Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

02. Salah paham

(Name) sontak menendang kaki Sanzu kuat-kuat. Iya kaki, kalau asetnya yang ditendang kasihan katanya. Nanti penyok gapunya keturunan kan ribet urusannya. Oke, ini terlalu berlebihan.

Berhasil menjauh, Sang wanita menatap kaget ke arah Sanzu yang justru menyeringai dan menjilat bibir bawahnya.

"Apa yang kau lakukan?!" Pekik (Name). Ia auto mengusap kasar bibirnya sebab ciuman yang berdurasi 3 sekon itu.

"Habisnya kau terlalu banyak bicara, aku tidak tahan." Jawab Sanzu santai.

"Hah?!"

"Ahahaha awai awaiii ≧▽≦ !" Pekik anak Mikey kegirangan yang masih dalam gendongan (Name).

"ASTAGA MATANYA TIDAK SUCI LAGI!" Batin (Name) resah.

"Awas saja kau yakuza brengsek!" (Name) sedikit jongkok untuk mengambil ponselnya yang jatuh gara-gara Sanzu.

Tapi, dikala ia berhasil meraih ponselnya, Sanzu tiba-tiba menginjak tangannya.

"Aw!"

"Hei nona, memfitnah itu tidak baik lo."  (Name) mendongak melihat visual cantik Sanzu, "Aku bukan penculik maupun yakuza."

"Humm humm, sou sou! ajuu >ω<" Dan tiba-tiba saja anak Mikey turun dari gendongan dan memeluk kaki Sanzu.

"Dia keponakanku." Anak Mikey loncat-loncat kegirangan dan hampir saja jatuh jika Sanzu tidak kembali menggendongnya.

"H-hah? E-eehhhhh?!" Kaget (Name).

Jadi dia hanya salah paham?
Sungguh, (Name) ingin mengutuk dirinya sendiri sebab menilai orang hanya dari luarnya saja. Tapi pria di depannya ini juga sudah merenggut kesucian bibirnya.

"Jadi, kita sama-sama salah. Iya kan?" Batin (Name).

"M-maafkan aku!" (Name) membungkuk sopan dihadapan Sanzu.

"Hoo apa? Aku tidak mendengarmu."

"Aku minta maaf!"

"Kikoenai!"

(Name) mulai emosi, "MAAF UNTUK KESALAHPAHAMANNYA!"

Ia langsung berlari kencang menjauhi pria gila seperti Sanzu. The real lari dari kenyataan.

Sanzu tertawa kecil, "Haha Minnie-chan jangan menakuti wanita itu!"

Anak Mikey yang masih digendongnya hanya mengerjap bingung.

"Oke, sudah cukup jalan-jalannya untuk hari ini."

Sanzu mulai pulang ke rumah majikannya, ralat di kediaman keluarga Sano.
Sampai disana, baru saja Sanzu membuka pintu ada pisau melayang.

"Kemana saja kau brengsek?!"

Sanzu bergidik ngeri menatap wanita berstatus istri Mikey yang saat ini tengah marah besar dengan api yang menyala-nyala dibelakangnya.
Ia jadi curiga kalau yang sebenarnya mantan kriminal itu istri Mikey, bukan dirinya.

"Ampun kak Ros!"

"Jangan bawa Ai-chan ikut denganmu Sanzu teme!!" Istri Mikey kembali melempar pisau dapur pada Sanzu.

Beruntung Sang adam berhasil menghindarinya dengan jurus kungfu panda.

"Wuagh! Mikey, tolong aku! Jinakkan istrimu!" Sanzu meminta tolong pada Sang raja. Tapi, ia tidak mendapatkan apa-apa, sebab Mikey sedang sibuk. Sibuk menonton sambil ngemil Taiyaki.

"Sudah kubilang jangan bawa Ai-chan!"

"Baru pulang dimarahin, ngajak berantem?!"

Nyonya Sano kembali marah besar dan melempar perabotan rumah tangga, bahkan kucing peliharaan saja ia lempar ke arah Sanzu.

"Mama mama!" Panggil Sang putri pada nyonya Sano dan otomatis adegan lempar lembing itu berhenti.

"Ai-chan, kau baik-baik saja huh? Ada yang lecet? Sakit? Oi Sanzu kau tidak mengajarinya hal yang tidak senonoh kan? Ngaku!"

"Kami hanya jalan-jalan." Jawab Sanzu sambil duduk di sofa dengan santai, "Dan juga belajar menuju proses kedewasaan, benarkan Minnie-chan?"

"Apa katamu?!"

Anak Mikey dengan pasangannya di book sebelah bernama Aika, Sano Aika. Gadis cilik yang masih berusia 1 tahun itu mulai mengantuk dalam gendongan Sang ibu.

"Sanzu, kalau kau menyentuh Ai-chan lagi aku tidak akan memaafkanmu!"

"Kenapa? Padahal Minnie-chan sangat senang bermain denganku."

"Jangan memberi sebutan aneh pada putriku!"

"Padahal itu sebutan yang lucu. Satunya Mikey dan yang satunya Minnie."

Sanzu berakhir ditendang keluar rumah.

***


Hari menjelang malam, terdengar burung hantu suaranya merdu. Khu khu. Khu khu.

Sanzu pasrah, duduk sembarangan di teras sebuah toko yang kebetulan tutup.
Yah, habisnya ia baru saja diusir.
Ia berharap Mikey, Sang kepala keluarga membawanya kembali. Tapi itu hanya mimpi.

Padahal dia seorang mantan kriminal, tapi dia dengan mudah kalah dengan seorang wanita. Ya masalahnya disini, wanita berstatus istri Mikey itu punya ilmu monyet, ilmu gorila, segala ilmu bahkan filsafat. Makanya ia kalah telak.

Jika Sanzu berniat membunuhnya, nyawanya akan hilang duluan. Serba salah.
Ups, hampir saja lupa kalau Sanzu itu sudah bertobat.

Pria bersurai merah muda itu bagaikan anak itik. Jika Mikey kembali ke jalan yang benar, Sanzu akan mengikutinya. Jika Mikey kembali jahat, maka Sanzu juga akan mengikutinya. Apapun untuk raja.

"Bonten ya, haha nostalgia sekali." Gumam Sanzu yang sedikit mengingat organisasi kriminal yang ia masuki dulu.
Dimana dirinya bekerja sebagai orang kepercayaan Mikey, meskipun tidak pernah ternotice.

Tiba-tiba ada dua koin uang 10 yen jatuh dari atas ditengah-tengah enaknya nostalgia. Sanzu mendongak dan memasang ekspresi marah pada seseorang yang barusan beranjak menjauhinya.

"Aku bukan pengemis!" Seru Sanzu.

Orang yang diteriaki Sanzu itu menegang kaget dan segera mendekat untuk memungut kembali uangnya.

"Maafkan aku─eh?"

"Eh?"

Pandangan mereka bertemu, "KAU?!"

Dia (Name), orang yang barusan memberi uang koin kepada Sanzu yang dikiranya pengemis.

"Lagi-lagi kau haha, apa ini caramu menarik perhatian?" Sindir Sanzu.

"Ap─ i-itu salah paham! Ku pikir kau pe-ah tidak! Maafkan aku!" (Name) salah tingkah merutuki perbuatannya sendiri.

Namun, saat ia kembali melangkah menjauh Sanzu menahan lengannya.

"Urusan kita belum selesai, dan kau seenaknya ingin lari dariku?"

"Urusan? Urusan a-apa ya?"

"Setidaknya lakukan sesuatu untukku sebagai permintaan maafmu!"

"H-hah?"

(Name) pasrah juga akhirnya, ia diminta untuk mentraktir Sanzu makan. Katanya pria itu tidak makan seharian.
Tidak apa-apa, (Name) rela uangnya berkurang daripada harus bertemu dengan pria gila nan asing seperti Sanzu lagi.

"Jadi, sudah lunas ya. Sekali lagi maaf atas kesalahpahaman untuk pagi tadi dan sekarang." Sanzu tidak menjawab ia sibuk menikmati takoyaki.

"Kalau mau, kau boleh tambah kok."

"5 porsi!"

Perempatan imajiner muncul didahi (Name). Ia kembali mengeluarkan uangnya untuk membayar pesanan orang asing kelebihan akhlak seperti Sanzu. Salah sendiri nawarin.

"Kau tidak mau?"

"Tidak perlu." Jawab (Name) sedikit ketus.

Sanzu menarik lengannya paksa sehingga (Name) yang awalnya masih berdiri jadi duduk dipangkuannya.

"Sanzu Haruchiyo."

"Huh?"


"Dengan ini, aku bukan orang asing lagi untukmu."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro