7
"Iya, tapi gimana nanti kalau Arsen menyakiti Ashley?" protes Elliot.
"Arsen gak mungkin menyakiti Ashley, El. Kamu lihat kan keseriusan Arsen, setelah dia berkenalan dengan kita gak lama dia langsung bawa orangtuanya. Kalau aku pribadi lebih setuju Arsen dan Ashley segera menikah, biar nanti tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena mereka kelamaan pacaran," ucap Airine.
"Huh ... ya sudahlah, kalau ibu negara sudah berkata seperti itu aku bisa apa," pasrah Elliot.
"Hahaha ...." gelak tawa Ashley dan Lyona.
"Makanya tuh, Ma. Papa tuh terlalu posesif, sampai-sampai gak ada yang berani dekati aku!" adu Lyona.
"Jangan menyulut api, Lyona!" ujar Elliot.
"Biarin, wlek ...."
"Kalau kamu sih, memang masih belum pantas pacaran, Lyona!" ujar Airine.
"Tuh ... kan, papa menang!" ujar Elliot.
"Tapi teman-teman Lyona sudah pada pacaran, Pa, Ma!" protes Lyona.
"Mama bilang belum, ya belum!" tegas Airine.
"Tapi kenapa?"
"Kamu belum bisa cari uang sendiri, 'kan?" skamat Airine. "Modal apa kamu berani pacaran?"
"Aku emang belum bisa cari uang, tapikan biasanya kalau pacaran yang cewek dibayari sama yang cowok."
"Kamu yakin cowok yang kamu suka sudah bisa cari uang sendiri dan dapat bertanggung jawab?" sinis Airine.
"Ya kan yang penting dia punya uang buat kita jalan, Ma."
"Pacar kamu mau kasih kamu makan apa? Bakso setiap hari? Emangnya kamu mau kolestrol?" tanya Elliot.
"Kalau mama sih gak mau ya, pacaran itu boleh. Tapi jangan sampai pup rasa coklat," ujar Airine.
"Haha ... mama gaul banget sih, pup rasa coklat!" ujar Ashley.
"Kamu mengertikan kenapa kami melarang kamu berpacaran, Lyona?" tanya Elliot mengabaikan perkataan Ashley.
"Iya, Pa," jawab Lyona.
"Bagus, papa harap kamu gak sembunyi-sembunyi berpacaran!" tegas Elliot.
"Iya, lebih baik kamu fokus sama sekolah kamu dulu, Sister. Kan kamu tahun ini juga harus menghadapi unas, unas itu gak main-main loh, Sister," ujar Ashley.
"Iya, Kak," jawab Lyona.
"Ya sudah, sebaiknya kita tidur sudah malam!" ujar Elliot.
"Siap, Pa!" ujar Ashley dan Lyona bersama dengan membentuk hormat ala captain.
***
"Ash, lo dipanggil Sir Arsen tuh di ruangannya!" ujar Hendrik.
"Buat apa, Drik?" tanya Leo.
"Gue juga gak tahu, gue hanya disuruh panggilin Ashley aja."
"Oh ya udah, makasih, Drik!" ujar Leo.
"Yoi, sama-sama, men!" ujar Hendrik lalu beranjak pergi.
"Habisin dulu makanan lo, baru temui tuh Es Balok Kutub Selatan!" tegas Leo.
"Aye-aye, captain!" ujar Ashley.
"Dah habis, aku pergi temui Es Balok dulu ya," ujar Ashley.
"Okey, gue tunggui di sini ya," ujar Leo.
"Gak usah, gak papa. Pulang aja duluan, takutnya nanti aku lama," ujar Ashley.
"Okey, kalau ada apa-apa jangan lupa kabari gue!" ujar Leo.
"Siap, bosque!" ucap Ashley.
***
Tok tok tok
"Masuk!"
"Ada apa, Kak?"
"Kamu ikut aku, kita harus cari cincin pertunangan," jawab Arsen.
"Hah? Terus mobil aku gimana?"
"Gampang, mobil kamu biarkan diantarkan ke rumahmu oleh orang kepercayaanku. Ayo kita berangkat sekarang," jawab Arsen.
"Ooo, okey," ujar Ashley lalu menyerahkan kunci mobilnya.
***
"Kamu pilih aja, Ash cincin yang kamu suka. Aku kurang tahu kalau tentang kayak ginian," ujar Arsen.
"Aku juga sama kurang tahunya, Kak."
"Hmm ... kalau gitu kita pilih bareng aja deh, aku juga gak tahu mau pilih yang mana kalau kamu suruh pilihin," ujar Arsen.
"Nah ... iya, gitu aja, kita pilih bareng. Oh ya, Kak ... Leo belum tahu kalau kita mau tunangan ya?" tanya Ashley.
"Iya, aku baru sebar undangannya hari ini," jawab Arsen.
"Oh ya, ada undangan yang buat teman-teman kamu ada di mobilku, sementara yang buat keluarga kamu sudah disebarkan oleh papa dan mama kamu," ujar Arsen.
"Sesuai yan aku minta, 'kan, Kak?"
"Iya, aku bingung. Kenapa yang kamu undang cuma 2 orang?"
"Karena aku cuma ngundang sahabat aku, hehe .... Aslinya sahabatku 3, tapi yang satu kan sepupunya Kakak, jadi pasti sudah dapat."
"Kenapa?"
"Aku gak dekat sama yang lain, hehe ... terlalu sibuk belajar," ucap Ashley.
"Tenang saja, aku juga cuma ngundang sedikit kok. Aku cuma ngundang 2 tangan kananku, 2 assistenku dikantor, dan seorang sahabatku," ujar Arsen.
"Wah ... tenyata sahabat Kak Arsen lebih sedikit, hanya punya satu sahabat," ujar Ashley.
"Haha ... iya, aku lebih gila lagi belajarnya dari kamu. Jadi jangan kaget," ucap Arsen.
"Haha ... kita pasangan gila belajar berarti ya," ujar Ashley.
"Hmm, yang ini kayaknya bagus deh," ujar Arsen sambil menunjuk sepasang cincin.
"Iya, aku juga suka warnanya ada hitamnya," ujar Ashley.
"Lakinya pintar banget ya milihnya, suamiable nih. Cincin yang bapak tunjuk itu adalah produk baru kami dan belum semua toko emas punya. Karena mas hitam belum pasaran," ujar pegawai toko tersebut.
"Toko ini hanya punya satu desain cincin emas hitam?" tanya Arsen.
"Adalagi, Pak. Tapi masuh belum kami keluarkan," jawab sang pengawai itu.
"Saya mau lihat desain yang lainnya juga kalau begitu," ujar Arsen.
"Maaf, Pak. Kami gak bisa mengeluarkannya kalau tidak ada perintah dari bos kami," ucap sang pengawai.
"Tanyakan dulu!" ujar Arsen.
"Ta-"
"Bisakah anda berbicara kepada bos anda tanpa protes lebih lanjut, ingat saya adalah pembeli maka saya adalah raja di sini! Anda bisa bilang kepada bos anda, saya Arsenic Earland Flowz mencarinya atau anda akan menyesal!" tegas Arsen.
"Aish ..., Kak Arsen kenapa mau beli cincin harus sampai mengancam segala?!" omel Ashley.
"Karena aku akan mendapatkan yang terbaik untuk kamu, Amour," ujar Arsen sambil mengusap dengan sayang kepala Ashley.
"Tapi, kan gak harus sampai segitunya juga, Honey!" ucap Ashley.
"Pokoknya selama aku bisa melakukannya, akan aku lakukan," ujar Arsen.
"Ya, ya, ya, dasar keras kepala!" ketus Ashley.
"Maaf, Pak. Saya gak tahu bahwa bapak adalah tamu khusus, bos kami menunggu anda di dalam," ucap pegawai itu setelah berbicara kepada bosnya.
"Oi, Ar! Lama gak ketemu, gimana kabar lo? Datang-datang langsung ngancam pegawai gue sampai muka pucat gitu," ujar seseorang itu sambil bertos ala laki-laki dengan Arsen.
"Baik, salah lo sendiri yang pergi gak balik-balik, Ray! Lo akhirnya ya lulus juga, setelah perjuangan keras selama 5 tahun. Haha ...," ledek Arsen.
"Sialan lo, Ar! Sahabat macam apa lo," ujar Rayeen.
"Oh ya, siapa tuh yang lo bawa?" tanya Rayeen.
"Calon istri gue, kenalin Amour, ini sahabat gue satu-satunya," ucap Arsen sambil memeluk pinggang Ashley.
"Hai, namaku Rayeen," ucapnya sambil menyodorkan tangan.
"Ashley," ucapnya sambil bersalaman dengan Rayeen.
"So ... kalian berdua ke sini mau cari cincin pertunangan, 'kan?" tanya Rayeen.
"Iya, aku mau yang ada campuran mas hitamnya," jawab Arsen.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro