda.

"Bilang aja, lo lagi ngambek. Jeles sama gue?" Gland bertanya dengan santai menyanga kepalanya mengenakan kedua tangannya.

Setidaknya, satu kalimat itu sudah lebih cukup.

"Jeles? Mau lo dekatin semua cewek di kampus, gue juga enggak peduli."

Sekian beberapa detik terdiam, yang membuat Cradela terkejut bukan main adalah gerakan Gland yang tiba-tiba mendaratkan ciuman.

Cradela ingin saja berteriak dengan histeris menghentikan gerakan Gland. Sayangnya itu semua terlambat. Gland malah mendekatkan bibirnya tampa cela dengan tangan yang mengelus pipi cantiknya.

Cradela pun sedikit merasa tergelitik ngeri bercampur geli karena tidak terbisa dengan posisi yang dirasanya saat ini.

Dengan kekeuh, gadis itu mendorong tubuh Gland, meski Cradela tau kekuatannya tak sebanding dengan lelaki itu.

"Aww!" Cradela meringis kesakitan dimana Gland pun segera mengakhirinya.

"Itu jauh lebih sakit dari sebelumnya." Bukan malah meminta maaf, Gland bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Kesalahannnya, saat Cradela mendorongnya, ia tidak sengaja mengingit bibir gadis itu.

"Gland ...!" Cradela tiba-tiba terhisak memegang sudut bibir yang masih terasa perih, "sakit ....," ujarnya mengaduh. Ia tidak pernah merasa ini sesakit ini sebelumnya. Paling tidak, hanyalah sariawan. Jika sariawan, bisa diberi obat tetes. Jika untuk saat ini?

"Gue kasih obatnya, biar enggak sakit lagi. Lo bisa diem, 'kan?"

Cradela memurut mengangguk polos.

Gland kembali mengecup bibir cantik gadis itu lalu berkata, "Gimana? Udah baikan?" tanyanya dengan terkekeh kecil. Ia tak bisa memendung tawanya, dengan ekspresi polos Cradela yang hanya mengangguk polos.

Dasar Gland muslihat!

Pletakan berada di kepala Gland, "Dasar mesum! Niatnya emang ambil kesempatan."

"GLAND!!!"

"Hwaaa!" Isak tangis gadis itu semakin menjadi-jadi. Bahkan suara penyiar radio FM dikalahkan dengan suara isak tangis Cradela saat.

"Cra. Lo kenapa?" Gland menatapnya khuatir. Ia tak tau harus berbuat apa.

Cradela hanya mengelengkan kepala menutup raut wajah cantiknya dengan kedua tangan.

"Cewek kalau lagi gosip, bilang 'cowoknya enggak pengertian.' Gimana mau peka, kalau lo sendiri enggak bilang?" Selagi membujuk gadis itu, Gland menyimpulkannya dalam hati.

Tak kunjung berhenti, pada akhirnya Gland memaksa gadis itu menjauhkan kedua tangannya. Cradela pun menduduk dengan tangan yang bergetar.

"Lo kenapa sih, Cla? Cerita sama gue," bujuk Gland mengelus rambut panjang Cradela. Tak lupa membersihkan air mata yang keluar dari pelupuk matanya.

"Lo jahat!" Cradela memberanikan diri.

"G-gue ..." Kalimat itu terputus, ketika Cradela menjelaskannya.

"Lo jahat Gland! Itu frist kiss, gue!" Cradela menepuki bidang kekar Gland kasar. "Lo ambil frist kiss gue! Hwaaa!"

***

Gland menghentikan mobilnya di perumahan Cradela, dimana si satpam berseragam putih itu siaga membukakan pagar. Masih sama dengan hari kemarin, bahkan Gland tidak keberatan jika menginap di kediaman rumah gadis itu.

Gland mempersilahkan gadis itu keluar dari mobilnya terlebih dulu. Reaksi Cradela yang masih memengang bibir cantiknya, membuat Gland sejenak menghentikan langkah gadis itu sejenak.

"Kalau masih kayak gitu, orang-orang pada ikut mikir negatif, Cra." Gland menegurnya. Lebih baik, menunjukkan sikap tanpa biasa-bisa saja.

Tidak lama, Gland menyusul gadis itu usai memakirkan mobilnya di dalam pagar. Selagi menyamai langkah, Gland menepuk jidat Cradela, memastikan gadis didekatnya itu baik-baik saja.

Karena dirasa suhu tubuh Cradela sedikit panas, Gland mempertanyakan, "Lo sakit?"

Yaelah! Sudah tau, kurang enak badan masih ditanya pula! Dasar, cowok! Sudah tau pada akhirnya, akan tetapi masih mempertanyakan. Sekedar basa-basi? Memang benar kata cewek, kodrat cowok adalah tidak peka! Fiks, no debat.

Begitu memasuki kediaman rumah, Cradela menselojorkan badannya di atas tumpukan tikar. Menutup sebagaian tubuhnya mengenakan selimut. Bantal, guling selimut. Lengkap sudah. Ruangan kamar akan berpindah di ruang tamu dalam sekejap.

Begitu juga dengan Gland, dibulatkan dengan urusan dapur selagi membuatkan olahan teh hijau ala-ala Chef Gland, sebagai penghangat badan gadis itu.

"Buruan minum! Habisin!" perintah Gland mengulurkan segelas teh hijau buatannya yang kini telah tercium semerbak wanginya.

Cradela bangkit dari posisi tidurnya berpindah ke atas sofa ikut menonton televisi yang telah dikuasi oleh Gland.

"Gland. Nyokap lo, kirim pesan ke gue." Cradela melemparkan ponselnya ke arah Gland, yang bersender di bawah sofa sibuk menganti saluran televisi.

Gland meraih Cradela membuka roomchat gadis itu dengan Mamanya. Display name 'Calon Mertua' belum digantinya sama sekali.

Dimana maksud dari perkataan kedua perempuan itu--Vio, Mama Gland akan mengajak mereka ke butik langganannya.

"Jadi kapan, Gland?" tanya Cradela tak sabaran. "Hem, atau sekarang?" sedikit berfikir, membuat Gland memelototinya tajam.

"Lo masih sakit," jitak Gland.

Meski terlihat kasar, Cradela menaikan senyum di biburnya merasa diperhatikan.

"Ngapain senyum sendiri? Digodain kunti?" Gland menyengir ketika mendongak berniat mengembalikan ponsel kepada si pemilik. Nyatanya gadis itu tidak hanya sakit fisiknya. Jiwanya pula. Hahaha, canda jiwa.

"Mana ada?" timpal Cradela memperhatikan sekitar.

Gland pun akhirnya mengembalikan ponsel kepada si pemilik. Aplikasi chatting tanpa password membuatnya lebih mudah menyalahkan dan mematikan layar. "Bilang ke nyokap gue. Akhir pekan."

Cradela pun segera mengetikkan pesan. Dimana, matanya semakin meredup, gadis itu berpindah posisi kembali menselojorkan badannya di atas karpet.

"Kalau mau tidur, ayo gue antar lo ke kamar."

"Ish! Ngapain lo ke kamar gue? Jangan macem-macem," waswas Cradela dengan sorot mata yang penuh seledik.

"Atau mau gue gendong?" Detik selanjutnya, lelaki itu malah menyanyikan sebuah lirik lagu, "Tak gendong kemana-mana. Enak yo daripada naik angkut kesasar ..."

PLAK!!!

Lemparan guling mengenai Gland tepat.

Cradela, sebagai pelaku tak lupa mengusir keberadaan Gland yang membuatnya semakin geli dengan nyanyian false itu. "Minggir! Gue mau tidur sini," usir Cradela.

"Gue yang tidur sini, atas karpet. Lo yang tidur atas sofa," jelas Gland tak kunjung berpindah dari posisinya.

Gland yang duduk tenang menselonjorkan kakinya bersender di bawah sofa, sedangkan Cradela menselonjorkan tubuhnya berada di atas karpet dengan selimut yang sengaja di buatnya menutup sebagaian tubuhnya. Apalagi dengan keberadaan Gland masih berada di satu area alas karpet, membuat posisi tak nyaman bagi gadis itu.

"Lo!"

"Lo aja yang tidur atas sofa, Gland! Hiks!!!"

"Masa ada tamu pilih tempat enak?" Gland bertanya balik.

"Tamu adalah raja!" Tak segan-segan, Cradela melempari lelaki itu dengan benda disekelilingnya.

Hasil akhir, selain perdebatan adalah keduanya tidur bersamaan di alas karpet yang sama. Sayangnya, posisi keduanya di batasi dengan guling sebagai jarak agar tidak kelewat batas. Cradela berulang kali melirik Gland dengan ekspresi was-was. Beruntungnya, posisi Gland bersedekap meski di atas posisi tidur.

***

part terpanjang😭✊

banyak kena typo(s) nih!

see you next chapter😌✨

-

-

-

TBC👏

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro