Chapter 5
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Sudah beberapa hari aku tidak mampir ke Long Last Cafe, selain karena kesibukan di rumah sakit, memang ada alasan tertentu aku tidak bisa datang ke sini. Padahal suasana cafe yang rustik dan nyaman ini yang selalu membuat jiwaku terasa bebas. Ditambah Eun Woo yang memanjakan mata. Harusnya hidupku selalu bahagia jika berada di tempat ini. Tapi, yah Tuhan punya rencana lain untukku.
"Mukanya biasa aja, Non. Kayak orang susah banget sih," ujar Chae Young sambil mengomentari penampilanku yang acak-acakan.
Rambut hanya di ikat di belakang padahal aku tidak pernah sekalipun melakukannya selama ini. Muka masih pakai kaca mata kerja, mata lelah, lalu tanpa make up, jelas membuat penampilanku jauh dari kesan cantik.
"Kemana muka sok kecantikan yang sering kau tebar-tebar di depan Eun Woo? Kau sudah berhenti jadi fans setiannya ya?" gadis itu kembali mengejekku.
"Eits, aku memang lagi suntuk hari ini tapi ga mungkin banget aku berhenti jadi fans Eun Woo. Dia satu-satunya yang terbaik di mataku sekarang."
Ku cari sekeliling siapa tau aku berhasil bertemu pandang dengan Eun Woo. Kan multivitamin banget buat mood booster.
"Astaga anak ini. Urat malumu udah rusak apa gimana?" kata Chae Young, tangannya meraih kacamata dari wajahku lalu dia memasang benda dengan frame hitam itu di matanya.
Wow, muka artis memang beda. Mau pakai kacamata standar saja tingkat kecantikannya malah bertambah, jauh beda denganku. Gen keluarga Cha memang luar biasa.
"Hallo, Tsu Yu. Masih di sana?" ujarnya membuyarkan anganku.
"Ada masalah apa sih? Coba cerita." tambah penyanyi cafe itu sambil menyeruput latte yang sudah mendingin.
"Haahh," helaku panjang.
Aku sama sekali tidak memiliki energi saat ini. Nyawaku rasanya sudah separuh yang menghilang dari jasadku. Jika dibiarkan terus menerus aku akan berada pada fase zombie yang hanya tubuh saja yang bekerja tapi jiwanya entah berada di mana.
"Chae Young, coba bayangkan, seminggu ini orang itu terus menerus mengikutiku seperti penguntit. Lalu dia selalu mengatakan kata-kata menjijikkan, yang jika aku ingat lagu rasanya ingin muntah. Stress aku."
"Orang itu?" Chae Young nampak memutar bola matanya kebingungan.
"Nam Joo Hyuk," jawabku tak bersemangat kusandarkan kepalaku di atas meja.
"Apa lelaki itu lagi?" kata gadis berbaju casual yang sedari tadi duduk di hadapanku. Tampak ketidak sukaan di matanya. Yah, bagaimana dia mau suka. Satu-satunya orang yang paham betul hubunganku dan Joo Hyuk oppa dulu hanya dia.
"Lelaki itu resmi bekerja di Rumah Sakit tempatku bekerja. Seminggu lalu bahkan profesor memintaku menjadi tour guide pribadinya. Menyedih banget aku tuh." Kembali ku masukkan kepalaku ke kedua lipatan tanganku.
"Hmmm, Bukankah dia sudah pergi ke luar negeri? Kenapa dia ga membusuk saja di sana, bisa-bisanya muncul di korea lagi. Dasar makhluk tidak tahu malu."
Aku suka sikap bar bar Chae Young ini. Dia to the point banget menilai seseorang. Tipikel orang yang tidak peduli pendapat umum yang penting aku senang.
"Maka dari itu. Padahal aku sudah susah payah melupakannya. Dan sudah memulai kehidupan jomlo baruku yang damai tanpa bayang-bayang lelaki brengsek itu," gumamku sebal.
"Apa yang dia lakukan padamu seminggu ini?"
Mau tidak mau akhirnya aku mulai menceritakan pertemuanku dengan dokter Nam Joo Hyuk lalu perintah profesor untuk menemaninya berkeliling.
Dokter Nam yang aku kenal dulu orang yang sangat baik pada siapa saja, dengan wajah out standing sehingga dia akan dengan mudah beradaptasi dengan orang-orang baru. Memiliki hubungan yang mungkin jauh lebih baik dibandingkan diriku yang sudah lima tahun di Rumah sakit ini. Bagaimana mungkin orang seperti itu membutuhkanku untuk menemaninya bersosialisasi.
Di depan profesor aku menyetujui permintaannya toh jika dokter Nam serius ingin memintaku mengantarnya aku bisa berpura-pura sibuk dan menghindarinya sebisa mungkin.
Itulah yang aku pikirkan tapi ternyata dugaanku meleset. Dokter Nam sengaja menampakkan wajahnya di hadapanku. Dia selalu berpura-pura jika kita tidak sengaja berpapasan, tapi aku tahu itu tidak mungkin terjadi karena aku memang sudah sengaja menghindar tidak mungkin aku akan mencocokkan semua aktivitasku dengan jalur aktivitasnya.
Sekali dua kali aku biarlan kelakuannya itu. Tetapi hal itu terus berulang. Lelaki itu selalu mencoba mengajakku berbincang. Dia bersikap seolah tidak pernah ada kejadian menyebalkan diantara kami berdua.
Dengan mudahnya dia melupakan kejadian satu setengah tahun lalu. Itu tandanya aku memang bukan orang penting untuknya.
"Hai, dokter Chou. Apa anda mau ke kantin? Kebetulan saya juga mau ke sana. Mari pergi bersama," pintanya ramah.
"Ah, maaf dok. Sepertinya perut saya mendadak sakit. Saya mau ke toilet sebentar. Dokter duluan saja," kataku sambil memegangi perut seolah sudah menahan buang air besar sejak berhari-hari. Secepat kilat aku pergi menjauh darinya.
"Pfffttt," Chae Young tertawa lepas mendengar ceritaku.
"Gak usah tertawa. Masih banyak adengan ga masuk akal yang aku lakuin gara-gara lelaki itu terus menerus mengajakku pergi berdua."
"Baper pasti."
"Ih ogah," jawabku lantas berdiri dan tidak sengaja menyenggol seorang pelayan. Ups, kopi yang dia bawa tumpah.
"Maafkan saya," kataku spontan melihat tetesan kopi yang mengenai kepala seorang siswa SMA. Kalau dilihat-lihat siswa itu sangat tampan tapi misterius. Di baju seragamnya tertulis nama Young Hoon.
"..."
Ih, sama sekali tidak ada jawaban. Anak muda jaman sekarang sopan santunnya kurang apa gimana.
"Hei,"
"Ah, maafkan pacar saya. Dia memang begitu orangnya. Kurang bisa luwes kalau berhubungan dengan orang baru. Tapi dia tidak bermaksud mengacuhkan omongan Anda," ujar seorang gadis cantik yang sedari tadi duduk di depan siswa itu. Gadis yang memakai baju seragam yang sama dengan name tag bertuliskan Ryujin.
Sepertinya mereka berdua seumuran. Gadis itu langsung mengambil tisu dan mulai membersihkan kepala si lelaki. Perhatian yang wajar sekali diperlihatkan oleh para pasangan muda. Si lelakipun tersenyum sengang mendapat perlakuan manis dari sang pacar. Saling tatap malu-malu yang sangat menggemaskan.
Haahh, aku sedikit malu dengan mereka. Usia mereka jauh di bawahku dan mereka nampak sangat bahagia memiliki satu sama lain. Kapan aku ketemu orang yang seperti ini.
"Anak muda memang selalu berhasil bikin iri ya. Apalagi buat tante jomlo satu ini," ledek Chae Young.
Ingin rasanya ku masukkan anak ini ke kantong plastik lalu ku tinggalkan begitu saja ke tempat antah berantah. Nyebelin banget tuh mulut memang.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Hai hai hai
Hari ini CREAM ART kedatangan dua Cameo ganteng dan cantik dari cerita sebelah. Yuuk kepoin mereka.
❤️❤️❤️❤️❤️
Cameo
Young Hoon
Ryujin
Yang ingin membaca kisah dari mereka berdua bisa mampir ke cerita kak mtiarafkh
❤️❤️❤️❤️❤️
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro