First Down
Seorang pemuda berambut putih panjang tengah duduk di pesisir kolam oasis. Kedua kakinya yang berwarna kecoklatan direndam dalam air sembari sesekali tangannya membasuh kakinya itu dengan air.
"Sena."
"Ada apa?"
"Dengan kakimu itu kita bisa langsung berlari tanpa jeda ke kuil."
"Kuil ...? Itu bukannya tempat kemah Kak Hiruma?"
"Itu reruntuhan kuil, memang sih disulap jadi kemah sama tuh setan."
"Jadi ... habis ini aku harus lari sampai kemah?"
"Ya, ada masalah?"
"Ga ada."
"Atau mas salah jawab gitu?"
"Eh?"
Hening diantara mereka meluap, kalau kebiasaan buruk Cyno sudah keluar Sena hanya bisa diam tanpa mengeluarkan satu patah kata apapun, bingung juga harus merespon seperti apa, mau ketawa tapi tidak lucu, mau jujur juga pasti akan salah.
Sena tidak ingin mendengar celotehan Cyno tentang lawakan garingnya itu, Cyno bisa menjelaskannya dari a-z dan sebaliknya, sayangnya Sena tidak seperti Cyno yang memiliki otak yang encer seperti air, mau dijelaskan pun Sena butuh waktu yang lama untuk memahaminya 100%.
"Ya, kita akan kesana dengan kecepatan cahaya, sudah tidak sakit 'kan lututnya?
"Ya, sudah tidak kok, tapi masih dikit sakit, hahaha ...."
"Kalau begitu tidak usah terlalu cepat, jangan paksakan kakimu, kecepatanmu berlari selalu dibutuhkan," ucapnya seraya bangkit, kedua kakinya menepuk-nepuk kedua lututnya pelan.
Sena dan Cyno berada di dalam tubuh yang sama, tubuh tentu milik Cyno, tetapi Cyno selalu berbicara kalau Sena memiliki tubuh juga, karena keberadaan jiwa Sena dalam tubuhnya adalah tanggung jawab baginya. Tubuh miliknya sama dengan tubuh milik Sena juga.
Saat Cyno menepuk lututnya, memang masih sakit tetapi dia tidak akan menampilkan rasa sakit itu di wajahnya, Cyno menyerahkan kakinya pada Sena.
Jadi yang dimaksud Cyno dengan lutut Sena, lututnya sendiri dan tadi dia sempat bertindak ceroboh mengakibatkan Sena harus lari secepat mungkin menghindari para penjahat yang mengejar.
Kenapa mereka tidak membasmi para penjahat padang pasir itu?
Kekuatan Cyno tidak digunakan untuk membasmi lawan secara massal.
Pertama, Cyno harus mengirit Vajrada Amethyst Fragment, kekuatan Cyno hanya bisa dibangkitkan secara maksimal menggunakan itu.
Kedua, walaupun Cyno memiliki vision bukan berarti staminanya tak terbatas.
Ketiga, kekuatan miliknya adalah sebuah kutukan, cakar tajamnya bisa menyerap jiwa/aura kehidupan manusia. Dengan begitu umur Cyno akan bertambah panjang.
Keempat, kekuatan yang Cyno miliki bisa saja keluar kendali dan menyerang siapapun.
Kalian mau tebak berapa umur Cyno? Yang pastinya umurnya lewat dari natas umur manusia biasa.
Perumpamaan yang pas mungkin cahaya dan kegelapan, Cyno adalah kegelapan pekat seperti abyss tetapi Sena yang ada di dalam tubuhnya adalah setitik cahaya kecil yang menjadi menara kontrol kesadaran Cyno atau bisa dibilang pelindung agar kegelapan itu tidak keluar kendali.
Kedengarannya memang klise tapi itulah mereka.
Sena dan Cyno, dua jiwa dalam satu tubuh, manusia tanpa vision dan manusia terkutuk.
"Ayo Sena."
"Ya."
Sena dan Cyno bertukar tempat, rambut perak berganti dengan coklat tua, warna mata pun berubah coklat muda dengan tatapan cerah, ekspresi wajah Cyno yang dingin melembut, menampilkan ekspresi fresh dan penuh semangat.
"Yang berhasil sampai duluan di kemah itu yang menang!"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro