Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

05. BOX

Kali ini Jane benar-benar mempercepat ketikan tugasnya. Dirinya sudah tidak enak hati karena terpaksa menyelesaikan tugas di tempat bossnya itu.

Sofa empuk yang ia duduki seakan menggodanya untuk berbaring diatasnya. Hari ini tubuhnya sedikit lelah dari biasanya. Mengingat tadi siang ia terpaksa kembali ke kantor dari kegiatan bolosnya.

Dan. Akhirnya tugas dari Tuan Reed pun selesai. Tak lupa ia mensave hasil pekerjaannya. Lalu ia mematikan dan menutup laptop yang Tuan Reed pinjamkan padanya.

Arlojinya sudah menunjukkan pukul satu malam.

"Yap. Waktunya pulang." Ujarnya dalam hati.

Tok tok...

Kemudian Jane mengetuk pelan pintu kamar Tuan Reed, berniat untuk meminta izin pulang. Jane sedikit ragu untuk mengusik bossnya dari tidur pulasnya.

Cklek...

Tak disangkanya Tuan Reed langsung membuka pintu kamarnya. Terlihat diri Tuan Reed yang lain dari biasanya. Pakaian yang biasa dikenakannya berganti menjadi kaos warna hitam dan celana coklat pendek selutut. Walaupun dengan pakaian seadanya, tetap saja kharisma Tuan Reed tetap terpancar seperti biasa.

"Oh... Nona Fisher... bagaimana pekerjaanmu?"

"Lagi-lagi yang dia tanyakan lengwnai pekerjaan. To the point sekali...:"  gumam Jane dalam hati.

"Sudah Tuan"

"Ok.. bagus"

"Kalau begitu saya izin..."

KRUYUUUUKKK....

Belum selesai Jane berpamitan, tiba-tiba terdengarlah suara besar yang berasal dari perut kosongnya.

Wajahnya pun memerah karena ia ketahuan kelaparan.

"Memangnya kau akan pergi kemana?" Tanya Tuan Reed dengan muka datar seperti mengacuhkan suara keras yang barusan didengarnya.

"Mungkin untuk sementara saya akan menyewa kamar hotel sampai besok pagi jika listrik sudah bisa digunakan"

"Sekarang sudah pukul satu, jarang ada taksi yang berkeliaran. Kau tidur saja di kamar sebelah" perintah Tuan Reed.

"Tidak apa-apa Tuan. Saya bisa menunggu taksi di lobi baw.."

"Kalau kau lapar. Masaklah sendiri. Bahan-bahannya kau bisa ambil di kulkas. Tidak usah malu-malu." Ujar Tuan Reed memotong perkataan Jane seakan tak mau mendengar alasan Jane menolak permintaannya.

"Bagaimana ini?! Dari responnya, sepertinya tidak ada cara untuk menolak menginap di tempat ini. Tapi itu sangat tidak mungkin kan? Apa sebaiknya aku pergi diam-diam saja dari sini? Tapi tidak mungkin bisa! Aku masih terbayang-bayang kejadian saat mati lampu tadi... Aarghh.. Aku harus bagaimana?" Pikir Jane.

"Nona Fisher, jika kau ingin masak, tolong buatkan aku mac and cheese instan yang ada di kabinet sebelah kiri. Memasaknya menggunakan microwave" Pinta Tuan Reed dengan sejelas-jelasnya.

"Baik Tuan.." Ujar Jane bergegas ke dapur untuk membuat makanan karena dirinya sudah benar-benar lapar.

Jane memasuki dapur Tuan Reed yang di dominasi warna putih. Sangat indah dan tertata rapi. Top Tablenya terbuat dari batu marmer putih berurat kejinggaan. Ia membuka kulkas hitam besar yang pintunya sangat mengkilat. Didalamnya banyak terdapat makanan serba instan.

"Mungkin seperti inilah isi kulkas pria yang tinggal sendirian. Semuanya makanan kaleng." Gumam Jane dalam hati sambil mencari-cari kira-kira makanan apa yang 'cukup sehat' untuk dikonsumsinya.

"Ahh.. buat ini saja.." ujarnya ketila matanya melihat sekaleng kacang polong dan daging sapi olahan.

Jane pun mencuci tangannya bersiap untuk melaksanakan rutinitas hariannya. Memasak.

Tiba-tiba ia pun teringat bahwa Tuan Reed memintanya dibuatkan mac and cheese instan.

Dia pun sedikit menjinjit untuk mengambil mac and cheese di kabinet yang ditunjuk oleh Tuan Reed tadi.

Tiba-tiba matanya tertuju ke arah tempat sampah stainless yang tidak tertutup rapat yang ada di samping kanannya. Setelah berhasil mengambil makanan untuk bossnya itu, Jane pun membetulkan tutup tempat sampah itu agar isinya tidak berceceran.

Dia agak sedikit melongok ke badan tempat sampah itu, penasaran karena isinya sudah sangat penuh.

Ternyata...

Isinya adalah kotak pembungkus mac n cheese seperti yang ia pegang. Jumlahnya cukup banyak, mungkin ada sekitar belasan kotak. Ia pun akhirnya menutup rapat tempat sampah itu.

"Jadi... selama ini Tuan Reed setiap hari memakan mac and cheese instan ini?" Pikirnya. "Benar-benar tidak peduli dengan kesehatan! Apa aku buatkan makanan lain saja ya?" Lanjutnya.

"Tu...tunggu dulu?! Kenapa aku tiba-tiba peduli kepadanya?!"

"Pasti gara-gara terbawa kejadian mati lampu tadi membuatku berhutang budi padanya... arrgh..."

Akhirnya Jane mengembalikan kotak mac and cheese itu ketempat semula. Dan mulai memasak makanan untuk dua porsi.

Beberapa saat kemudian di meja makan sudah tersedia dua porsi makanan hangat.

Tiba-tiba Tuan Reed memasuki dapur tepat sebelum Jane ingin memberitahukannya makanan sudah tersedia.

"Nona Fisher, dimana mac and cheeseku?" Tanya Tuan Reed, matanya menatap ke meja makan. Namun terlihat ia agak kecewa karena ia tak menemukan makanan instan yang ia minta.

"Kenapa jadi memasak yang seperti ini?!" Tanyanya agak membentak.

"Sepertinya dia marah gara-gara makanan keinginannya tidak kubuatkan" Pikir Jane.

"A... " belum keluar satu patah kata pun dari mulut Jane yang kaget dengan nada Tuan Reed yang di dengarnya itu.

"Ya sudahlah jika terlanjur. Duduk dan makanlah disini bersamaku" ujar Tuan Reed sedikit terpaksa mengajak Jane makan.

"Tu.. Tuan Reed, maaf soal mac and cheese nya. Kupikir Tuan sebaiknya makan sedikit sayur" Jane menjelaskan pada pria yang sudah mulai menyuap makanan yang ia buat.

"Hmmm..." ujar Tuan Reed, mulutnya penuh dengan makanan.

Jane pun mulai menyuap makanan yang ia buat.

"Oh ya... Tuan Reed, terima kasih telah menolongku ketika mati lampu tadi..." ujar Jane kepada Tuan Reed. Tiba-tiba pikirannya memflashback ketika Tuan Reed menenangkannya dengan cara memeluk. Raut wajahnya sedikit terlihat seperti orang gugup.

"Ya. Aku hanya ingin menolongmu dan memastikan tugas yang kuberikan bisa cepat selesai. Jangan berpikiran macam-macam." Tegasnya dengan mukanya yang dingin.

"Hah?! Macam-macam...?! Apa maksudnya"

Jane menatap Tuan Reed yang sedari tadi makan dengan cukup cepat. Sudah lama Jane tidak makan bersama dengan orang lain. Dia semakin memperhatikan Tuan Reed yang ada di depannya.

"Terima kasih juga, telah memperbolehkanku menumpang disini" ujar Jane sambil melemparkan senyum ke arah pria tampan di depannya.

"Lama-kelamaan pun nanti kau akan terbiasa" Balas Tuan Reed.

"Terbiasa dengan...?" Jane memastikan maksud dari 'terbiasa' yang baru saja Tuan Reed ucapkan.

"Sudah kau habiskan makananmu" Balas Tuan Reed.

Kata-kata yang dikeluarkan Tuan Reed seakan-akan memutus pembicaraan mereka berdua. Tuan Reed sangat cepat menghabiskan makanan yang dibuat Jane, entah karena lapar atau karena ia menghargai Jane yang susah payah membuatkan untuknya. Tuan Reed pun beranjak dari kursi makannya, kemudian menaruh piring kotornya di sink.

"Sebaiknya kau bersihkan badanmu. Akan kupinjamkan pakaian bersih untukmu" ujar Tuan Reed berlalu meninggalkan Jane yang masih melanjutkan makannya.

Seusai makan Jane langsung bergegas membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaian yang dipinjamkan Tuan Reed. Pakaian Tuan Reed cukup longgar ketika dipakai olehnya.
Warnanya pakaiannya yang putih membuat branya samar-samar terlihat.

Jane pun kembali ke dapur untuk mencuci piring kotor yang barusan ia gunakan.

Tiba-tiba terdengar langkah kaki kemudian suaranya berhenti seakan-akan ada seseorang yang berdiri di belakangnya.

Jane pun membalikkan badannya melihat siapa yang berdiri di belakangnya.

"Tentu saja itu Tuan Reed" ujarnya dalam hati setelah melihat seseorang yang dibelakangnya adalah Tuan Reed.

"Kami kan hanya berdua disini..." Mana mungkin orang lain..."

Tuan Reed kemudian menatap pakaian yang dipakai Jane.

"Hanya berdua..." Pikir Jane, tersadar Tuan Reed menatap tubuhnya dalam-dalam. "Astaga... kami hanya berdua disini!!" Jane mulai merasa ada yang aneh.

Kemudian Tuan Reed pun mendekat kearah Jane. Semakin mendekat. Mendekat. Dan sangat dekat. Hingga jarak antara mereka hanya beberapa inchi saja. Kemudian sedikit mendekat lagi sehingga tubuh mereka sedikit bersentuhan.

"Nona Fisher..." Panggil Tuan Reed. Wajahnya semakin mendekat dengan wajah Jane.

Lalu....

¤ ¤ ¤

Tbc.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro