INTERJEKSI
Sang Pembuat Cerita
"Cid!"
Acid mengangkat sebelah alis. Menoleh sekilas lalu menarik sebatang rokok dan dengan tenang menyalakannya. "Hm?" jawab Acid singkat.
"Bolos lagi lu? Gak kasian sama tuh kulit, udah mulai gelep gara-gara keseringan di jemur Pak Handoko," ujar Ryan sambil di iringi tawa kecil di akhir.
"Lu lebih bejat dari gue, gausah sok nasehatin. Jijik."
Ryan terbahak mendengar jawaban sarkas adik kelasnya ini. Ryan, siswa alumni dari sekolah yang di tempati Acid sekarang, dan mereka berdua sekarang sedang berada di salah satu warung kecil yang berada tidak jauh dari sekolah, atau yang biasa di kenal dengan 'BUNDA'. Entah siapa yang mencetuskan panggilan tersebut, tapi karena itu, Bunda jadi di kenal satu sekolah sebagai tempat tongkrongan anak-anak yang sering bolos dan ngerokok. Acid salah satunya, ke Bunda sudah seperti kewajiban yang selalu Acid lakukan saat istirahat sekolah.
"Cid, udah bel. Jangan sampe kita telat. Gue gak mau citra gue sebagai adik kelas terkalem hilang di hadapan kaka kelas cantik cuma karena nungguin lo nyebat," kata Arthur yang tiba-tiba datang entah darimana.
"Kalem pala lu!" maki Acid pada Arthur, kemudian cowok itu berdiri, membuang sisa rokok yang tinggal sedikit, lalu merapikan seragam sekolahnya.
"Duluan bang!" kata Acid pada Ryan, lalu tanpa rasa bersalah meninggalkan Arthur yang baru saja mengambil tas ranselnya. "Cih, gak tau diri!" maki Arthur penuh hina.
***
Acid itu badboy. Tapi bukan yang biasa ditemui. Pegangannya cuma rokok, bukan tipe cowok kasar. Minumnya kopi hitam dengan garis wajah tenang dan kulit putihnya. Dan sekarang Acid harus memperkenalkan diri ulang di depan kelas, karena dirinya yang tiba-tiba di pindahkan dari jurusan IPS 1 ke IPA 2.
"Nama gue Rasyid Altezza, pendeknya panggil aja Acid. Gue pindahan dari IPS 1."
Wali kelas pun mempersilahkan Acid duduk di kursi pojok dekat jendela yang menghadap langsung ke lapangan sekolah. Di karenakan Acid baru pindah, seharian itu dia hanya duduk diam, tanpa minat mendengar penjelasan guru yang sudah mulai memberikan materi pembelajaran.
Dua bulan berlalu dan semua berjalan dengan semestinya, Acid mendapatkan teman baru, namanya Jo. Menurut Acid otak Jo memiliki kemiringan yang cukup parah, tapi harus Acid akui Jo itu cukup pintar dalam bidang pelajaran jurusan, hal itulah yang membuat Acid tidak bisa jauh dari seorang Joshua.
"Eh, lu ngintip cewek mandi kan? Ngaku!" tuduh Jo tanpa alasan, cowok itu baru tiba di sekolah beberapa menit lalu. Acid hanya diam. Meletakkaan kepalanya ke meja, berusaha tak menghiraukan tuduhan tak jelas dari setan satu ini.
"Tobat Cid! Inget emak lu nyekolahin lu biar bener bukan malah kek gini. Bay the way dapet berapa paha ama dada cid? Sampe bisulan pipi lu,"
Jo ini adalah contoh nyata dari 'polos sama bego itu beda tipis', Acid mengumpat dalam hati. Kalau saja giginya sedang tidak sakit mungkin makhluk bernama Joshua ini akan habis di tangannya.
"Diem njing!"
"APA SALAH DAN DOSAKU SAYANGG," Jo mulai bernyanyi tak jelas, tak menghiraukan umpatan Acid barusan.
"pergi gak lo?!"
"Makanya cid, cari pacar biar ada yang ngurus!" ucap Jo sambil berlari keluar kelas melihat Acid yang akan menerjang dirinya.
"Setan!"
Acid kembali menidurkan kepalanya ke meja sambil menghadap keluar kelas, mengurangi denyutan di gigi grahamnya. Tak lama ada yang menyenggol bahu Acid pelan. Acid mengepalkan kedua tangannya, Joshua ini memang setan!
"Apa bangsa..." ucapan Acid terhenti ketika melihat sesosok mata teduh tengah menatapnya, seperti khawatir.
"Emm... katanya lo sakit gigi ya? Ini obat buat lo," ucap cewek itu, menyodorkan obat pil pada Acid.
Acid mengernyit, aneh. Pasalnya sudah dua bulan Acid masuk kelas ini, tapi baru kali ini ada cewek di kelas yang berbicara padanya, kecuali Gege, teman smp Acid.
"Ini ambil," cewek yang barusan berbicara dengan Acid adalah Flora. Flora memiliki tinggi yang pas untuk cewek, kulit putih, mata bundar, dan tatapan yang meneduhkan. Acid tidak terlalu memperhatikan cewek ini sebelumnya, yang Acid tau Flora sudah cukup akrab dengan Gege, karena Acid sering ke meja Gege, dan mendapati Flora ini selalu berada di samping Gege.
Mungkin Flora tau tentang Acid dari Gege, begitu pikirnya. Acid lalu mengambil obat yaang di beri Flora tadi, "Thanks Flo," ucap Acid pelan. Mendengar tanggapan Acid, Flora tampak senang.
"Semoga cepet sembuh ya," kata Flora terdengar tulus sambil memperlihatkan senyum lebarnya sehingga membuat mata bundarnya sedikit menyipit. Acid berdehem singkat "hm."
Flora lalu pergi keluar kelas, mungkin mencari Gege. Acid menatap obat di tangan kanannya, cowok itu bertanya-tanya, kenapa Flora tiba-tiba memberinya obat, karena bagi Acid untuk di katakan berteman saja mereka belum sedekat itu.
Walau bertemanpun, bukankah perhatian semacam ini terlalu berlebihan?
Entahlah. Acid tidak mau pusing memikirkan itu. Dia pun meminum obat itu, lalu menegak sedikit air yang dia beli di kantin tadi.
***
"Selamat tidur mama," ucap Acid lembut pada mamanya. Memang biasanya Acid langsung ke kamar setelah makan malam. Mamanya menjawab hal yang sama pada Acid, lalu kembali melanjutkan kegiatan menontonnya yang sempat terhenti.
Acid duduk di tepi ranjang, mengambil gitar lalu mulai memberikan nada pada alat musik itu. Mungkin Mamanya akan mengira bahwa Acid selalu tidur di awal malam, tapi kenyataanya tidak. Acid akan selalu terjaga sampai matanya lelah, dan dia akan terlelap sendiri. Berbagai macam hal dia lakukan setiap malam, main game, main gitar, dan jika sedang stress, Acid bisa saja merokok di kamar, dan memilih tidak tidur semalaman.
Apa orang tua Acid tau? Tentu tidak. Acid sangat menghormati mereka, terutama mamanya. Dia akan berubah menjadi 'seorang menantu idaman' ketika di hadapkan dengan orang tuanya, tidak seperti di sekolah, absurd.
Acid meraih handphone yang disimpan di laci meja samping tempat tidur. Acid jadi menaikkan kedua kaki ke atas ranjang, duduk bersandaar dan membuka chatroom whatsapp. Terlihat ada nomor baru yang mengiriminya pesan.
Unknow: Hai Acid! Ini Flora, simpen nomor gue ya.
"Nih cewek suka sama gue? Ngegas bener dari kemaren," Acid semakin di buat penasaran oleh maksud dan tujuan Flora yang tiba-tiba saja, melakukan "pendekatan" padanya.
"Buset, Instagram gue juga di follow, oke. Gue ikutin mau lo apa," Acid mem-Follback Flora, dan membalas pesan yang di kirim Flora tadi.
Lagipula Acid bukan tipe cowok yang akan langsung menolak kasar jika ada cewek yang tiba-tiba mendekatinya, Acid paling tidak bisa bersikap kasar pada cewek, dia akan langsung teringat dengan sang mama.
Dan sekarang, untuk mengetahui maksud dan tujuan Flora, Acid harus mengikuti rencana yang sudah di susun oleh cewek ini.
Dan sejak hari itu Acid mulai luluh...
***
"Woy bucin! Mau kemana lu? Baru juga duduk," kata Ryan yang melihat Acid sudah berdiri memegang kunci motornya, bersiap pergi.
"Udah jadi babu dia bang, bukan bucin lagi, mau aja disuruh-suruh," kata Arthur sambil menghembuskan asap rokok dari mulutnya, memandang geli pada Acid.
"iri aja lu jomblo!" tanpa banyak kata Acid pergi dari Bunda menuju sekolah, satu-satunya orang yang bisa membuat Acid melakukan hal merepotkan ini adalah Flora. Cewek itu mengiriminya pesan yang entah kenapa Acid tidak tega untuk menolak.
Flora: Cid, dimana? Foto yuk!
Sejak malam itu, Acid tidak pernah absen untuk saling bertukar pesan dengan Flora setiap harinya. Dan sudah seminggu ini mereka menambah kegiatan baru, Video call. Acid awalnya biasa-biasa saja, sebulan Flora mendekatinya, perasaannya masih tidak mengalami perubahan apaun.
Sampai tiba-tiba Gege -teman Flora, menelpon Acid dan mengatakan hal yang cukup mengejutkan.
"Heh! Lo itu gak peka atau sok-sok gak peka sih?!" omel Gege di seberang sana.
"Apasih Ge?"
"Hati lo udah jadi batu?! Kenapa temen gue harus suka dengan orang macem elu sih? Padahal banyak yang ngarepin dia, tapi kenapa Flora harus cape-cape perjuangin orang gak punya hati kayak lo,"
"Flora beneran suka gue?"
"Iyalah goblok! Lu gak sadar apa perhatian dia selama ini ke lo? Pokoknya gue gak mau tau ya cid, awas aja kalo sampe Flora nangis gara-gara lu sakitin."
Acid terdiam. Sejak dua tahun lalu, Acid tidak pernah ada niatan untuk pacaran lagi. Tapi, untuk yang ini mungkin Acid mau.
Dengan semua pertimbangan, akhirnya Acid nembak Flora dan jadi bucin.
***
"Anjing! di jadiin macem pajangan lu cid, gila gilaaa," Arthur heboh sendiri setelah melihat akun instagram Acid. Tepatnya Instastory Flora yang baru di post cewek itu beberapa menit lalu. Di sana terlihat Flora dengan cowok yang Acid yakini itu bukan keluarganya.
Acid mengusap wajah kasar. Mencoba memahami maksud dari Flora, lagi dan lagi bingung dengan segala kelakukan mengejutkan dari kaum hawa ini. Acid tidak habis pikir. Memang sebelumnya Acid dan Flora memiliki masalah dan Flora meminta waktu untuk menenangkan diri. Seminggu mereka tidak saling komunikasi, kemudin Acid tidak sengaja melihat Flora duduk di boncengan motor cowok.
Mungkin keluarganya. begitu pikir Acid.
Namun ketika melihat ini, Acid seakan merasa di permainkan. Acid sudah uring-uringan beberapa hari ini karena Flora seperti mengabaikannya, dan ternyata ini yang membuat pacarnya itu berubah. Akan tetapi Acid masih belum percaya kalau Flora akan sejahat ini.
Tanpa banyak kata, Acid langsung pergi kerumah Flora untuk meminta penjelasan cewek itu.
Namun yang di cari tampaknya sengaja bersembunyi.
Sudah lima hari Acid pergi kerumah Flora, dan selalu tidak ada orang. Pesannya pun tidak ada satupun yang dibaca, di telpon selalu tidak di angkat.
Acid menghembuskan asap rokok dari mulutnya, hampir setengah tahun dirinya tidak menyentuh barang itu karena Flora akan memarahinya jika dia sampai kembali menghisap "alat penenang" itu. Sekarang Acid sudah tidak peduli, toh yang menjadi alasan dirinya berhenti malah menyakiti.
Acid mencoba berulang kali mendekati Flora ketika di kelas, namun sepertinya niat Flora untuk menghindari Acid sangat besar. Flora selalu datang ketika bel masuk dan pulang lebih dulu. Ketika menanyakannya pada Gege, cewek itu malah memarahinya atas sesuatu yang dirinya saja tidak paham.
Dan sekarang segala akses dirinya untuk menghubungi Flora sudah di block oleh cewek itu. Insatgram, facebook, sampai nomornya juga di block. Kalau sudah begini Acid harus apa? Tetap mengemis penjelasan pada cewek itu? tidak akan.
You said you needed a little time for my mistake. It's not funny how you use that time to have me replaced. What you doin' to me? Now if you're tryna break my heart. It working,'cause u know that.
Acid yang awalnya sudah berbaik hati agar tidak membuat Flora sakit dengan perasaan cewek itu yang tidak terbalas, akhirnya Acid belajar menerima Flora. Sampai di titik ketika Acid rela melakukan apapun untuk cewek itu, namun meng- atasnamakan kesalahan yang tidak Acid lakukan, Flora menjauhinya, dan tiba-tiba jalan dengan cowok lain.
Apa ini bisa disebut selingkuh?
Acid berpikir, jika memang dirinya berbuat salah pantaskah dibalas dengan cara seperti ini? Apakah semua cewek pikir, cowok akan selalu mencoba mencari arti dari segala kemarahan tak beralasan mereka? Menerima jawaban 'gapapa' yang menyimpan banyak sirat makna yang tidak Acid paham sama sekali.
Apa cewek pikir, cowok tidak akan kecewa jika di sakiti? Ha ha. Dasar cewek.
Terkadang yang terdengar paling jahat di sebuah hubungan kandas, ternyata dia lah yang lebih dulu di sakiti, lalu memilih bungkam. Membiarkan sang 'pembuat cerita' menceritakan kisahnya sendiri.
CreaWiLi MaaLjs Tiuplylyn AudyaAprilia RGNyamm NyaiLepetj Quinhiems hermonietha lailiyahh6 vanilla-shawty
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro