1] They Called Me "Nines"
Angin tampak bertiup sedih, menyatakan keberdukaannya.
Langit tak pernah tidur, malam tak pernah datang, tetapi bumi terlihat gelap; oleh debu-debu besi bertebaran, bau belerang, sisa ledakan di udara mengotori kemurnian atmosfer, dan lautan berisi jutaan ikan-ikan mesin berhati dingin. Bumi tidak lagi sama, informasi dunia lama terakhir ditemukan tertera pada tahun 2405. Sudah tahun keberapakah ini? Android bertubuh pemuda terdiam memikirkannya. Ia tak bisa memastikan kapan, ia buta dengan waktu. Kepala tertunduk, poni putih menutup kedua mata yang tertutup kain hitam, pedang berwarna kuningan tampak mengilap di tangan kanan, sudut tajam menyentuh permukaan besi sebuah mesin berukuran small stubby berperisai elektromagnetik. Perisai tersebut terlebih dahulu dilumpuhkan fungsinya oleh si pemilik pedang. Kakinya tanpa ampun menginjak perut mesin yang terkapar, kedua mata berkedip-kedip kuning, suara lirihnya terdengar menggaung dari relung tubuh besi yang dingin.
"9S ... bunuhlah aku, lepaskan penderitaanmu selama ini."
Tanpa keinginan untuk melawan; mesin yang semula adalah sekutu android bertipe scanner itu tahu hidupnya tetap akan berakhir di tangan android. Ia tak pernah menyangka bahwa 9S-lah yang merenggut hidupnya, namun ia tak menemukan ini adalah sesuatu yang baru. Dari awal, mesin dari Desa Pascal tersebut sudah melihat gerak-gerik 9S yang membenci mereka. Pascal, pemimpin desa, sudah terlebih dahulu mati. Sekarang tersisa dirinya saja. Seluruh desa menjadi pelampiasan kebencian seorang 9S. Dulu, ia memang merasa mengajak dua android YoRHa ke desa bukanlah ide terlalu bagus. Mereka memang membantu, tapi ada sesuatu yang aneh di dalam 9S.
9S selalu membenci mereka, jika tak ada 2B di sisinya.
9S tak pernah tulus membantu mereka, jika tak ada 2B di sisinya.
9S tak benar-benar sekutu mereka, jika tak ada 2B di sisinya.
Harusnya mereka sudah tahu, kebencian android sama besarnya dengan kebencian mereka. Android adalah makhluk menyeramkan; mereka cepat belajar, tangguh, cerdas, dan cepat. Dibanding mesin-mesin tua seperti mereka, mesin bertubuh kecil—mereka bukanlah tandingan para android. Sama seperti rusa hutan yang diburu oleh android kelaparan. Meskipun energi mereka didapatkan dari air dan bensin, budaya manusia diadopsi oleh mereka, sehingga protein menjadi keharusan bagi mereka.
Terdiam lama, 9S menyeringai kecil, "Aku berniat untuk itu."
Bagaimana mesin bisa menunjukkan ekspresi nanar dari kedua mata berkedip-kedip? Ia tidak mengasihani dirinya yang mati di tangan sekutu sendiri, melainkan mengasihani 9S karena berubah seperti ini—
—sejak kematian 2B.
"Terima kasih ... untuk semuanya."
Hujaman pedang menusuk tubuh mesin yang malang, menjadi jawaban atas kalimat terakhirnya.
Semua ... sudah selesai.
[]
Black Box Signal, detected ....
Black Box Temperature, normal ....
Black Box Internal Pressure, normal ....
All System Status, Green ....
NieR: Automata Cruel Oath, activated.
[]
CRUEL OATH | Takano Ryousei
TRAGEDY & Romance | Post-Apocalypse Sci-Fi | Mature | 9S | NieR: Automata © Square Enix, Yoko Taro | Indonesian | beta-read and edited by Natsu_Roku | NieR: Automata Trilogy—1] They Called Me "Nines"
I don't take any material advantage from this fanfiction, solely for entertainment. please enjoy this fanfiction in your free time.
[]
"9S, kenapa malam tak pernah datang?"
Terperangah, 9S menoleh ke belakang, tepat kepada 2B yang mengekorinya. Mereka baru saja meninggalkan Engels di samping reruntuhan kota dekat jalan menuju pabrik terlantar, memasuki gang jalan pintas menuju sungai depan perkemahan Resistance. Dua jam lalu, 9S menemukan bangkai Engels tidak sepenuhnya 'bangkai', ada tanda-tanda kehidupan ketika 9S tak sengaja berjalan di dekatnya. Saat itu, seperti biasa, 2B dan 9S berkeliling reruntuhan kota untuk mencari mesin yang bisa dibunuh. Sensor milik 9S membuat arah mereka putar balik, mengatakan Engels yang mereka kalahkan beberapa hari lalu masih hidup jika diberi perbaikan sedikit. Mulanya, 2B berkata ini ide buruk. Akan tetapi 9S berkata ini demi mendapatkan informasi baru, sehingga 2B memilih diam menyaksikan 9S mengumpulkan kabel dan baut, memperbaiki Engels melalui petak pada batang tubuh robot raksasa tersebut. Kakinya terbenam dalam tanah, memudahkan 9S untuk mencapainya. [1]
Berkat kemampuan luar biasa 9S, robot raksasa tersebut berhasil diperbaiki, tapi tidak bisa bergerak dan tak ada keinginan untuk melawan. Engels berkata tugasnya sudah selesai, Komandan tentu sudah menganggap dirinya gugur dalam peperangan melawan android. Mereka mendapatkan informasi berupa rekaman data spesifikasi Engels, sambil diselingi percakapan ringan—Engels mengaku dirinya bosan.
Percakapan tersebut membahas malam yang tak pernah datang ke bumi. Engels penasaran bagaimana penampakan itu. Sejak desainnya diverifikasi dan ia sudah siap untuk diberi perintah, Engels menemukan manusia telah punah dari bumi, tersisa reruntuhan kota dan mesin-mesin bertebaran tiada habisnya. Matahari tak pernah menjauh dari bumi, seluruh dunia terasa seperti siang hari. Meski bumi tidak pernah kekeringan, manusia perlu hujan untuk bercocok tanam, dan malam untuk beristirahat. Kondisi ini tidak normal bagi mereka, sebaliknya tidak ada pengaruh bagi mesin dan android.
9S menggambarkan malam seperti langit dari jendela Bunker. Berdasarkan buku-buku yang ia baca, malam adalah di mana matahari menjauh dari bumi karena adanya rotasi, menyebabkan langit menjadi gelap berwarna hitam, digantikan oleh satelit alam milik bumi. Bulan. Sejak beribu tahun lamanya, cahaya matahari menyebar ke seluruh penjuru bumi, hujan tidak pernah datang, tidak ada penguapan awan. Fenomena aneh ini tidak bisa dijelaskan melalui logika, namun sains berkata ini juga disebabkan oleh pemanasan global dari beribu tahun lalu sejak manusia pindah ke bulan. Ilmuwan-ilmuwan mesin dan android masih mencoba memecahkan permasalahan bumi ini.
Penjelasan tersebut menimbulkan pertanyaan lagi untuk 2B.
9S menjawab gugup, ia berhenti sebentar di dekat sungai—beruntung karena tak ada mesin di sana—depan perkemahan. 2B ikut berhenti, menatap tajam android bertipe laki-laki dari balik penutup mata khususnya.
"O-Oh, seperti yang kujelaskan tadi. Matahari tak lagi menjauh dari bumi. Posisi tata surya pun telah berubah, lapisan-lapisan planet tersebut memantulkan cahaya matahari ke bumi, sehingga malam tidak pernah datang. Malam disebabkan oleh bumi berotasi, salah satu sisi gelapnya yang tak tercahayai matahari adalah malam itu. Kau mengerti, 2B?"
2B terdiam sesaat, ia seperti android baru lahir, tak banyak kebenaran tentang bumi ataupun kondisi mesin terbaru lainnya kalau tidak dijelaskan oleh 9S. Tipe scanner selalu lebih tahu dibanding tipe android lainnya karena sudah didesain seperti itu, sebaliknya 2B handal dalam bertarung dan membunuh mesin serta android. Gerakannya beragam, ia menguasai hampir seluruh senjata. 2B sudah didesain seperti itu. Mereka disatukan dalam tim bukan tidak ada alasan.
9S ber'hmm' ria, mengusap dagu, berpikir. "Sepertinya kau belum mengerti."
"Tidak, aku menangkap poinnya. Maksudmu malam tak pernah datang karena matahari tidak pernah menjauh, 'kan?"
"Ya." 9S menggaruk belakang kepala, jadi penjelasan detailnya tidak mudah ditangkap? Rasanya 2B memang perlu belajar banyak.
"Begitu, ya."
"Jadi—?" 9S kebingungan sendiri karena 2B lebih diam dari biasa. Tidak, sebenarnya android bertipe perempuan itu memang pendiam, hanya berbicara ketika perlu, memperbanyak aksi—sedangkan 9S suka berbicara, tapi tidak terlalu menyukai jika lawan bicaranya bukanlah orang yang disukai. Tunggu, apa itu berarti ia menyukai 2B?
Ah, tunggu, arti 'suka' itu sebenarnya apa? 9S tenggelam dalam pikiran, kata 'suka' tersebut datang dari perilaku aneh sepasang mesin senang bergerak menusuk-ditusuk yang mereka temui di daerah padang pasir. Android pun sama, ia tidak terlalu paham arti 'suka', 'cinta', 'perasaan'. [2]
9S hanya mengerti apa itu arti 'keluarga'.
"9S, kurasa, aku tidak ingin menjauh darimu."
"A—pa?" Andai kondisi ini terlukis ke sebuah gambar, tanda tanya imajiner besar mungkin sudah bertengger di atas kepala 9S. "Eh—tunggu! Ap—apa maksudmu? Kenapa—hmm—mendadak berkata begitu?" Rasanya sistem di dalam 9S memanas, bahan bakar dalam perutnya terasa bergejolak. Apa pipinya bisa memerah? Kulit pucatnya tentu bisa menampakkan bagaimana sistem di dalam memanas, tunggu—ini memalukan!
"Peringatan: Unit 9S mengalami pemanasan sistem internal. Proposal: Unit 9S sebaiknya mendinginkan tubuh di bawah air terjun sampai ke temperatur normal," ucap Pod 153, datar.
"Pod, diam!" Tangan 9S berayun mengusir Pod berwarna hitam dari dekat kepalanya, ia kelabakan sendiri. Bagaimana 9S menerjemahkan malfungsi sistem dalam tubuhnya ini? Ini aneh, kenapa ia bertingkah seperti manusia? Tunggu—dari mana juga ia tahu ini salah satu sifat manusia?
"9S, kau tidak apa-apa?" Suara 2B terdengar datar, namun tersirat ia khawatir akan kondisi partnernya itu.
"Ahahaha! Aku tidak apa-apa, kok! Sungguh! Pod 153 hanya bergurau—ah, sampai di mana kita tadi?"
"Sampai di bawah air terjun."
"Bukan itu! Yang lain—oh, kenapa kau bilang seperti itu, 2B? Tentang tidak ingin meninggalkanku." 9S mengusap pipinya berkali-kali, bukannya mendinginkan sistem, aksi 9S hanya membuatnya semakin panas. 9S tidak tahu dari mana datangnya kegugupan ini, apakah dari 2B? Tiap kali ia berhadapan dengan 2B, rasanya banyak sekali gejala aneh dalam sistemnya. Seperti; susah berbicara, gagap, menghindari tatapan langsung, mengagumi tiap sisi dari YoRHa 2B.
Kenapa?
Bila 9S membayangkan jawabannya, itu terlalu memalukan. 2B pasti berkata 'perasaan itu dilarang'.
Ini membuat 9S frustasi. Lagi-lagi, ia keheranan dari mana ia dapat kata itu.
2B tidak langsung menjawab, ia menyentuh tangan 9S yang memanas. Lembut. 9S bisa merasakan getaran aneh ketika 2B menyentuhnya, kepanikan tadi perlahan memudar, tatapan 9S jatuh kepada tangan mereka yang saling menggenggam. Tidak—apa 2B marah kalau ia refleks membalas genggaman itu?
"9S, kau panas sekali. Sepertinya Pod 153 benar," ujar 2B, tidak menjawab pertanyaan 9S.
"A-Aku tidak apa-apa."
"Dinginkan tubuhmu di bawah air terjun, di sana tidak ada mesin satupun."
"Aku tidak apa-apa, 2B." 9S menutup matanya dengan sebelah tangan.
"9S—"
"AKU TIDAK APA-APA!"
Bentakan 9S mendiamkan 2B, mereka terdiam untuk beberapa saat. 9S tersentak sadar, ia baru saja lepas kendali, membentak 2B padahal android itu tidak salah apa-apa. 2B hanya mencemaskan dirinya, ia bermaksud baik. Kenapa ini? 9S merasa ada kesalahan dalam sistemnya, perilaku 9S tak terkontrol, seolah sesuatu di luar kuasanya tengah mengendalikan 9S.
Android scanner itu menatap 2B, "M-Maaf, aku tak sengaja."
2B tetap tenang, tidak ada raut emosi tercetak di wajahnya. 9S tidak bisa menebak seperti apa 2B menatapnya saat ini, mungkinkah masih sedatar garis bibir tipis 2B?
Ah, mau berharap apa—tentu saja 2B tidak merasakan apa-apa.
"Nines," panggilan itu membuat 9S terbelalak di balik penutup mata, "Pod 153 benar."
9S tidak sempat menjawab, tindakan 2B tak lama mengagetkannya.
"Pod!" teriak 2B kepada Pod 042, memeluk erat 9S dengan sebelah tangan, sementara satu tangan lagi berpegangan pada tangan Pod 042.
"EH?!" 9S panik, kekuatan 2B yang menggendongnya hanya sebelah tangan memang tidak mengagetkan lagi, tapi ada apa ini? Kenapa ekspresi 2B keras? Seperti hendak bertarung? Ia tidak merasakan eksistensi musuh di sekitar mereka, lalu kenapa? Apa mereka baru saja bertelepati?
"Afirmatif," balas Pod 042, dingin. Kepalanya terbuka menjadi dua bagian, melesatkan tali laser ke bebatuan dekat air terjun, menarik 2B serta 9S di pelukannya menuju air terjun dalam satu tarikan.
Teriakan dirinya sendiri adalah hal terakhir yang ingin diingat 9S.
[][][][]
Anemone sudah biasa melihat kedua android berambut putih itu basah kuyup, biasanya karena sehabis bertarung dekat sungai, laut—atau konyolnya mungkin tercebur di lautan kota tenggelam saat hendak melompat dari atap bangunan. 2B sudah terlebih dahulu masuk ke kamar, ditemani Devola dan Popola untuk mengurus pakaian 2B. 9S harus ke bagian barat laut kemah, di mana para anggota Resistance membuat api unggun dan menyimpan persediaan. Di sana ia akan bertemu sekumpulan android mengelilingi api unggun, biasanya 9S tahan duduk mengobrol di sana berjam-jam sampai seluruh tubuhnya kering.
Ketika 9S melewati Anemone, ada sesuatu yang aneh dari 9S.
"9S," panggil Anemone. 9S berhenti, masih mengusap rambut putihnya yang basah.
"Ada apa, Anemone?" Nada bicara 9S masih biasa, Anemone penasaran.
"Apa kau bertarung di dekat air? Kau basah sekali."
"Oh, ya, kami baru saja dari air terjun," jawab 9S, singkat. Ketika 9S hendak pergi, android YoRHa itu berhenti lagi, berbalik kepada Anemone. "Oh, aku ada pertanyaan untukmu."
"Apa itu?"
Terdiam agak lama, 9S seperti ragu untuk melemparkan pertanyaan. Anemone yang tidak sabar akhirnya bertanya kembali, "Apa itu?"
"Apa—apa kau pernah mencintai sesama android? Oh, tidak sejauh mencintai juga, tapi ... kau menganggap dia sangat berarti bagimu."
Ini pertanyaan aneh, tapi Anemone tidak menolak untuk menjawab.
"Apa kau sendiri mengerti makna di balik itu?" Anemone menghela napas, "Pernah, dulu, sudah lama sekali. Rasanya aneh, seperti bukan 'aku'. Aku bisa saja melakukan sesuatu di luar perkiraanku, sesuatu yang belum pernah kulakukan. Semua untuk melindungi orang yang—kaubilang sangat berarti bagiku." Anemone tampak ragu di akhir kalimat.
"Begitu, ya?" 9S masih bertahan pada ekspresi datarnya.
"Kenapa kau bertanya begitu?"
"Tidak ada, hanya penasaran saja."
Anemone sendiri penasaran, kenapa 9S agak 'aneh'. Ia tidak bisa menjelaskan dari mananya, namun sesuatu agak 'lain' dari biasa—sangat tipis sampai tidak terlihat.
"Aku melihatmu tersenyum tadi," akhirnya Anemone menyampaikan rasa penasarannya, "ada sesuatu membuatmu merasa—tersenyum?"
"Ada," 9S dengan anehnya tertawa kecil, Anemone mengernyit. "Kuceritakan sedikit padamu. Kautahu, android-android YoRHa yang kenal dekat denganku selalu memanggilku 'Nines'. Ada seseorang yang tak pernah kuduga memanggilku 'Nines' baru saja melakukannya. Aku hanya merasa—lucu? Lucu saja, karena asal dari nama 'Nines' itu bukan dari gabungan 9 dan S saja."
"Tapi?" Anemone mengernyit semakin dalam.
9S tertawa kecil, "Kau perlu memperbanyak membaca buku, terutama literasi. Aku pergi dulu."
Android laki-laki itu meninggalkan Anemone dalam tanda tanya, memasuki area barat laut kemah sembari membalas sapaan anggota Resistance lainnya. Tatapan Anemone masih mengekori sampai eksistensi 9S tidak lagi tampak di mata. Jawaban 9S tidak membuatnya puas, apakah 9S baru saja meninggalkan teka-teki untuk dipecahkan?
Kalau sumpah itu nyata, Anemone berani bersumpah: senyuman 9S tidak biasa. Senyuman itu selalu ditemuinya dari android yang menyimpan sisi maniak dalam dirinya.
Manusia dari dunia lama menyebutnya sebagai, seringaian.
[][][][]
To Be Continued ....
Going to Chapter 2 ....
Commencing System Check, completed ....
NieR: Automata Cruel Oath, deactivated.
[][][][]
Footnotes:
[1] Secret Mission: Machine Examination—tersedia hanya di rute 9S, setelah mengalahkan Engels di City Ruins. Kalian bisa berjalan ke dekat Engels berada sampai 9S bilang robot itu masih hidup. Percakapan tentang malam didapat dari sana.
[2] Main Story Quest: The Machine Surges—ketika kalian disuruh pergi ke area Desert untuk pertama kali. Di Desert Housing tempat mengalahkan Adam yang baru lahir, jangan langsung menyerang mesin-mesin kecil di sana. Perhatikan kelakuan mereka, ada beberapa pasang mesin yang memeragakan 'seks' ala manusia. Mereka meniru manusia. Tidak diketahui pasti apakah 9S dan 2B tahu 'apa itu', sepertinya tahu, ya, kalau dilihat dari Side Quest: Lost Girl. Mereka hanya tidak vokal soal gituan.
A/N: Halo! Bagaimana dengan chapter pertama? Mohon berikan tanggapan kalian supaya saya bisa perbaiki ke depannya, ya.
Cerita ini sudah di-beta read—diedit juga—oleh Natsu. Tapi jika menurut kalian masih ada kekurangan tersisa, jangan segan tulis di komentar. Saya tidak nggigit, kok.
Cruel Oath sedikit menyinggung A2 nanti.
Akhir kata, terima kasih sudah membaca, jangan lupa baca dua seri lainnya untuk pengalaman berbeda.
—Ryou.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro