Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Kelebihan dan Kekurangan Kita

Warning! Bahasa Non-baku area starts here!
Enjoy..

📚

Banyak yang bilang, jadi santri itu ga enak. Telat subuhan satu menit aja, malamnya kena hukuman, atau pagi itu juga langsung dimandiin jamaah, belum lagi pakai air campuran---kadang air kolam, atau pernah pakai air bekas sampah, tapi lebih sering pakai air bersih.

Banyak yang bilang, jadi santri itu punya ruang gerak yang terbatas. Jangankan mau belanja ke kota, keluar pagar sedikit aja, ancamannya bersihin satu pesantren.

Banyak yang bilang, santri itu kurang update. Jangankan nonton gosip ter-hot, hp nokia yang sedikit lebih tinggi dari korek api aja ga boleh dibawa.

Banyak yang bilang anak pesantren fanatik. Dikit-dikit marah, senggol dikit, bacok. Sampai dibilang santri itu sekuler. Aku tuh bingung, yang sekuler mah yang ngomong atau yang diomongin?

Banyak yang bilang, anak pesantren kulot. Sukanya ke mana-mana sarungan, pecian, mirip kakek-kakek. Buat yang santriwati, bermukena seperti emak-emak yang mau nyapu halaman tapi mager ganti daster dengan baju lengan panjang.

Katanya jadi santri tuh tersiksa banget, makanan cuma ikan sekeras baja, tahu separuh, tempe jamuran, sambel sepedas samyang, jadi ga heran santri banyak yang sakit magh. Woalah, kalau yang itu memang bener.

Kata mereka, santri cuma calon emak-emak rumahan atau bapak-bapak marbot masjid.

Kata mereka, anak pesantren cuma pinter ngaji dan ceramah doang! Atau tempat para mantan preman bersarang. Lihat aja, pasti anak-anak di dalamnya terpaksa masuk karena orang tuanya ga sanggup lagi ngurusin.

Dan banyak kata-kata mereka lainnya. Intinya, jadi santri tuh rendahan banget. Ga lulus sekolah favorit, ga lulus sekolah swasta, larinya ke pesantren. Dari tempat bandar rokok hingga buronan narkoba.

Dih padahal ga begitu, Jubaedah.

Loh ya buktinya apa?

Saya.

Dzawin Nur Ikram

Ahmad Fuadi

Banyak lagi yang ga aku sebutin. Abisnya lupa nama tokohnya. Maapkeun.

Kekurangan santri itu cuma satu, hei! Bandel.

Bandel bawa novel, padahal buku itu termasuk barang ilegal.

Bandel bawa hp.

Bandel bawa liptint.

Bandel karena makai parfum. Ah, iya. Parfum dan alat kosmetik adalah benda paling haram di lingkungan pesantren---selain hp, tentunya.

Bandel karena ngerokok---khusus putra---walaupun kepalanya udah boncel berkali-kali. Tetap aja ngisep racun. Mau di kamar mandi, loteng, atau di atas pohon angker sekalipun.

Bandel karena bolos sekolah sampai-sampai gurunya ngejar ke kamar.

Bandel karena tidur-tiduran di kamar pas jam belajar. Ngakunya sakit, padahal lagi bosan sama guru yang ngajar.

Bandel, suka kabur ke pasar tanpa minta izin dan berakhir membersihkan parit sepanjang jalan kenangan.

Bandel karena kekeuh mau tetap pacaran meski jarak sejauh Sabang-Merauke terbentang.

Itu aja, kekurangannya! Ngga usah tambah-tambah!

Belum tau aja rasanya jadi santri. Di mana kalian lihat anak gadis ronda malam kalau ga di pondok? Di mana kalian lihat guru dan santri saling kejar bola untuk dimasukin gawang?

Di mana ada orang yang paling gercep, kedondong yang masih seimut embrio udah dijadiin camilan, atau mangga yang masih putih udah dijadiin rujak? Dan di mana kalian lihat pohon kelengkeng yang buahnya ga pernah tumbuh dan berkembang akibat duluan dicabutin?

Santri kadang suka kelaparan ga jelas emang.

Kapan lagi kalian lihat orang yang tiap kali selesai muhasabah, bilangnya, "Kalau nanti kamu ga lihat aku di surga, tarik aku dari neraka, ya."

Kapan lagi kalian lihat jiwa ibu-ibu yang tertanam sejak dini, sampai para ustaz pun ga segan menitipkan bayinya ke santriwati? Kapan lagi, rumah berasa PAUD?

Kapan lagi kalian lihat orang masak mie instan pakai air yang dipanasin di bawah terik matahari sebab dispenser ga nyala? Atau gadis kreatif yang mau lurusin rambut, malah pakai setrikaan alih-alih alat catokan?

Di mana lagi kalian bisa ngerasain santri yang super jail, cosplay bermacam jenis setan sampai didatengin setan beneran?

Di mana lagi kalian bisa menyaksikan hp yang dipecahkan di depan umum pakai palu yang kekuatannya mungkin lebih cetar daripada palu Thor? Ngga, kok, ga sakit. Sakitnya kalau disuruh pecahin sendiri. Nah, itu yang berlaku. Iya ... meski salah sendiri juga, sih. Udah dilarang, masih aja bawa.

Di mana lagi kalian dapat menyaksikan novel kesayangan dirobek dan dibakar di depan mata pemiliknya, tanpa bisa melakukan apa-apa, sedangkan para OSIS tersenyum menawan atas penderitaan batin adik kelasnya yang nakal sebab masih saja membawa novel untuk dibaca?

Di mana lagi bisa kalian temui, para santri senang menjodoh-jodohkan temannya dengan ustaz yang masih lajang? Pakai ditanggapi pula guyonannya.

Di mana lagi kalian lihat satu nasi piring, dimakan bersepuluh? Atau, satu mangkuk bakso dimakan berlima?

Kapan lagi kalian menyaksikan pelajaran yang diujiankan delapan puluh persen adalah materi yang harus dihafal? Di mana lagi kalian temukan manusia yang dalam semalam berhasil menghafal lima lembar kitab musthalah hadist, ushul fiqh, dan tafsir?

Ga akan kalian temui, kecuali di pesantren.

Aku punya temen, yang pernah jadi juara tiga olimpiade matematika se-asia tenggara---Hoi, teman! Kalau kau baca ini, koreksi, ya, kalau aku salah! Aku punya kakak dan abang kelas yang menjuarai debat bahasa inggris dan arab tingkat provinsi. Aku punya teman, kakak, dan abang kelas yang pas ikutan lomba LBFT, ngitungin angka kayak orang kesurupan. Nafsuan banget macam lagi itungin utang orang.

Aku punya teman yang sekarang sudah menjadi duta wisata, padahal belum terhitung dua tahun lulus dari pesantren. Aku punya teman yang sudah diundang untuk mengisi materi seminar. Aku punya teman dan kakak kelas yang jarinya lentik banget, nulisin khat yang berliku-liku---seperti hidupku---berasa nulis resep dokter.

Temenku ya, bukan aku. Apa yang bisa diharapkan dari si mageran yang selalu berharap Romeo-nya datang dalam mimpi ini? Aku berkarya sambil duduk aja, deh, ya? Peace ....

Hey, santri kaga selalunya sarungan, tau! Aelah, mereka sarungan pas celana panjang lagi dicuci dan ga kering-kering. Musim hujan, biasanya tuh pada selalu pakai sarung. Ya kali mau caper sama santriwati pakai sarung sama peci.

Aku jadi teringat teman-teman yang pas dulunya cuma bisa merengek. Dari menciptakan rumor aneh-aneh, berlagak gila dan stres, nangis dari musim duren hingga musim rambutan, sampai harus ditarik-tarik untuk kembali masuk pagar. Ya, pada rindu rumah.

Lah sekarang? Udah jadi macam-macam. Dari penulis, duta wisata, sampai pengejar pencuri---ini serius loh ya. Temenku, perempuan, badannya sekecil minion, ngejar maling hp dan ketangkep. Worth it banget. Sumpah, aku jamin si maling sedikit trauma karena akhirnya digebukin orang sekampung sebab salah sasaran. Ya dikiranya temenku bakal nangis doang pas hp-nya dirampas?

Pamor santri memang kadang terlalu buruk, tapi ga separah yang kalian pikirkan, kok. Kami tidak cukup banyak memiliki kelebihan, tapi aku bertaruh, setiap kami memiliki satu hal penting untuk diajarkan.

Ukhuwah.

Saling fitnah sampai ngerasa pengen nyanyiin lagu Rossa–Hati Yang Kau Sakiti. Saling tuduh sampai pengen jambak-jambakan sambil dugem. Saling marahan sampai pengen gigit cabe segudang. Saling benci sampe rasanya pengen punya mukjizat dapat memanggil Izrail supaya nyawa sang teman dapat kembali ke pangkuan Rabb-nya.

Sampai akhirnya saling menangis karena jalan kita sudah selesai untuk bisa saling gandeng bersama. Atau saling memeluk erat saat tahu bahwa mungkin untuk tahun-tahun selanjutnya, kita tidak akan mampu tuk saling ada.

Pada awalnya sejauh mentari, di pertengahan sedekat nadi, namun di ujung akan kembali pergi untuk saling menciptakan jati diri.

Sekian.

📚📚

Selamat Hari Santri Nasional! 💞💞
Demi apa, aku yang lagi hiatus malah nulis lapak ini.
Ya, ini khusus dipublish karena bertepatan dengan hari santri.

Dan aku merindukan teman-teman santriku ... 😢

Nyoh, mana pernah aku drop foto di lapak mana pun, ye, kan?

It means i miss u a lot woi!

Dahlah, mo curhat bilang rindu juga mungkin kaga kesampaian 😂

Sampai jumpa lagi setelah hiatus! 😘

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro