Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2

Janji hanyalah sekedar ucapan
Memohon hanyalah sebuah perkataan
Apa gunanya memiliki harta jika tidak bisa dikendalikan?
Sebuah kekuasaan akan berakhir
Penguasa baru akan datang
Lalu siapa yang akan menang?

Korea, 2018

Lelaki itu menatap dua orang di depannya dengan seksama. Sedangkan kedua orang itu merasa tidak nyaman karena berada di ruangan yang bersama setelah sekian lama.

"Apa yang ingin kau sampaikan, Pak Choi?" tanya salah satu lelaki di ruangan itu.

"Sejak kapan kau memanggilnya dengan sebagai 'Pak'?" dia tertawa remeh. "Dasar bajingan," lanjut lelaki yang rambutnya berwarna merah itu. Auranya memang dipenuhi oleh kebencian jika melihat orang yang sebelahnya itu.

"Kita sedang berada di perusahaan, apa salah jika aku berkata formal? Di sini, hanya kaulah yang tidak mempunyai sopan santun," balas lelaki di sebelahnya yang tidak kalah pedasnya.

Lelaki yang dipanggil dengan sebutan Pak Choi itu menghela napas.

"Kai, Taeyong, bisakah kalian berhenti berdebat setiap melihat wajah satu sama lain?" ujar Pak Choi dengan amarah yang ia tahan.

Di ruangan itu suasananya memang sudah tidak enak sejak kedua lelaki yang dipanggil Kai dan Taeyong itu muncul. Pak Choi sendiri sedang menahan amarahnya karena merasa gagal menjadi wakil CEO dari Choi Corp.

"Aku akan langsung ke intinya saja. Apa kalian tau di mana keberadaan Ri Hae?" tanya Pak Choi tanpa basa-basi.

Mata Taeyong dan Kai langsung bertemu, mereka bertatapan bingung. Kenapa keluarga Ri Hae menanyai keberadaannya setelah bertahun-tahun menghilang? Begitulah yang mereka pikirkan.

"Kenapa kau tiba-tiba menanyakan Ri Hae?" tanya Taeyong jengkel. Sesungguhnya, Taeyong adalah satu-satunya orang yang paling jengkel dengan keluarga Choi ini. Meskipun ia bekerja di Choi Entertainment, namun itu tidak membuat kejengkelan dan kebenciannya menurun sama sekali.

"Karena perusahaan membutuhkannya."

Mendengar jawabannya membuat Taeyong tersenyum kecut.

"Kau mencarinya setelah Ri Hae hilang selama 6 tahun dan apa katamu? Perusahaan membutuhkannya? Kemana saja kau selama 6 tahun? Kenapa tidak mencarinya? Kenapa baru mencarinya saat kau membutuhkannya? Dia bukan barang yang bisa dipakai lalu dibuang." kata-kata pedas Taeyong langsung menusuk tepat di hati. Bahkan Pak Choi sampai tidak menjawab perkataannya karena terkejut mendengar perkataannya.

"Jawablah," jedanya. "Paman."

Pak Choi langsung melihat ke arah mata Taeyong yang dipenuhi oleh kebencian dan amarahnya. Memang benar, dulu Taeyong, Kai, dan Ri Hae selalu memanggil lelaki di depannya ini sebagai sebutan Paman. Namun, setelah Ri Hae pergi menghilang, Pak Choi tidak pernah lagi memunculkan wajahnya di hadapan Taeyong maupun Kai. Itulah yang membuat Taeyong tambah jengkel.

Sudut bibir Pak Choi menaik sedikit. "Sudah lama aku tidak mendengar sebutan itu. Jika dipikir-pikir kembali, yang memanggilku dengan sebutan itu hanya kalian bertiga."

Taeyong memutarkan bola matanya. "Aku tidak peduli dengan urusan keluargamu, jadi kuharap kau tidak menganggu kehidupan Ri Hae. Tetaplah hidup seperti 6 tahun kebelakang ini. Jangan berpikir untuk mencarinya," ujar Taeyong sedangkan Kai hanya diam memerhatikan keduanya.

Taeyong langsung mengangkat bokongnya dari sofa itu dan berjalan keluar namun langkahnya berhenti karena ucapan Pak--atau sebut saja dia Paman--Choi itu.

"Kalian juga tidak tau di mana keberadaanya, bukan?"

Taeyong membalikkan badannya dan mengepal tangannya. Matanya benar-benar seperti ingin membunuh seseorang. Karena tidak ingin melihat adanya kekerasan, Kai pun akhirnya angkat bicara.

"Tau atau tidak tau kita tentang keberadaan Ri Hae sekarang kurasa itu bukan masalahmu, Pak--bukan, maksudku, Paman Choi." Kai dan Taeyong memang tidak bisa akur, namun kalau tentang Ri Hae, mereka akan membelanya sampai ke titik akhir.

Paman Choi menutup matanya, berusaha untuk mengendalikan amarahnya lalu menghela napas dengan berat.

"Jika bisa memohon, aku akan memohon kepada kalian. Hanya kalianlah yang mungkin bisa mengetahui keberadaannya," bujuk Paman Choi dengan nada lebih halus.

Kai ingin membalas perkataannya, tetapi didahului oleh Taeyong.

"Kalau begitu, memohonlah atau kalau kau benar-benar ingin Ri Hae kembali maka berlututlah. Lalu aku akan mempertimbangkannya."

Kai menatap Taeyong tidak percaya. Bagaimana bisa ia menyuruh seorang wakil CEO berlutut dihadapan idol dari perusahaannya sendiri?

Paman Choi tidak main-main dengan perkataannya. Ia berdiri dari tempat duduknya dan bersiap untuk... berlutut?

Kai pun berdiri dari tempat duduknya dan berusaha menahan Paman Choi.

"Paman--"

"Biarkanlah dia, mari kita lihat betapa putus asanya mencari Ri Hae," potong Taeyong dengan wajah liciknya.

Paman Choi tidak berkata apa-apa dan secara perlahan menggerakkan kedua kakinya untuk berlutut. Setelah lutut itu menyentuh lantai, Taeyong tersenyum puas.

"Baiklah, aku akan mencoba mencari Ri Hae. Tapi dengan syarat, kau tidak akan mengkekangnya. Kau dan keluargamu." setelah mengucapkan kata itu, Taeyong langsung keluar dari ruangan itu.

Kai tidak percaya betapa kerasnya Taeyong. Dia tidak berubah sedikit pun. Bantinnya bersuara.

Paman Choi merenggangkan kakinya, bahkan dia sendiri tidak percaya akan berlutut dihadapan orang seperti Taeyong dan Kai.

Kai kembali menatap Paman Choi. "Syarat Taeyong adalah kau tidak akan mengkekang Ri Hae lagi," gumamnya.

"Tetapi syaratku berbeda. Kau tidak akan memaksanya untuk mengambil alih perusahaan atau apapun itu yang berhubungan dengan perusahaan-perusahaan yang dimiliki Choi Corp. Satu-satunya alasan Ri Hae mau kembali ke negara ini adalah mungkin karena kakeknya yang sedang sakit. Jadi kuharap kau tidak berharap banyak dengannya. Itulah syaratku," lanjutnya lalu meninggalkan ruangan itu.

Paman Choi memegang kepalanya dan menjambak rambutnya dengan kasar. Berlutut saja tidak menyelesaikan masalah. Bagaimana nasib perusahaan jika bukan Ri Hae yang memegang kekuasaan?

~~~

"We need to talk," ujar Kai sambil menarik belakang kerah baju Taeyong.

"Yak! Apa yang kau lakukan?" serunya.

"Apa kau gila? Kenapa kau menyetujuinya? Apa kau lupa dengan janjimu kepada Ri Hae?" tanya Kai kesal dengan perbuatan Taeyong yang semena-mena.

"Memangnya kenapa? Apa kau takut mengakui kesalahanmu 6 tahun yang lalu?" balas Taeyong.

"Sampai kapan kau akan mengungkit masalah itu?"

"Masalah itu, kau bilang? Yak! Masalah yang kau bilang itu adalah salah satu alasan kepergiannya, apa kau lupa?"

Merasa tidak bisa menjawab perkataan Taeyong lagi, Kai pun beralih topik.

"Lalu kau sendiri? Apa kau lupa janjimu? Janji tidak akan mencarinya? Janji kalau kau tidak akan mengenalnya lagi?"

"Janji dibuat untuk diingkari. Apa kau lupa dengan pepatah hidupku?"

"Tentu saja, janji hanyalah kata yang sering kau ucapkan. Tidak berarti apa-apa," sindir Kai.

"Apa kau sudah selesai? Aku tidak punya waktu untuk berbicara dengan bajingan sepertimu," ucap Taeyong lalu menabrak bahu Kai dengan sengaja.

Kai benar-benar tidak percaya dengan kelakuan Taeyong. Ia pikir Taeyong akan berubah setelah debut dan menjadi leader di grupnya. Tetapi itu hanyalah akting belaka. Ia bersikap bijaksana membimbing anggotanya ke arah yang lebih baik. Tapi nyatanya, ia hanyalah seorang urakan yang beruntung debut karena tampangnya.

Bakat? Bakat yang sering orang katakan itu berbeda dengan pemikiran Taeyong. Bakat yang dia punya hanyalah amarah dan kebebasannya. Kedua bakat itulah mendorongnya menjadi aktor yang sempurna di depan layar dan bisa menjadi idol papan atas. Begitulah reputasi Taeyong dipikiran Kai.

Begitu pula sebaliknya. Mereka berdua saling membenci satu sama lain dan hanya bisa bersatu demi Ri Hae. Tetapi perempuan itu malah meninggalkan keduanya berselisih di negara ini.

Apa yang akan terjadi jika perempuan yang dipanggil Ri Hae itu benar-benar kembali? Apa keluarganya akan menerimanya? Atau ia akan dia akan tambah diasingkan oleh keluarga?

~~~

Words: 1143

~~~

Yaa~ banyak banget wordsnya wkwkkw. Nyambung engga sih? Ketebak engga sih alurnya? Maafkeun kalo boring ya gais:"

P.s. Di mulmed ada abang Taeyong. Kali ini dia rambutnya red red gitu biar memperdalami perannya sebagai urakan WKKWWK. I'm sorry Taeyong, kamu jd menyebalkan di sini:(

Ok, see ya in the next chapt!

6 Juli 2019
Indonesia.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro