Chapter 14
Chapter 14
"Tapi moyaritasku kali ini melindungimu.. itu yang ku janjikan padannya.. "lanjut Jimin
.
.
.
Semua siswa baik anak kelas satu maupun di kelas tiga, terpaksa di evakuasi di gedung selatan karena ada berapa kelompok penjahat yang mendatangi sekolah mereka.
".. Sangwoo!!"panggil temannya pada gadis yang berambut cokalat yang sedang membawa para siswa terakhir. Lalu menoleh. "Ya.."jawab Gadis itu
"Apa semua nya sudah berkumpul.."tanya Senior yang pertama
"Sebentar aku cek dulu.."balas Gadis itu aka Sangwoo
"Junior Sangwoo...!!"panggil dua pemuda mungil yang merupahkan teman dari kedua orang itu.
"Ehh ada apa kak!!"saut Sangwoo itu
"Yoongi tidak ada di tempatnya.."ucap Pemuda mungil itu aka Jungkook dengan panik
"Benar tadi dia minta izin pada guru untuk ke toliet.."cerita Jungkook padannya
"Benarkah.. tapi aku mengecek kesana tak ada.."jelas Sangwoo
"Lalu dimana.. dia."ucap Seokjin ikut cemas, karena khawatir dengan teman barunnya itu yang di percaya oleh Hyejeong padannya
"Hiks.. Yoongi kau dimana.."tangis Jungkook pecah
"Tenang.. pasti dia akan ketemu kok.."bujuk Taehyung sambil mengelus pelan kepala Jungkook agar menenagin pemuda mungil itu. "..T-tapi.."sela Jungkook
"Sst.. aku mengerti tenanglah dia aman.."bisik Taehyung
"Aku rasa aku tau di mana dia.."kata Namjoon yang ikut di berbicara
"Dimana.."kata yang lainnya
"Sudah jelas bersama dengan Jimin.."jawab Taehyung membuat berapa orang disana membulat. "Serius.."kata Seokjin padannya
"Iya.."balas Taehyung pada kekasih dari Namjoon itu
"Pantesan.. kakak tidak menghubungiku dia bersama pujaan hatinnya.."celetuk Sangwoo cengegesan
"Kau benar ya kuharap dia dan Yoongi semakin dekat.."ucap Hooseok
Yang lain mengangguk pelan menyetujui ucapan Hooseok.
"Tapi masalahnya.."kata Jungkook yang masih cemas
"Tenang Kak, Kak Jimin pasti bisa melindungi Kak Yoongi.."unjar Sangwoo dengan lembut
"Dia kan memang jago bertarung.."celetuk Namjoon membuat Taehyung ikut tertawa
"Ehh kenapa kalian ketawa sih.."tanya Seokjin heran
"Begini.. siapa yang tau sifat asli Jimin, jika menyakut pahut orang yang sudah ia tandai pasti Jimin akan melindunginnya.."jawab Namjoon yang di anggukin Sangwoo
"Iya itu benar.. mereka tidak tau siapa Kak Jimin sesungguhnya.."sambung Taehyung
"Bahkan penjahat pun tunduk padannya "lanjut Hooseok
"Kalian bertiga berlebihan.."balas Sangwoo datar membuat ketiga pemuda tampan itu menoleh. "Itu benar..!!"seru ketigannya
"Aku tidak mengerti.."ucap Jungkook pada Seokjin yang menoleh padannya
"Apa lagi aku.. Jungkook..!!"balas Seokjin
Terlihat dua orang gadis yang mendengar percakapan mereka, yang satu lagi mendecih tak suka yang satu lagi menatapnya mengejek
"Lihat Cho Hyemin, betapa khawatirnya mereka pada Kak Yoongi.."kata Gadis berambut ungu bermata merah dengan nada mencembooh
"Cih mereka hanya cemas saja.. dan kau tidak perlu berlebihan Hyejeong"balas Gadis berambut hitam sebahu
"Bukannya itu bukti jika mereka sayang padannya, tidak sepertimu mengambil segala cara untuk mendapatkan apa yang kau mau.."jawab Hyejeong
"Apa katamu.."seru Hyemin tak suka di katakan begitu, tangannya mengepal dengan kuat
"Bukannya benar.. kau mau menghancurkan kakakku dengan rencanmu itu, Ck!!! Sayang sekali aku sudah tau apa yang kau rencanakanm... Hyemin.."ucap Hyejeong pelan berjalan menuju Sangwoo yang masih berbincang-bincang
"Aku tidak akan membiarkan kakakmu bahagia.. Hyejeong.."kata Hyemin dengan nada menonton hanya mereka berdua yang bisa mendengar percakapan mereka berdua
"Ouh benarkah!!! Jika kau melakukan itu.. tak segan aku akan membunuhmu "ucap Hyejeong berbisik dengan nada mengancam membuat Hyemin menengang seketika mendengarnya
"Dengar aku tidak main-main kali ini.."balas Hyejeong yang akhirnya meninggalkan Hyemin seorang diri.
"Sialan..."umpat Hyemin yang mendengarnya
"Kau pikir aku takut apa yang kau katakan.. Hyejeong.."ucap Hyemin menatap geram punggung Hyejeong yang makin menjauh
"Benarkah.. kau bisa membunuhku? Tapi sebelum itu aku yang akan membunuh Pemuda jalang itu.."jeda Hyemin pelan geram menatap tatapan pembunuh
Senyuman licik terlintas di bibirnya lalu mengatakan sesuatu. Namun dia yang bisa yang mendengarnya.
.
.
.
"Apa kita sudah aman.."tanya pemuda mungil itu dengan agak cemas karena mereka masih berada di ruangan itu
"Ku rasa sudah!!"jawab pemuda yang berada di belakangnya
"Bagimana kita keluar saja.. aku sudah tidak tahan.."kata pemuda mungil itu dengan malu-malu membuat pemuda di sebelah menaiki alisnya. "...Kenapa?"
"Aku ingin ke toilet..."ucap Pemuda itu dengan memerah
"Ehh... kau bisa menahannnya.."ucap pemuda tampan itu yang ikut memerah
"Aku tidak kuat lagi.. 😢" kata pemuda manis nan mungil itu dengan mata berkaca-kaca
Gulp !!!
Pemuda itu menenguk ludahnya kasar karena Pemuda mungil itu, menatapnya memohon. Sial kenapa coba dia menatapnya begitu seperti anak kucing yang minta di perhatikan.
"B-baiklah kita keluar dulu.. tapi aku coba cek apa di luar aman.."kata pemuda tampan itu
"Uh.. baiklah.."
.
.
.
"Nah!! Sekarang kau masuk saja.. aku akan berjaga di luar.."kata Pemuda itu aka Jimin sambil menutup pintu Toilet itu
"Tapi kau tidak kemana-mana.."tanya Pemuda mungil aka Yoongi sambi menatap pintu toilet yang tertutup
"Tidak akan.. dan cepatlah"
"B-baiklah.."
Setelah menunggu pemuda mungil itu dengan urusannya, Jimin menatap sekitarnya dengan datar sebenarnya apa yang terjadi dan mengapa para perusuh itu datang ke sekolahnya. Dia pun menghelang nafas sesaat lalu menghembuskan pelan
"Aku harus melakukan itu.."ucapnya pelan lalu tersenyum sadis
"Well.. jika mereka berani melukainnya.."sambil melirik ke arah pintu toliet yang dimana Yoongi beranda lalu tersenyum tipis
"Aku rela membunuh mereka untuknya.. Ya, kan Min Yoongi.."bisiknya pelan
"Hei.. aku pergi sebentar kau tetap di sini.. dan jangan keluar sebelum aku menyuruhmu keluar..!!"kata Jimin pada Yoongi di dalam sana
"Ehh.. memangnya kau mau kemana.."tanya Yoongi di dalam sana
"Itu bukan urusanmu.."seru Jimin angkuh
"Ck.. pergi aja sana.."ucap Yoongi seperti mengusirnya
"Ok.. ok, jangan keluar kecuali aku yang memperintahkan.."pesan Jimin pada Yoongi
"Baiklah.."balas Yoongi pelan
Sebelum benar-benar pergi, Jimin mendengar ucapan pemuda mungil itu membuat dia terkejut lalu kemudiaan tersenyum kecil.
"Aku akan berhati-hati.. tunggulah di sini.."
.
.
.
《Flask back on》
Jimin menatap sang adik tidak percaya, apa yang baru saja di katakan anak itu padannya
"Apa yang kau bilang itu benar.."tanya Jimin padannya
"Iya itu benar.."jawab adiknya yang membuka komputer miliknya
"Bagimana bisa.. mereka akan menyerang sekolah kita nanti.."ucap Jimin tak percaya
Sangwoo mengangkat bahu acuh, ia pun juga tidak akar permasalahan ini namun sesuatu yang menganjal lalu membalikan badannya ke arah sang Kakak.
"Tapi masalahnya kita tidak tau siapa yang mengirim mereka, apa kakak punya musuh atau sejenisnya.."tanya Sangwoo
Jimin menuduk pelan lalu mengeleng pelan, dia tidak bisa bilang pada adiknya yang sebenarnya terjadi
"Baiklah.. jika kakak tidak mau bilang tak apa.."jawab Sangwoo yang memahami pikiran Jimin sekarang
"Sangwoo.."kata Jimin padannya
Sangwoo mengelum senyuman lalu mengeleng pelan
"Aku mengerti Kak, jangan cemas tentang hal itu.. tapi masalahnya.."jedannya
"Aku tau.. semua muridkan.."jawab Jimin membuat Sangwoo mengangguk pelan
"Tapi bagimana carannya mengevakuasi kalau mereka tiba-tiba datang."ucap Sangwoo pada Jimin
"Hmm.. ku rasa aku tau siapa yang bisa merancankan evakuasi dan melindungi semua siswa.."jawab Jimin membuat Sangwoo menatapnya penasaran
"...Siapa!!?"kata Sangwoo membuat Jimin tersenyum lebar
"Kau sendiri mengenalnya loh.."balas Jimin
"Cih!! Kak, katakan saja siapa orangnya.."rengut Sangwoo kesal
Jimin menahan senyuman lalu mencubit hidung adiknya pelan, membuat sang empu mengringis pelan.
"Dia..!!!"jeda Jimin lalu berbisik pelan ke telinga sang adik tercinta membuat adiknya Blusing seketika.. ".... Hooseok!!"lanjutnya lalu kabur dari sana sebelum dia di lempar oleh Adiknya
"KAAAAK JIIMMMINNNNNN!!!"
《Flack back off》
"Saatnya bersenang-senang.."seru pemuda tampan yang membawa pisau kecil di genggamnya
"Ck.. kau hanya seorang bocah SMA, mana bisa kau mengalahkan kami.."balas seorang penjahat pada pemuda tampan itu
"Ouhh benarkah itu.."saut Pemuda itu dengan tenangnya
"Cih... lebih baik kita serang saja dia.."ucap Penjahat yang lain
"Sayangnya kalian bukan tandinganku.."jawab Pemuda itu sambil berlari mengayungkan pisau nya pada sang tragetnya
"AKKHHH!!!.."
"Sial apa yang kau lakukan.."tanya Penjahat itu sambil menatap tak percaya apa yang mereka lihat sekarang, pemuda itu dengan kejinya menyerang mereka dengan cepat dan brutal
"Menghukum kalian karena menyerang sekolah ini.."jawab Pemuda itu menyerang salah satu penjahat itu, para penjahat yang lain pun ikut menyerangnya dengan brutal. "Ehh!! mau main kroyokan boleh.."seru Pemuda itu tersenyum sadis
Braaak!!!
Satu penjahat dia tendang dan melemparnya bersama penjahat lainnya, lalu kembali menyerang yang lain berani melukainnya.
"Hahahaha!!! Kalian melukaiku, berati kalian berani mentaruhkan nyawa kalian.."kata pemuda itu tersenyum sadis
Ya, kalian akan melihat sosok pemuda tampan yang kini berubah wujud menjadi seorang iblis atau mungkin Raja iblis
Baiklah.. kita skip saja Scan sadis yang di lakukan pemuda ini. Kalian tidak mau kan mengubah cerita ini menjadi Genre gore 😌
Skip Time
Pemuda tampan itu menatap kosong apa yang baru ia lakukan, ia memengang kepalanya yang pening entah apa yang baru saja terjadi barusan
"Aku melakukannya lagi.."ucap pemuda itu, Jimin.
"Seharusnya aku bisa mengendalikan diriku, tapi entah mengapa setiap pemuda itu terluka aku merasakan emosi yang mengusaiku.. ada apa ini.."lanjutnya terduduk di lantai
Bahkan ia bisa merasakan cairan berwarna merah pekat dan kenal mengalir di dahinya, membahasi sisi wajahnya. Dia menyentyuh dahinya lalu mengernyit pelan. "Aku terluka.."
Namun suara lembut dan halus menyapa gendang telinga miliknya, membuatnya menoleh dan melihat pemuda manis itu menatapnya cemas
"Apa kau baik-baik saja.."tanya pemuda manis itu
Jimin mengangguk pelan, melihat pemuda manis itu tidak terluka sedikit pun hanya berapa memar berapa saat lalu.
"Syukurlah..."ucap pemuda manis itu menghelang nafas lega
"Tapi bagimana bisa kau melakukan ini pada mereka.."tanya pemuda manis itu, Yoongi itu sambil menunjuk berapa penjahat yang terluka parah.
"Aku tidak tau, tapi saat melihatmu terluka diriku ingin sekali membunuh mereka yang berani melukaimu."jawab Jimin pelan membuat Yoongi menatap Jimin tak percaya apa yang baru saja ia dengar..
"Apa maksudmu.. kau melakukan ini, karena aku terluka.."
"Ya.."
"T-tapi aku hanya terluka kecil, berbanding terbalik denganmu.."jeda Yoongi menatap dahi yang Jimin mengalir darah yang cukup banyak.
"Dan KAUU BERDARAH!!!"lanjut Yoongi panik dan berteriak keras melihat kondisi Jimin sekarang
"Aku baik-baik saja.. tidak perlu panik begitu.."balas Jimin pelan sambil menutup telinga nya karena suara Yoongi keras
"T-tapi jika tidak segera di obatin maka.." ucapan Yoongi terputus saat Jimin menarik tubuh mungilnya ke arah tubuh besar Jimin
"Ehh!!!"
Dan tubuh Yoongi menabrak dada bidang Jimin dengan sempuran, bahkan ia bisa merasakan detak jantung pemuda yang memeluknya sekarang
"Tapi.."kata Jimin mulai membuka suara nya membuat Yoongi diam seketika di pelukannya.
"Melihatmu aman sudah cukup bagiku, aku tidak perduli dengan keadaanku karena...-"ucapan Jimin terputus membuat Yoongi menatap wajahnya yang kini menuduk kepala nya. "Hei.."panggil Yoongi pelan namun Jimin tidak merespon panggilannya
Kemudiaan Yoongi mengangkat wajah Jimin yang kini terpenjam, membuat Yoongi panik dan ia berteriak memanggil nama Jimin tetap saja.. Jimin tak akan bangun karena dia pingsan kelelahan.
.
"Mungkin aku mulai menyukaimu.. Min Yoongi!!"
.
.
.
TBC
24-03-2018
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro