Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

12. TIE


"Tuan Reed, siapa si Nona F?" Tanya Jane kepada Tuan Reed.

"Panggil aku Julian!" Bentak Tuan Reed.

"Baiklah. Julian, siapa si Nona F itu? Lalu apa maksudnya kau memberikanku undangan itu?"

"Padahal ketika kau bekerja, otakmu ini sangat cerdas. Tapi mengapa mengenai hal yang seperti ini kau begitu bodoh?" Sindir Tuan Reed. "Apa kau tak sadar? F itu kuambil dari nama keluargamu, Fisher."

"Ah.. aku tak menyadarinya. Sepertinya ini akibat aku terlalu panik."

"Dan soal undangan itu... Aku ingin pernikahan kita dirahasiakan untuk sementara waktu. Aku ingin hubungan kau dengan karyawan lainnya tetap professional. Jadi kuberikan juga padamu agar mereka tak curiga" Jelas Tuan Reed.

"Jadi seperti itu... Kalau begitu aku minta maaf karena berpikir macam-macam mengenaimu Julian" Ujar Jane.

"Oh ya. Aku sudah memesankan perawatan pra pernikahan untukmu. Kau bisa mendatangi salon di ujung blok ini esok sore."

"Salon di ujung blok ini? Oh Tuhan, salon itu adalah salon mahal yang sering didatangi oleh kalangan kelas atas. Pasti Tuan Reed mengeluarkan uang yang banyak untuk itu." Gumam Jane dalam hati

"Esok sore? Apa itu tidak terlalu cepat? Aku akan datang ketika beberapa hari sebelum hari pernikahan kita. Kalau aku mendatanginya sekarang ini, itu akan membuat kau mengeluarkan uang secara sia-sia" Ucap Jane, tak enak dengan apa yang diberikan Tuan Reed kepadanya.

Mendengar itu Tuan Reed langsung mengambil undangan yang dibawa Jane sedari tadi, kemudian membukanya dan menunjukan sesuatu pada Jane.

"Lihatlah dengan benar." Perintah Tuan Reed sambil menunjukkan Jane tulisan tanggal pernikahan mereka.

Setelah melihat tanggal pernikahannya dengan Tuan Reed, kelopak mata Jane terbuka lebar.

"Apa?! Satu minggu lagi?! Apa kau serius?" Ujar Jane terkejut.

"Ya, aku serius." Balas Tuan Reed meyakinkan. Jane hanya terdiam mendengarnya.

"Pria ini benar-benar seperti surprise box. Dan nantinya dia akan menjadi milikku. Surprise box-ku" Gumam Jane dalam hati. Di bibirnya mulai merekah senyum kecil. Dia tersanjung, sepertinya Tuan Reed benar-benar serius ingin menikah dengannya.

"Kau jangan hanya tersenyum bodoh seperti itu. Seharusnya kau bilang padaku 'Julian, terima kasih atas apa yang kau persiapkan untukku'. Kau pikir mempersiapkan semua ini adalah hal yang mudah" Ucap Tuan Reed.

"Julian, terima kasih atas apa yang kau persiapkan untukku." Ujar Jane menurut pada keinginan boss yang merangkap sebagai calon suaminya itu.

"Atau kau bisa memelukku sebagai ucapan terima kasihmu." Pinta Tuan Reed.

Jane pun memeluknya walau sedikit malu-malu.

"Dan kau bisa menciumku atau melakukan hal dewasa lainnya denganku sebagai tanda terima kasihmu. Lagipula kita hanya berdua di ruang ini, Tuan Coleman sedang pergi keluar." ucap Tuan Reed meminta lebih.

"Hal dewasa katanya?" Tanya Jane dalam hati. Kemudian Jane tersenyum kepada Tuan Reed. "Baiklah jika itu yang kau mau, calon suamiku." Sambungnya dalam hati.

Jane pun melepaskan pelukannya dari Tuan Reed. Kemudian ia menarik dasi merah yang Tuan Reed pakai, dan menggiringnya untuk duduk di sofa. Mimik wajah Tuan Reed menunjukkan ia tak percaya bahwa Jane akan menuruti perintahnya yang ia ucapkan barusan.

Jane mendorong halus Tuan Reed sehingga terduduk di sofa ruang kerjanya. Kemudian Jane agak menunduk sehingga tubuhnya ada di atas tubuh Tuan Reed, namun tidak bersentuhan.

Sebenarnya Jantung Jane sudah berdegup kencang, begitu pula dengan Tuan Reed. Wajah Tuan Reed pun berubah sedikit memerah akibat kelakuan Jane yang menurutnya begitu sensual.
Jane kemudian melonggarkan dasi Tuan Reed. Tuan Reed menghembuskan nafas panjang, seakan bersiap untuk melakukan 'hal dewasa' seperti yang dimintanya. Bagi Tuan Reed gerakan Jane ketika melonggarkan dasinya begitu seksi dan menantang. Detak jantung Tuan Reed pun menderu sampai Jane bisa mendengarnya.

Kemudian...

Jane semakin mendekati Tuan Reed dan membetulkan dasi Tuan Reed yang barusan dilonggarkan. Tuan Reed memasang wajah melongo, bingung dengan kelakuan Jane yang membetulkan dasinya. Jane lalu menepuk pundak Tuan Reed dengan telapak tangannya.

"Hal dewasa yang bisa kita lakukan saat ini adalah bekerja professional." Ujar Jane sambil tersenyum. Kemudian Jane menjulurkan lidahnya, seperti meledek Tuan Reed.

"Kau fikir bisa semudah itu?" Ujar Jane dalam hati. Jane pun beranjak dari sofa itu dan berjalan cepat menuju pintu untuk segera kembali ke ruangannya.

Sedangkan Tuan Reed masih diam terduduk di sofa. Ia merasa malu akibat sikapnya yang salah tingkah dan mengharapkan sesuatu yang lebih dari Jane.

"Sialan..." Maki Tuan Reed sambil menendang coffe table di dekatnya. Kemudian ia menepuk telapak tangannya ke wajahnya. Tanda kesal karena baru saja calon istrinya berhasil memperdayanya.

¤ ¤ ¤

Hari ini Jane sangat riang, karena setelah jam pulang kantor ini ia akan melaksanakan perawatan mahal yang jadi idaman semua calon pengantin wanita. Saking semangatnya ia berkali-kali melihat ke arah arlojinya.

Namun sayangnya waktu pulang kantor masih sekitar dua jam lagi.

"Nona Fisher bisa minta waktumu sebentar? Saya tunggu di ruangan saya." Tiba-tiba Tuan Coleman sudah ada di belakangnya tanpa Jane sadari.

"Ahh.. Baik Tuan" Ujar Jane sedikit kaget karena Tuan Coleman tiba-tiba ada di dekatnya.

Jane pun beranjak dari tempatnya tak lupa sebelumnya ia men-save pekerjaannya.

"Duduklah Nona" Pinta Tuan Coleman. "Saya ingin membicarakan hal yang penting kepada anda" Ujar Tuan Coleman diakhiri dengan menghembuskan nafas panjang. Wajahnya seperti tak bersemangat.

"Hari ini adalah hari terakhirku bekerja dengan Tuan Reed. Mulai besok aku akan menjalani hari-hariku sebagai seorang pensiunan." Sambung Tuan Coleman agak murung.

Jane mengerti, pasti berat bagi Tuan Coleman meninggalkan rutinitasnya.

"Apa Tuan Reed yang memintanya?"

"Ya Nona. Saya ingin anda selalu menjaga Tuan Reed."

"Tega sekali Tuan Reed kepada Tuan Coleman! Secara tak langsung dia melakukan pengusiran secara halus. Jalaa sekali Tuan Coleman terlihat aangat berat untuk meninggalkan kantor ini." Gerutu Jane dalam hati.

"Ya Tuan. Tapi sepertinya saya harus berbicara langsung sekarang juga dengan Tuan Reed." Ujar Jane tegas.

"Saat ini, Tuan Reed sedang ada pertemuan di ruangannya."

"Dengan siapa? Apa dengan kolega perusahaan lain? Aku harus bicara padanya, ini penting!" Ujar Jane berniat membela Tuan Coleman untuk tetap bisa bekerja di kantornya.

"Tidak Nona, kali ini Tuan Reed menemui seorang tamu untuk kepentingan pribadi."

"Siapa tamu Tuan Reed?" Tanya Jane penasaran.

"Eee... dia.. Tamu Tuan Reed itu..." Ujar Tuan Coleman ragu menjawabnya dan seakan merahasiakannya.

"Siapa?" Jane tambah penasaran. Kemudian Jane berdiri dari tempat duduknya dan berjalan dengan cepat menuju ke ruang kerja Tuan Reed. Ia berniat protes karena tiba-tiba menyuruh Tuan Coleman mengambil pensiun secepatnya, padahal ia tahu betul Tuan Coleman masih ingin bekerja di perusahaan ini.

Dengan sekuat tenaga, Jane mendorong kuat-kuat pintu ruang kerja calon suaminya itu. Sedangkan Tuan Coleman tak berhasil mencegah Jane memasuki ruangan itu.

Brakk...

Kemudian ketika Jane memasuki ruangan itu, ia melihat pandangan yang sangat menyesakkan hatinya. Matanya terbelalak melihat Tuan Reed memeluk seorang wanita berambut emas. Mereka berdua berpelukan, dan dari bahasa tubuh mereka berdua seperti menunjukkan kedekatan yang mendalam.

"Julian, siapa dia?" Tanya Jane yang masih shock melihat pemandangan itu. Dadanya sesak. Diujung kelopak matanya mengambang sedikit air.

¤ ¤ ¤

Tbc.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro