Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 11

Suasana Jeju yang ramai dan asri mengawali hariku saat ini. Mau senang atau dongkol. Aku merasakan kedua perasaan bertolak belakang itu dalam satu waktu. Senang karena aku akhirnya dapat kerja lapangan sambil jalan-jalan ke pulau Jeju. Dinas luar yang aku nanti-nantikan sejak lama.

Lalu dongkol katena aku harus pergi bersama orang ini. Lelaki dengan stelan kemeja semi formal plus celana selutut khas orang liburan. Senyum puas terus saja terlihat di wajahnya.

"Haah, menyebalkan sekali. Kenapa aku harus berpasangan dengan dokter Nam sih. Kenapa tidak denga dokter-dokter yang lainnya saja," umpatku sepanjang perjalanan.

"Ya, Chou Tzu Yu. Dokter Chou Tzu Yu."

"Ah, iya?"

"Aku sudah berkali-kali memanggilmu. Apa yang kau pikirkan sampai melamun begitu? Sebentar lagi kita sampai di hotel. Kau tidak mau turun?" kata dr. Nam.

Tanpa sepatah katapun keluar dari mulutku. Ku mulai mengambil beberapa barang yang aku bawa. Tidak banyak hanya satu tas jinjing sedang. Aku memang tidak mempersiapkan banyak barang. Toh disini aku akan bekerja bukan bersenang-senang. Entah pekerjaan seperti apa yang menunggu kami di sana.

"Mau aku bantu bawakan."

"Tidak perlu, aku bisa membawanya sendiri. Begini-begini aku cukup kuat angkat benda berat. Jangan meremehkanku. Aku sudah bukan yang dulu kau kenal," jawabku tanpa takut sedikitpun. Dengan santai ku bawa barang-barangku dan melangkah memasuki hotel.

Yah bukan hotel bintang lima. Hanya hotel kelas menengah yang jaraknya dekat dengan Rumah sakit tempat kami akan bekerja tiga minggu kedepan.

Program ini memang program tiga bulanan yang dimiliki Song Chun hyang university hospital. Program pengiriman dokter-dokter terbaik mereka untuk membantu penanganan pasien di beberapa rumah sakit di Korea.

Hampir mirip pertukaran pelajar, namun ini lebih berat tanggung jawabnya. Jika pertukaran pelajar mereka tidak rugi apapun jika si mahasiswa bertindak seenaknya. Namun jika kami berdua bertindak seenaknya sekarang nyawa manusia akan melayang begitu saja.

Sikap profesional harus kami jalankan beberapa minggu ke depan. Aku tidak boleh terbawa suasana hati kali ini.

Aku masih tidak menyukai orang ini. Tapi aku juga harus mendahulukan keselamatan pasien diatas urusan pribadiku. Mau tidak mau, ikhlas tidak ikhlas aku harus bekerja sama dengannya.

"Ini kamarmu dan kamarku tepat di depanmu. Jadi jika perlu apa-apa jangan segan meminta bantuanku. Sekatang istirahatlah," ujar Nam Joo Hyuk ramah.

Kubalas dengan anggukan dan senyum seadanya. Badanku rasanya lelah sekali. Perjalanan yang kami tempuh cukup jauh.

Kubuka pintu kamar, di sana ada satu bed yang cukup luas untuk satu orang. Dengan dua nakas di kiri kanannya. Lalu televisi menggantung rapi di dinding. Juga meja kerja yang menghadap langsung ke jendela. Saat pagi tiba pasti pemandangan disana sangat memukau karena tempat itu langsung menghadap laut.

Kling Kling sebuah pesan masuk di ponselku.

"Kau suka kamarnya? Aku sengaja memilihkan kamar yang langsung menghadap laut. Bukankah Laut adalah tempat favoritmu," begitulah bunyi pesan tersebut.

"Terima kasih. Aku tidak menyangka kau mengingat hal remeh itu," balasku singkat.

"Apa maksudmu remeh? Aku mengingat semua hal tentangmu, tentang kita." Dengan cepat pesan balasan memenuhi layar androidku.

"Tentang kita? Aku tidak merasa ada yang harus kita ingat tentang kita."

"Ya, Chou Tzu Yu. Apa kau ingat foto ini." Sebuah foto terkirim di bawah pesan itu. Foto yang entah kapan aku terakhir melihatnya.

Di sana terlihat gambar dua orang muda mudi.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro