Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

15. Studio Foto

Gland membereskan barang-barangnya seusai kelas berakhir. Beberapa lembaran soal berhamburan di atas mejanya.

Tidak jauh berbeda halnya dengan teman lain, sibuk meratapi nilai remidian mereka yang akan berlangsung akhir pekan.

Hampir semua mata kuliahan, Gland mendapatkan nilai 'A' dan 'A+' dengan maksimal mentok ya palingan berkapital 'B'. Entah 'B+' atau 'B-'.

"Gland. Coba lihat jawaban lo, kok jawaban gue salah?" Brown meraih lembar jawaban Gland mencocokan jawaban di kertas lembarannya dan lembar jawaban Gland dengan nilai yang jauh lebih sempurna darinya.

"Seharusnya ini jawabannya C. Kenapa disalahin juga?" Lagi-lagi sorak-sorak dari teman lain meminta penjelasan.

Dengan telaten, Gland membenarkan jawaban mereka di kertas buram.

"Fy. Fy," panggil Gland mengetahui keberadaan gadis itu terbirit keluar dari kelas.

"Kayaknya gue buru-buru deh, Gland." Fy memperlihatkan detik jam di pergelangan tangannya.

"Bentar."

Seolah lelaki itu menahannya sejenak, Fy mengulur waktu. Kapan juga kesempatan datang ketika lelaki itu mengajaknya mengobrol?

Terlihat jelas pandangan teman lainnya yang menatap tidak suka dengan ketangan gadis itu di antara mereka. Begitu dengan para siswi yang telah metode ajaran gratis dari Gland terpaksa terhenti sejenak.

"Yah, Gland ... Seu see you."

Gland tersenyum manis ke arah mereka dengan membalas lambaian. Cewek mana juga tidak baper dengan tingkah Gland yang berhasil para cewek klepek-klepek dengan tips ala Gland Gradeio.

Seusai kepergian teman lainnya, Fy mendekat ke arah Gland duduk di atas mejanya tanpa sopan.

"Fy. Fy. Semangkanya mohon tidak diperlihatkan," tegur Brown. Matanya tidak sengaja ternodai sebagai tingkah Fy yang sedari mendongak ke bawah berusaha mencari perhatian Gland, tidak memperhatikan bagaian area yang tidak sengaja Brown perlihatkan.

"Mata lo emang enggak bisa steril," gelik Gland tertawa renyah.

Dalam hati, Fy mengumpat kasar. Tujuannya ia kemari adalah menggoda Gland, bukan diperlihatkan bagi Brown!

Fy segera menutup dadanya sejenak dengan ekspresi tidak suka menarik kembali style kemben cardigan yang ia kenakan tampa embel-embel itu. Begitu juga mengalihkan rok pendeknya di atas garis lutut menjauhkan dari pandangan Brown.

"Gue asal nebak kalau geng-nya anak fisika, Sofya leadernya. Dikit banyak komplotan lo, 'kan?" Gland mempercepat maksudnya mengambil waktu gadis itu.

Sejenak terdiam, Fy kemudian memutar balik pembicaraan, "Gue tau, lo enggak suka gue. Tapi, ya jangan nuduh juga."

"Kenapa jadi dramatis, gini?" celah Rifai mengaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Gue cuma nebak. Awas aja, kalau yang gue tebak emang bener."

Setelah mengatakan itu tanpa berkata-kata, Gland terlebih dahulu keluar dari ruangan kelas diikuti dengan Rifai yang sedari tadi masih mengekor di buntutnya.

Gland memperlihatkan roomchat dengan Cradela beberapa menit lalu, sebagaimana gadis itu telah menunggunya di ruangan perpustakaan.

Disana, Brown yang masih mengikuti langkah Gland bertentangan dengan gerbang area parkir itu pun menyelidik, "Mau bawa gue kemana?" tanyanya binggung.

"Pulang aja duluan kalau enggak mau jadi kacang," jawab Gland enteng.

"Oh, lagi mau ngebucin? Tiwas aku ngenteni kon, sat!"

Gland menutup indera pendengarannya dari ocehan Brown dengan bahasa asingnya itu.

Dengan langkah santai, Gland melanjutkan ke arah pustakaan tanpa gangguan dari teman laknatnya itu lagi.


Berapa banyak fokusnya para siswi kini tertuju ke arah Gland berada.


"Gland. Gland. Lo bisa ajarin gue bioteknologi, 'kan?"

"Gue cuma bisa ajarin satu tambah satu itu aja, hasilnya dua." Gland mengangkat jemarinya dua jari. "Dua. Sarimi isi dua ..." Itu adalah reff nyanyian iklan sarimi jumbo yang Gland tirukan.

"Coba deh, Gland. Lo nyanyiin ke gue."

"Merdu banget sih, suaranya."

"Apa merdu? Merusak dunia, iya." Cradela bersembunyi dari gerombolan gadis-gadis itu mengamati Gland dari jauh.

Suara sorakan terdengar dimana-mana. Meski tempat perpustakan, selalau terdapat larangan tidak diperbolehkan terlalu bising.

Dengan memperhatikan sekitar, keberadaan Cradela yang tidak terlihat di indera pengelihatannya, membuat Gland mengakhiri aksi gebyar gadis-gadis itu mefokuskan pandangan mencari gadis yang sedari dicarinya.

Cradela dapat memperlihatkan Gland melewati area posisinya saat ini berada. Rupanya lelaki itu tak kunjung memperlihatkan keberadaannya. Dengan iseng, Cradela memeluk Gland dari belakang membuat lelaki itu terkejut bukan main.

"Lo enggak mau dilihatin anak-anak?" Gland binggung dengan posisinya saat ini. Terlihat tidak nyaman, akan tetapi ia menikmati sentuhan pelukan Cradela dari belakang yang kini bertaut dipingangnya.

"Lo, malu? Takut salah satu dari mereka kabur?"

Bukan itu maksudnya! Gland tak akan membiarkan salah paham terjadi lagi. Ia mengeratkan pelukan gadis itu dengan memindahkan pergelangan gadis itu ke tempat yang jauh lebih nyaman.

Lagi-lagi interaksi keduanya mendapat perhatian dari beberapa kalangan siswi. Sebagaimana, para gadis yang terang-terangan mendekati Gland, saat ini juga Cradela memberi kartu merah secara cuma-cuma.

Jackpot!

Sesuai dengan rencana mereka, hari ini adalah janji temu Vio, dan Cradela yang beberapa waktu sempat mereka bahas.

Perempuan berusia berkepala empat dengan style elegan bermotif batik itu kini melambaikan tangan dengan kedatangan Glad dan Cradela seusai mempercantik dirinya sendiri.

Vio, Mama Gland telah menunggu putra tunggalnya berserta calon menantunya di area elit butik langganannya yang kebetulan posisinya tidak terlalu jauh jika ditempuh dari HighHigh Universitas.

Vio tak hentinya membahas model pakaian yang Cradela akan digunakan di sesi foto berikutnya.

"Coba yang ini couple." Vio mengulurkan sepasang batik sepasang laki-perempuan kepada Gland dan Cradela bersamaan.

Selagi menunggu mereka mencoba pakaian di ruang ganti bergantian, Vio mempercantik hiasan make up-nya. Meski di usia lanjut, ia juga tak mau kehilangan kecantikannya.

"Gue dulu," tegur Cradela menghalangi Gland yang kini berada di ambang gorden ruangan ganti.

Cradela menyerobot masuk lelaki itu dengan cengiran kudanya. Sedikit menggoda, Gland pun ikut masuk memasuki ruangan, "Gimana kalau kita bareng aja?"

"Gamau, Gland! Gamau!"

Gland terkekeh geli membiarkan gadis itu memasuki ruangan ganti. Begitu juga dengan Gland sendiri, mengenakan hem batiknya menutup kaos yang saat masih kenakannya.

Disana, Cradela menatap pantulan dirinya. Outer dress batik tanpa lengan kini melekat di badan mungilnya. Belum selesai, ia mempercantik penampilannya, kedatangan sosok Gland di tengahnya, tak segan-segan ia menjerit penuh kekesalan.

"Keluar enggak, Lo?!" 

Bukan malah menjauh, Gland malah mendekat menutup bibir cantik gadis itu mengenakan jari telunjuknya. "Hst! Ntar mereka kira kita lagi ngapa-ngapain, Cra."

"Elo sih, masuk sembarangan." Cradela kembali memperhatikan pantulan dirinya dihadapan cermin. Beruntung saja, pakaian batik itu kini telah melekat di tubuhnya sempurna. Jika saja, kedatangan Gland memperlihatkan bagaian tubuh tertutupnya tidak lucu juga kan??

Cradela yang kini masih berada di hadapan cermin, Gland tiba dari belakang gadis itu menyukai rambut panjang gadis itu ke atas dengan mengulurkan tangannya di leher gadis itu sembari menyandarkan kepala.

"Cantik."

Entah pujian, atau sebaliknya Gland mengucapkannya, perut Cradela kini dipenuhi kupu-kupu beterbangan. "Syukurlah, kalau Lo muji gue cantik. Soalnya Lo enggak pernah lihat kecantikan natural, gue."

Cradela diam-diam memotret kedekatan mereka.

Ckrek!

Suara jepretan dimana si pemilik lupa memode diam membuat Gland yang dari awal tak menyadari adanya kamera kini merengek minta ulang.

"Cut! Cut! pastinya ekspresi kurang ganteng." Gland yang akan menata rambutnya, terurungkan dengan genggaman erat gadis itu di pergelangan tangannya seolah tidak memperbolehkannya untuk berpindah posisi. 

Sedikit tidak mengerti apa yang gadis itu akan lakukan, sebelum Cradela berbalik badan ke arahnya berjinjit menata urain rambutnya. Hal itu seketika membuat seketika Gland tak bisa bergerak pada posisinya memilih  memandangi gadis itu lebih lekat.

***

are you think about 'Fy'?

TBC🍭

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro