Yak, akhir-akhir ini aku ngerasa pusing banget. Gak pakai banget, sih harusnya. Tapi, entahlah. Ini benar-benar buat aku berpikir keras. Susah tidur. Banyak pikiran. Otak kayak dipenuhi pikiran tentang duniawi saja. Seolah buat aku hampir saja lalai.

Juga, beberapa masalah yang membuat aku akan lupa tugasku sebagai hamba.

Memang segini kerasnya hidup mempermainkan seorang manusia. Jika diri ini terlalu fokus dengan masalah duniawi yang menjerumuskan ke dalam dosa, maka tidak akan segan-segan Allah akan menjatuhkan hamba-Nya sejatuh-jatuhnya. Tujuannya, ya hanya cuma satu. Supaya hamba-Nya sadar dan cepat kembali kepada-Nya. Biar tersesatnya gak jauh-jauh amat.

Allah begitu baik, bukan?

Segala sesuatu yang harapannya tidak datang dari Allah memang selalu mengecewakan.

Ya, begitulah seorang manusia. Bila harapannya hanya digantungkan kepada duniawi saja, jangan marah jika suatu saat Allah akan mengambil kenikmatan duniawi itu.

Hidup ini tidak melulu tentang kebahagiaan di dunia. Hidup di dunia yang sekarang ini hanya sebentar. Tidak kekal.

Tahu, kan? Hidup kekal itu ada di akhirat.

Jadi, buat apa, sih terlalu ngoyo memperjuangkan sesuatu yang tidak pasti dibawa mati?

Itu, loh yang pasti dan jelas banget akan dibawa mati, harus banget diperjuangkan. Menyembah kepada Allah. Beribadah kepadanya. Senantiasa terus meningkatkan keimanan, bukan malah menurunkan. Sadar, gak? Kadang aktivitas kita sendiri yang buat keimanan itu menurut. So sad.

Teman, ketika aku menyampaikan ini, bukan berarti aku sudah menerapkan semua ini dalam hidupku. Tidak. Nobody perfect. Aku sama seperti kalian, yang masih berjuang untuk tetap istiqomah di jalan Allah.

Kadang diri ini merasakan jatuh terlalu dalam di jalan duniawi yang melalaikan. Dan itu harus bisa memikirkan jalan untuk kembali kepada-Nya lagi. Makanya, kita harus paham tentang agama. Biar kita tahu solusinya. Biar kita gak gelimpungan sendiri saat ada masalah. Setidaknya, tidak terlalu merepotkan orang lain.

Saat masalah datang, solusinya itu hanya ada di Islam, kok. Di dalam Al-Qur'an bahkan sudah dijelaskan. Tinggal kitanya aja yang sadar bahwa kita adalah makhluk bagi sang Khaliq. Sesuatu yang diciptakan oleh Allah. Allah menciptakan kita dengan segala peraturan yang dibuatnya. Maka, kita harus menaati semua peraturannya. Tidak boleh pilih-pilih.

Karena, Islam harus diterapkan secara keseluruhan (kaffah) dalam hidup kita.

Allah begitu menyayangi kita. Allah tidak ingin melihat hamba-Nya jatuh ke dalam lubang keburukan. Jadi, saat sesuatu yang kamu inginkan tidak dikabulkan oleh Allah, berarti ada sesuatu yang lebih baik.

Cukup percaya saja sama Allah. Semua akan baik-baik.

Teman, semua tulisan ini hanya sebagai pengingat diri. Jika diri masih lalai, mari saling mengingatkan.

Kita tidak bisa hidup sendirian di dunia ini. Sejatinya, kita adalah makhluk yang lemah, terbatas dan membutuhkan orang lain. Itu gunanya mengapa sahabat taat penting dalam hidup kita. Karena kita butuh. Butuh untuk saling muhasabah diri.

Jika ada seseorang yang datang untuk mengajakmu kepada kebaikan, maka terimalah dengan senang hati. Jangan lihat orangnya, tetapi lihatlah apa yang disampaikan. Karena, tidak semua yang terlihat buruk di mata orang lain, juga terlihat buruk di mata Allah. Begitu juga sebaliknya.

Tanamkan kebaikan selalu dalam diri kita. Supaya saat kita sudah tiada, semua orang akan mengingat kebaikan kita bukan yang lain. Dan yang paling utama, tetaplah jadi diri sendiri. Jangan paksakan dirimu untuk jadi dia. Kamu, ya kamu. Dia, ya dia. Kamu dan dia mungkin berbeda tetapi tetaplah sama. Sama-sama ciptaan Allah. Yang membedakan cuma satu, yaitu keimanan.

Nah, paham, kan?

So, mari berlomba-lomba untuk berburu keimanan di jalan Allah!

Bersama-sama kita raih Syurga Allah. Semoga kita ketemu di sana, ya. Aamiin.

Maaf, hanya sedikit saja.

This is just reminder self. 👌

Afterall, kita gak begitu penting-penting amat, kok. Allah yang penting ada di hati.
-Ustadzs Felix Siauw-

Jbr, 13 Juli 2018.