Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

19. Go Public

Cradela berusaha menutup bekas bercak merah di lehernya dengan rambut panjang. Sial! Ini semua gegara vampir Gland!

Meski tidak terlalu ketara sebelumnya, tetap saja itu sangatlah menganggu apalagi jika tidak sengaja terlihat. 

Apalagi dengan Gland, yang kini menyamakan posisi duduk di atas sofa empuk. Cardela menutupnya dengan kelima jemari tangannya.

"Kenapa lo? Lagi sakit encok?" Gland bertanya.

Dalam hati, Cradela ingin mengumpat namun terurungkan dengan tingkah lelaki itu yang berusaha menyingkirkan jemari tangannya.

Gland tak bisa diam saja. Ia mengopresnya dengan air dingin, selagi merawat luka itu dengan baik.

Cradela hanya menduduk memainkan jemari tangannya tak ada percakapan di antara keduanya. Suasana menjadi sepi, hanya iklan dari tayangan televisi yang sibuk memamerkan produk tak mendapat respon dari Gland, maupun Cradela yang masih berfokus dengan pemikiran masing-masing.

"Gland, gue terlalu murah ya?" gercap Cradela tiba-tiba menarik udara sebanyak-banyaknya.

Gland mendongak ke arah gadis itu berada dengan tatapan tidak suka dengan unsur kalimat yang ditanyakannya.

"Cradela. Ingat ini, ya? Murah lo cuma buat cuma gue. Jangan ke orang lain, selain gue."

"Buktinya kita ..."

"Stop! Gue malah berterimakasih karena lo mau jalani hubungan ini bareng gue," jawab Gland memotong perkataan gadis itu menghentikan kompresannya sejenak.

"Di antara kita siapa yang suka duluan?" alih-alih Cradela bertanya menatap lawan bicaranya dengan serius. Jawaban yang cocok menurutnya tertuju ke arahnya.

"Gue?"

"Gue?"

Gland masih ingat betapa ia menyukai gadis itu sebelum adanya ikatan pertunangan di antara mereka. Terdengar klise, akan tetapi semesta seolah mempertemukan mereka kembali. Sebagaimana kedepannya apa yang ditakdirkan untuknya, kita semua tak akan mengerti.

*** 

Berapa banyak pandangan murid di HighHigh Universitas menatap pasangan baru yang kini berjalan melewati beberapa koridor falkultas.

Sebenarnya tak adalah masalah yang terlalu ditonjolkan, hanya saja popularitas Gland yang dikenal dengan 'Cassanova' selalu menjadi pusat perhatian para kaum hawa.

Pada intinya, yang mereka pikirkanlah adalah ..

"Palingan Cradela juga jadi salah satu target Gland."

Berapa banyak komentar yang mereka dengarkan. Gland dan Cradela bersikap acuh tidak acuh tidak. Tidak menutup kemungkinan pula gadis itu juga mendapatkan komentar.

"Fiks! Gue gaada kesempatan lagi deketin Cradela lagi dong?!" 

"Gak!" cegah Gland membalas perkataan salah satu siswa tidak jauh dari kedatangan mereka.

Seolah kabar menyebar begitu cepat hanya dikarenakan feeds yang Cradela unggah menapakan si pemilik akun dan juga Gland. 

"Wih. Wih. Jadi lo pada udah berani go public, nih ye?"

Gland dan Cradela mendongak ke arah sumber suara. Tinie, yang kini lagi-lagi menyambut kedatangan temannya, yaitu Cradela. 

Gland rasa tak ada yang perlu dibicarakan. Ia tetap berdiri tak jauh dari Cradela dengan gaya stay cool andalannya.

"Sayang banget, Gland. Wajah tanpan lo sekarang babak belur," komentar Tinie meringis memperlihatkan beberapa bekas luka di area wajah tampan Gland dikarenakan insiden semalam.

"Gimana? Masih berada di kategori tampan, 'kan?" Gland bertanya balik dengan percaya diri. Namanya juga dari lahir udah tanpan, luka sekecil itu bagi Gland tak akan menghalangi gen ketampanannya.

Tidak bagi Cradela, ia mendramalisir keadaan alih-alih muntah dengan perkataan Gland yang selalu memuji ke tampananannya sendiri. 

"Cla. Cla. Jangan gengsi gitu," gelik tawa Gland meledak. "Awalnya lo mau sama gue pasti karena gue ganteng, 'kan? Rupanya tampan doang enggak cukup." Gland berfikir mencari kelebihannya yang paling menonjol di antara yang lain.

"Inget! Lo yang bucin ke gue," pinta Cradela tepat sasaran. 

Detik itu juga tawa Tinie meledak. "Hahaha! Seorang Gland bisa jadi generasi micin juga ya! Apalagi bucin ke salah satu cewek."

"Hahahaha!" Kini Cradela ikut tertawa.

Sial! Gland merasa disudutkan, bung!

Gland mendekap menutup mulut Cradela mengentikan tawa gadis itu. "Cewek emang tukang gosip."

"Kalau engak ada gosip, enggak ada yang namanya cewek! Kalau enggak ada cewek, lo mau jadi cowok lesby?"

Itulah komentar Tinie setika membuat kepala Gland mendadak puyeng. "Pada akhirnya, gue tau cewek selalu benar." Lalu ancungan jempol kedua gadis itu ke arahnya. 

"Bastian!"

Seketika ekspresi Gland berubah ketika Cradla menyapa lelaki bernama Bastian yang kini menjadi saingannya itu dengan nada yang terdengar antusias. Eh tidak, ding! Tentu Gland lebih memiliki lampu hijau.

Bastian tetap menjalankan langkahnya menuju ke arah gadis periang itu seusai berpamitan kepada teman lain satu falkultasnya. 

"Hai. Hai. Cra!"

"Gue engak di 'Hai'?!" Tinie masih diantara mereka pun ikut mengobrol selagi melambikan tangan ke arah Bastian, agar keberadaannya diketahui, "Ada gue sama Gland enggak disapa juga, nih?"

Bastian hanya terkekeh kecil beralih ke Cradela, yang sampai saat ini masih menjadi objeknya.

"Wih. Congraturation nih, Cra! Gue enggak sengaja kalau dengar kalau lo lagi tunangan."

Kalimat frontal dari Bastian tentu membuat ketiganya saling bertatapan dengan pandangan masing-masing.

"Iya. Gue tunangannya."

Singkat, padat dan jelas. Itulah Gland.

Seketika pandangan kedua lelaki itu bertemu sejenak sebelum dengan Bastian melanjutkan pembicaraan, "Selama janur kuning di depan rumah gue belum melengkung."

"Cih!" Gland berusaha extra kesabarannya.

"Kalau kita kawin, gue bakal kasih undangan spesial buat lo."

Kalimat terakhir yang Gland ucapkan. Sebelum Cradela memisahkan interaksi kedua lelaki didekatnya itu. 

***

"Pft!!!"

Cradela menghela nafas kesal dengan mengikat tali rambutnya kembali ketika seseorang dari lawan arahnya entah siapa berhasil mengondorkan ikatan rambut panjangnya. Lalu ia berbalik badan menatap si pelaku dengan pandangan tak suka. 

Cradela tak bisa menutup indera pengelihatannya ketika lawan bicaranya saat ini adalah gadis yang berhasil membuatnya kesal.

"Fy." Ia mengulurkan tangan kepada Cradela dengan senyuman yang begitu mengembang seperti adonan kue. Entah senyuman licik atau apapun yang diartikan, membuat Cardela dalam hati sedikit mengumpat. 

"Seharusnya lo udah kenal gue dong," cicit Cradela tersenyum miring bahkan tak menerima uluran tangan dari lawan bicaranya.

"Semoga pertemanan kita enggak sampai disini aja," bisik Fy menepuk pundak Cradela. Sebelum gadis licik itu benar-benar melepaskan ikatan rambut panjang Cradela, "Uups! Sorry!"

What the ...?! Cradela ingin mengumpat kasar sebelum melanjukan langkahnya kembali sebelum menemui Gland yang telah menunggunya.

Dengan tingkah sedikit murung, membuat Gland menatap gadisnya dengan cermat, "Kenapa lo ada sesuatu?" tanyanya mengangkat alis mendongak ke arah Cradela yang masih berdecak kesal menginjakkan lantai dengan sspatu ketsnya, bahkan menendang kursi tribun sebagai aksi terbarunya kali ini.

Tak ada jawaban. Tak segan-segan Gland menarik lengan kaki Cradela dengan meposisikannya duduk tenang.

"Fy! Gue enggak suka lo deket sama dia!"

"Lo habis ngomong apa, sama tuh cewek?" Gland bertanya balik namun tiada jawaban.

Hening.

"Kayaknya gue harus percepat tangal kawin deh, biar dia enggak dekatin lo lagi," kekeuh Cradela dengan manja memeluk lengan tangan dari samping posisinya saat ini berada.

Gland pun tak bisa memendung senyumannya.   Begitu juga, ia harus berterimakasih untuk apa yang telah terjadi.

"Kayaknya lo harus jauhin Bastian, juga."

Detik itu, Cradela menjauh melepas lengan tangan lelaki itu dari jangkauannya. "Oh, jadi lo minta same fire? Oke. Oke!"

***

sampai sini, gimana?
masih banyak kekurangan, kan?

cie, udah go publish, wkwk

so, karena ini marathon ngejar deadline
aku ga bisa panjang-panjang.

Kalian tau ga sih, aku nulisnya emang 
ga bisa panjang. Karena aku bosenan wkwk
Karena plg dikit 30chapter,
jadi aku usahin.
Segitu aja udah cukup lah:v

next, nggak?!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro