Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

📝Why 2019?

Sebenarnya belum ada niat buat nulis. Tapi, entah mengapa jiwaku mendorong untuk harus menulis. Karena udah lama juga kali, ya gak nulis di sini. Bingung juga mau nulis apa (?)

Pikiranku akhir-akhir ini kacau banget. Banyak mikir ini itu yang belum kunjung nemuin solusi. Butuh temen cerita yang bisa nyambung banget sama aku. Tapi belum ada sampai sekarang. Hadeuh.

Jujur aja, sih. Akhir-akhir ini aku merasakan ketertekanan yang begitu dalam. Aku terlalu banyak diam dan mengurung diri. Aku gak mau bertemu siapa pun kecuali temen yang bener-bener udah dekat sama aku. Aku berevolusi menjadi manusia asosial.

Lucu. Lucu sekali. Banyak hal yang tidak ingin aku lakukan, bahkan seperti tidak ingin melakukan, tetapi tahun ini aku telah melakukannya. Bukan lucu, sih tapi sedih.

Semua ini bermula dari awal tahun 2019. Ini pertama kali aku pergantian tahun tanpa orang tua. Maksudnya, gak di rumah seperti tahun-tahun sebelumnya. Serius, sih ini first time.

Malam itu, saat waktu menunjukkan kedekatan pergantian tahun, di sana aku sedang berpikir. Kayak ada sesuatu yang gak aku relakan. Iya, aku seperti gak rela tahun 2018 berlalu. Padahal kalau diingat, tahun itu biasa-biasa saja. Ya, mungkin ada lah yang bikin beda.

Di sana aku gak membayangkan tahun 2019 itu bakal seperti apa (?)

Entahlah... mungkin yang aku pikir akan banyak kebahagiaan. Yeah, just it.

InsyaAllah, sih. Toh manusia gak ada yang tau kalo sebenarnya Allah telah menyiapkan kebahagiaan.

Tapi, sejauh ini aku merasa bingung sama diriku sendiri. Kasihan sama diri sendiri. Berasa semenyedihkan ini. Iya, sedih banget. Tahun ini kayak banyak kesedihan dalam hidupku. Aku mengecewakan banyak orang. :(

Ini bentuk rasa tidak bersyukur, ya?

Ah, ya. Aku tau, kok. Tapi, aku gak bisa mengelaknya. Aku hanya ingin menyampaikan apa yang aku rasakan. Jujur aja, sih tahun ini aku banyak mengalami futur. Apalagi di waktu magang.

Di sana banyak kejadian yang membuat aku kaget. Pokoknya gak sesuai dengan kehidupanku sehari-hari di kampus. Beda banget. Jelas beda lah, ya? Beda daerah pasti beda suasana juga.

Aku juga gak betah. Aku nangis terus. Sampai ortuku merasakan khawatir. Menambah beban saja. Jadi, karena itu aku mencoba mengurangi tangisanku. Aku gak bisa lihat ortu sedih mikirin aku. Walau ortu bener-bener gak tau apa yang aku rasakan saat itu, yaudah gapapa. Yang penting ortu taunya aku senyum aja. Udah cukup, kok.

Tapi, dibalik itu semua ... aku tertekan. Sangat. Bukan kehidupan kayak gini yang aku mau. Aku mau pulang. Aku mau pergi dari sini. Ya, itu yang selalu aku pikirkan. Gak betah banget serius, deh.

Pikiranku selalu kemana-mana. Hatiku merasakan kesakitan berkali-kali tapi aku gak tau cara menyembuhkan. Kalo biasanya saat sedih aku bisa dengan mudahnya menumpahkan air mata, tapi kali ini ku akui sangat susah.

Sedih gak, sih?

Hal yang paling menyedihkan di saat kamu gak bisa nangis karena kesedihanmu sendiri.

Mau dipaksa? Gak enak. Beda rasanya tuh sama yang benar-benar nangis dalam hati.

Segini gak enaknya, ya merasakan kematian hati itu. Aku pengin cepat mengakhirinya. Mengakhiri semua kesedihan ini. Aku harus ingat kalo masih banyak yang harus aku pikirin untuk kehidupan selanjutnya.

Selain itu, aku juga mikir. Buat apa sih menyedihkan sesuatu yang gak guna? Buat apa menyedihkan hal-hal yang sifatnya sementara? Bener-bener gak guna, kan? :(

Nanti Allah marah, lho. Dia merasa diduakan dengan kamu yang selalu memikirkan urusan dunia aja. Dunia diutamakan, tapi akhirat diakhirkan. Hih! Dasar aku!

Gak inget, ya? Dosamu udah terlalu banyak. Gak usah nambah dosa lagi. Kalo bisa menambah pahala, kenapa harus nambah dosa? Noted.

Tapi manusia itu emang sering khilaf. Paham, kok. Aku juga manusia soalnya. Yang pastinya masih banyak banget dosa. Sampai aku gak tahu yang lebih banyak dari aku itu pahala atau dosanya? 😔

YaAllah. Pastinya kita gak mau, kan kalo lebih banyak dosanya? Makanya harus perbanyak ibadah supaya menambah pahala. Eits, ini reminder to my self!

Ahahaha. Iya, kita bersama-sama buat mencari pahala. Berlomba-lomba dalam hal kebaikan. Gak perlu, lah merasakan keterkanan karna duniawi. Juga, jangan menyalahkan keadaan atau apa pun itu.

Apalagi menyalahkan tahun 2019. Jujur ini salah banget, sih. Iya, aku udah salah. Harusnya persepsi aku gak gini. Kudu banget, sih diubah. Gawat, loh kalo sampai dibuat pemikiran. Nanti jatuhnya kita nethink terus sama kehidupan kita. Gak mau, kan? Aku juga gak mau.

Percaya saja sama Allah. Dia yang sudah mengatur segalanya. Dia yang sudah menakdirkan apa-apa yang hadir dalam hidupmu.

Jika ada sesuatu hadir yang tidak sesuai dengan keinginanmu, ya terima saja. Anggap itu sebagai pelajaran dalam hidup. Bila baik maka bersyukurlah, bila buruk cepat lupakan dan tinggalkan.

Mulai latih hatimu untuk selalu menghidupkan rasa karna mematikan rasa itu bukan hal yang baik. Kamu tidak akan bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain jika hatimu mati.

Gak perlu khawatir jika hidup ini tidak sesuai dengan keinginanmu. Karna yang mengatur Allah, berarti Allah tahu yang terbaik. Kita tinggal berdoa saja dan pastinya dengan berusaha. Gak ada yang gak mungkin, kok selama kita bersandar sama Allah.

Apa, sih yang gak dikasih Allah untuk kita? Bisa jawab, gak? Gak bisa, kan?

Allah sudah ngasih segalanya, loh buat kita. Kalo masih merasa kurang berarti kitanya yang gak bersyukur. Intinya, sih gitu.

Makanya atuh bersyukur.

Haha. Ini kayak curhat. But, thanks. Bisa berbagi cerita tuh enak. Mungkin bisa ngambil pelajaran sedikit juga dari sini.

Oke, deh. Sekian. See you!!!

Jbr, 09 Agustus 2019.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro