Last Bus
Di malam yang gelap dan berkabut, sebuah kota terpencil diselimuti keheningan. Hanya ada satu bus terakhir yang melintasi jalan-jalan sepi di pinggiran kota itu setiap malam, membawa penumpang yang tergesa-gesa pulang. Malam itu, bus itu meluncur melalui jalur yang jarang dilalui, melewati hutan gelap yang konon katanya dihuni oleh makhluk-makhluk tak terlihat.
Di halte terakhir, seorang pria muda bernama Adrian menunggu dengan gelisah. Wajahnya pucat dan matanya penuh ketakutan. Setelah melihat ke sekitarnya dengan hati-hati, ia memutuskan untuk naik ke bus tersebut. Seiring pintu bus tertutup, ia menyadari bahwa tidak ada penumpang lain di dalamnya. Hanya sopir tua yang duduk dengan punggungnya menghadap ke belakang, membuatnya tak terlihat dari tempat duduk penumpang.
"Kamu seorang-satunya penumpang malam ini," kata sopir itu tanpa menoleh, suaranya serak dan menyayat suasana. Adrian hanya mengangguk, mencoba menyembunyikan ketidaknyamanannya.
Bus melaju melalui jalan yang semakin gelap, dan hutan yang mengelilinginya menjadi semakin menyeramkan. Adrian merasa bahwa ada sesuatu yang salah, tetapi dia tidak bisa menempatkan jari pada apa yang sebenarnya membuatnya merinding. Dia memutuskan untuk mencoba tidur untuk mengatasi kecemasannya.
Namun, tidurnya terputus ketika bus berhenti di tengah hutan, di tempat yang sangat gelap. Sopir itu tetap diam, dan suasana hening seolah-olah menahan nafas. Adrian memutuskan untuk bertanya, "Kenapa kita berhenti di sini?"
Tiba-tiba, sopir itu berbicara dengan suara yang penuh kegelapan, "Ini adalah tempat yang paling mendalam dari hutan ini, tempat di mana kegelapan berbicara dan bayangan menari."
Dengan cepat, lampu bus padam, dan suasana menjadi mencekam. Adrian melihat bayangan-bayangan yang tak terlihat bergerak di sekelilingnya, dan suara-suara aneh menggema di telinganya. Tanpa diduga, sopir itu berbalik menghadap ke depan dan menatap Adrian dengan mata yang gelap dan tak terperikan.
"Saatnya untuk pergi," ucap sopir itu dengan senyum mengerikan.
Adrian mencoba membuka pintu, tetapi itu terkunci rapat. Dia melihat ke luar jendela dan melihat bayangan-bayangan itu semakin mendekat. Dengan panik, dia berteriak memohon bantuan, tetapi suaranya tenggelam dalam keheningan hutan.
Lalu, lampu bus menyala kembali, dan sopir itu kembali menghadap ke depan, seolah-olah tidak ada yang terjadi. Bus melanjutkan perjalanannya seperti biasa, meninggalkan kegelapan hutan di belakang.
-END-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro