06
APA setelah kejadian itu Kim Jaehwan dan Hwang Minhyun berbaikan? Jawabannya tidak. Dua orang ini malah memilih saling menghindari dan mendiami satu sama lain. Bukan gengsi atau apa, tapi menurut mereka—tindakan yang mereka ambil saat ini adalah yang terbaik untuk hubungan mereka yang sudah tiga bulan dingin.
Minhyun memilih menyibukkan diri dengan kegiatan di kampus, Jaehwan juga direkrut oleh salah satu seniornya untuk mengambil bagian dalam promosi jurusan dan unit kegiatan mahasiswa di festival kampus yang tidak lama lagi akan dilaksanakan, tepat sebelum liburan musim panas.
Daniel dan Seongwu jadi kena imbas dari keduanya., kalau Daniel lagi sama Jaehwan—Minhyun gak bakalan nganggep Daniel pernah terlahir di dunia ini, sedangkan Jaehwan—dia bahkan ngegas deketin Sewoon kalau kebetulan melihat Minhyun dan Seongwu sedang bersama. Kadang Seongwu sampai heran dengan tingkah Jaehwan, seolah-olah ia juga menyimpan rasa padanya.
Jadi pasangan Ongniel yang jadi korban ngambekan pasangan Minhwan aka saranghe team memilih untuk merapat. Ia merapatkan diri di pojokkan dan ketawa-ketiwi bareng.
"Niel, Jaehwan ama Minhyun tuh gak ada niatan baikan yah?" celetuk Seongwu dengan wajah murung.
"Ada deh kayaknya, tapi mungkin gak dalam waktu dekat."
"Minhyun tuh sekarang dekat ke Jinyoung coba, mana keliatannya mesra banget."
"Jinyoung? Si kepala biji?"
"Jahat banget dibilangin kepala biji hahaha... iya, kata Minhyun sih dia gemes doang ke Jinyoung... tapi aku takut Minhyun jadi pelakor hubungan deephwi yang udah aku kasih lampu hijau dari jauh-jauh hari."
"Lah ngapain kamu yang ngasih lampu hijau? Emang kamu siapa mereka?"
"Kan aku mamah jadi-jadiannya si Daehwi."
Daniel hanya menggeleng dan tertawa pelan dengan jawaban cuek kekasihnya, bersyukur memiliki Seongwu. Daniel memang sudah lelah pertengkaran antara Minhyun dan Jaehwan yang sedikit kekanakan membuat ia dan Seongwu harus membatalkan rencana mereka merayakan hari jadi mereka, karena Ayah Seongwu yang langsung mengurung Seongwu di dalam kamarnya saat ia tahu Jaehwan dan Minhyun tidak akan ikut.
"Jaehwan aku panggil ke sini loh Niel, kita bujukin Jaehwan aja dulu yah... abis itu kita suruh Jaehwan minta maaf sama Minhyun dulu sambil ngasih kejutan."
"Tapi kan Minhyun deluan sayang yang marah-marah gak jelas ke Jaehwan."
"Yah kalau ngakunya seme yah ngalah dong."
"Sayang, seme juga manusia."
"Iya juga yah... tapi kan kalau Jaehwan gak mau ngalah kali ini, masalah mereka gak akan kelar."
"Apa kita minta tolong dulu sama Jonghyun biar bujuk Minhyun lagi? Apa perlu kita panggil si Hyunbin aja?!" seru Seongwu dengan mata berbinar.
"Honey, kita mau mereka baikan. Bukan mau nambah drama 'mantan pacar gebetanku muncul kembali' yang tayang di acara tipi kesayangan anda."
***
Jaehwan menghela napas panjang, hanya tinggal dua hari waktu yang tersisa sampai ulang tahun Minhyun yang ke dua puluh satu. Ia ingin memberikan kejutan seperti tahun-tahun sebelumnya, namun ragu—sebab Minhyun sudah berapa minggu terlihat bersama dengan Dongho atau Jonghyun, baik di kantor maupun di rumah. Jaehwan jelas sedikit makan hati, karena Jaehwan sukanya makan daging. Sejujurnya Jaehwan sudah tidak tahan dengan hal yang sedang dijalaninya sekarang, namun ia terlalu gengsi untuk meminta maaf pada Minhyun yang terlihat sama tidak pedulinya dengan dirinya.
Daniel dan Seongwu sebenarnya sudah memberitahukan Jaehwan kalau Minhyun beberapa kali terlihat melamun dan suka mengira Seongwu sebagai Jaehwan dan berakhir dengan Seongwu yang merajuk karena disamakan dengan Jaehwan. Kalau kata Seongwu sih―
"Ih gua ganteng gini di samain ama ni siluman ikan cupang!"
Daniel yang otaknya sedang lebih waras beberapa persen dibanding kekasihnya itu lalu menyarankan pada Jaehwan untuk memberikan kejutan kepada Minhyun, katanya harus yang romantis, karena kalau Jaehwan tidak mau bersikap romantis―Jaehwan harus rela dijadikan Uke dalam hubungan Minhwan yang begitu ambigu ini.
Jaehwan sudah menyusun rencana untuk menyatakan perasaan kepada Minhyun sore nanti, tapi saat mengintip dari jendela kamarnya. Jaehwan harus menunggu karena Minhyun terlihat sedang bersiap untuk pergi keluar, dengan menggunakan kemeja bergaris merah putih dengan dasar hitam. Kulit putih Minhyun terlihat semakin cerah, ditambah lagi Jaehwan menyadari kalau Minhyun menata rambutnya lebih lama dari biasanya.
"Jangan-jangan Minhyun mau kencan buta!?"
Saat pemikiran itu datang Jaehwan jadi semakin murung dan akhirnya mojok di pinggir kasur dan manyun-manyun sambil terus mengomel dalam hati. Satu jam mojok, tiba-tiba ponsel Jaehwan berdering dan di sana nama si penelfon yaitu Si Unyil. Akhirnya membuat Jaehwan segera mengangkatnya.
"Kenapa Woo!?" teriak Jaehwan begitu ia mengangkat panggilan.
"Gila lu ye, Di mana lu!?"
"Di rumah," jawab Jaehwan tidak semangat.
"Ini nih, si dodol... Lu buruan kemari! Minhyun ketemu ama Hyunbin!"
"Hah!?"
"Haheh ha heh ae lu, buruan kemari! Si Minhyun kayaknya mau balikan ama si Hyunbin. Mereka ketawa-ketawa mulu," ungkap Seongwu dengan nada berapi-api.
"Demi apa lu!? Heh yayang gua tuh, lu liatin aja terus gua ke sana sekarang!"
Jaehwan segera mengambil kemeja secara acak dari dalam lemarinya dan memakainya secepat yang ia bisa, Jaehwan sudah duduk manis di balik kemudi bahkan sudah membawa mobil milik Ayahnya itu sampai ke depan gerbang komplek perumahannya dan menyadari kalau ia bahkan tidak tahu Seongwu dan Minhyun sedang berada di mana.
Akhirnya Jaehwan memilih untuk menelfon Seongwu―
"Ong, lu di mana?"
"BODO AMAT LU, TADI GUA BELUM NGASIH TAU DI MANA UDAH DI MATIIN AJA TELEFONNYA!"
"Ya map kan gua panik yayang gua mau direbut."
"Bodo amat!"
"Ya udah dong sayang jangan ngambek, kamu di mana sekarang? Nanti Abang jemput."
"Gua di café punya si Kuanlin, buru ke sini."
"Okey!"
Jaehwan-pun memacu mobilnya dengan kecepatan lumayan tinggi. Begitu sampai di depan café dengan tulisan "2033", bergegas masuk dan ia menemukan Minhyun yang sedang duduk sendirian dengan segelas choco milkshake dan strawberry cheese cake.
"Hyun! Jangan terima Hyunbin balik jadi pacar kamu! Kamu mending nikah sama aku lusa deh kalau kayak gini!"
Minhyun yang terkejut dengan kedatangan Jaehwan langsung melotot setelah mencerna ucapan Jaehwan.
"Tunggu aku telfonin Ayah sama Bunda kita!"
Jaehwan tentu langsung bergerak cepat dan tepat di dering ketiga Ayahnya mengangkat telefon dari anak semata wayangnya itu.
"Yah! Aku mau nikah ama Minhyun lusa! Kalau gak, dia bakalan balikan sama mantannya yang bajingan!"
"JAEHWAN."
Teriakan Minhyun itu sukses membuat Jaehwan berbalik dan menatapnya balik. Wajah Minhyun merona hebat sedangkan wajah Jaehwan yang melonggo membuat Minhyun mendesah frustrasi karena tingkah laku Jaehwan.
"Hyun jangan balikan ama Hyunbin, sama aku aja. Hyunbin tuh lebih kere dibanding aku, lagian dulu kamu waktu pacaran ama dia kan gak bahagia-bahagia amat. Sama aku mah gak bahagia terus juga sih... tapi setidaknya kamu kalau kesel atau marah bisa mukul aku, Hyunbin kan badannya gede, kalau kamu mukul terus dia bales gimana? Hayo!"
"Apaan sih Jae! Gak jelas banget kamu tuh, siapa juga yang mau balikan sama Hyunbin ih!"
"Si Ong yang bilang kamu mau balikan ama Hyunbin!" ujar Jaehwan.
"Gaaak!"
"Lah...," lalu hening.
"Halo Jaehwan! Ayah udah kasih tau sama Papa Minhyun sama Mama Minhyun buat nikahin kalian minggu sore nanti, Bunda sama Mama Minhyun sekarang udah ngehubungin salah satu perancang pakaian buat bikin jas nikah kalian, oh iya Ayah juga udah bilang sama pihak hotel buat mulai bikin konsep nikahan kalian besok, nikahnya lusa kan? Tenang aja, Ayah udah siapin semuanya."
Minhyun kini berteriak frustrasi karena kesalah pahaman yang membuatnya sakit kepala sekarang.
"Emang kamu gak mau nikah ama aku Hyun?" tanya Jaehwan dengan suara pelan dan wajah memelas.
"YA MAU, TAPI GAK LUSA JUGA LAH HWAN!"
"Yah tapi udah terlanjur bilang, gimana dong?"
"Gak mau tau! Pokoknya semua salah kamu!"
Dan begitulah akhir dari pertengkaran Jaehwan dan Minhyun. Sementara si pelaku utama dari drama salah paham pasangan Minhwan, sudah tersedak kopi miliknya di dalam mobil yang dikendarainya bersama sang kekasih.
"Yah Niel, masa mereka deluan nikah dibanding kita yang udah jadian!" protes Seongwu.
"Ya udah aku telfonin Papi aku juga biar kita nikahnya bareng mereka?"
"Gak usah deh, aku masih mau cari calon suami potensial yang lain. Kali aja nemu yang bagusan dibanding kamu."
"ONG SEONGWU!"
"Hehehe ampun, Niel."
THE END
Wih keren kan ye akhirnya nih cerita tamat wahahaha tinggal bagian epilognya aja sih ini, dah lelah aku membagi kerecehan dan ketidak beresan hubungan pasangan Minhwan ini... aku rencananya mau buat lagi ff Minhwan, tapi entar deh kalau udah nemu plot yang bagus buat pasangan ini. See ya at epilog~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro