"Hosh, hosh, hosh, argh! Kasamatsu-senpai temee!" ucap Kise yang baru saja sampai di depan gedung yang akan menjadi lokasi pemotretannya hari ini. Karena dekat dengan sekolahnya, jadi ia pikir sebaiknya ia berlari saja.
Namun siapa sangka. Efek latihan hari ini yang begitu berat ditambah dengan berlari-lari lagi membuat napasnya memburu dengan cepat. Akhirnya ia memutuskan untuk berhenti berlari dan segera berjalan menuju pintu gedung itu.
Tapi tunggu dulu. Siapa gadis itu? pikir Kise ketika matanya terantuk pada sosok gadis dengan rambut kuning terang. Ia tampak kebingungan di depan pintu. Dari tadi ia hanya mondar-mandir saja di sana.
Sebaiknya aku menghampirinya. Siapa tahu ia membutuhkan pertolongan. Kakinya melangkah ke arah gadis yang tampak sedang menelpon seseorang itu.
"Konbanwa. Etto, apakah kamu memerlukan bantuan?" ucap Kise memulai pembicaraan. Gadis itu menoleh. Matanya yang bulat besar serta rambut panjangnya yang berkibar dipermainkan angin. Membuat Kise sedikit merona melihatnya.
"Konbanwa mo. Aku sedang mencari seseorang. Apakah kamu bisa membantuku?" tanya gadis itu dengan sedikit malu-malu. Kise tersenyum mendengarnya.
"Apakah seseorang itu ada di gedung ini?" tanyanya balik. Gadis itu hanya mengangguk. Membenarkan ucapan lelaki berambut kuning yang sama dengan miliknya.
"Ahaha... Kebetulan sekali aku tahu dan akrab dengan seluruh orang yang berada di sini. Ngomong-ngomong, siapa orang yang kau cari itu?" tanyanya lagi. Ia dapat merasakan bahwa mereka akan menjadi akrab.
"Ano, namanya Sakabuya Yui-san," jawab gadis itu. Kise tersentak mendengar nama yang sudah tentu sangat akrab dengannya itu.
"Sakabuya-san? Aku sangat mengenalnya. Kebetulan dia adalah manajerku," jawab Kise riang. Kini giliran gadis itu yang terkaget-kaget.
"Jadi, kamu adalah Ryouta Kise?" tanyanya balik. Kise semakin heran mendengar semua itu.
"Hei, darimana kamu tahu namaku?" telunjuknya mengarah kepada dirinya sendiri. Gadis itu tersenyum riang.
"Apakah Sakabuya-san tidak memberitahumu? Bukankah kita akan dipasangkan?" cerocos si gadis. Mata Kise terbelalak. Kepalanya kembali mengingat apa yang sudah manajernya katakan kemarin.
Aku kemarin bertemu dengan teman lamaku, Orega Shiiji. Kebetulan dia juga menjadi manajer model sepertiku. Dia memiliki seorang model perempuan yang seumuran denganmu. Aku lupa namanya. Tetapi dia juga sedang naik daun sepertimu. Ucapan dari Sakabuya-san kembali terngiang-ngiang di kepalanya.
Jadi, dia adalah gadis yang dimaksud kemarin? Hm, lumayan juga. Pikir Kise.
"Manajermu itu, Orega Shiiji-san kan?" tanya Kise. Gadis itu tersenyum lebar mendengar pertanyaan Kise. Mereka lalu berjabat tangan.
"Salam kenal, ano..." Kise gelagapan karena dia sama sekali tidak mengetahui nama gadis itu.
"Hai, watashi no namae, Miwa Aira. Salam kenal, Kise-kun!" jawabnya riang. Membuat Kise ketularan senyum manisnya.
"Ng, ngomong-ngomong, aku tidak melihat Orega-san dari tadi, Aira-chan," ucap Kise. Matanya celingak-celinguk menatap sekitar mereka.
"Ah, Orega-san bilang dia akan sedikit telat. Jadi dia menyuruhku untuk datang terlebih dahulu," jawab Aira. Kise hanya bergumam kecil mendengar hal itu. Ia lalu mengajak Aira untuk menemui Sakabuya-san. Namun tepat di saat mereka akan beranjak dari tempat itu, kedua manajer mereka datang bersamaan.
"Konbanwa, Shii-chan. Bagaimana kabarmu?" ujar Sakabuya-san kepada manajer Aira, Orega Shiiji. Perempuan yang sedikit lebih muda itu hanya tersenyum ramah kepada teman lamanya itu.
Setelah berbincang-bincang sebentar, Sakabuya-san lalu mengajak semuanya untuk masuk dan memulai proses pemotretan.
*****
"Huh, itu tadi adalah sesi pemotretan yang sangat seru!" ucap Kise kepada dirinya sendiri. Temaram lampu kamarnya sedikit membuatnya merasakan kantuk.
Seraya memainkan ponselnya, Kise kembali teringat bagaimana ia dan Aira bertemu seminggu yang lalu dan kemudian dipotret sebagai pasangan.
"Aira Miwa. Nama yang ceria. Seceria dan sesemangat orangnya. Dia seperti tidak mempunyai beban sedikitpun. Sungguh tipikal gadis yang periang," ujarnya entah kepada siapa. Mata dan senyuman gadis itu kembali membayang di pelupuk matanya.
Pikirannya kembali ke beberapa jam yang lalu saat ia dan Aira menjalani pekerjaan mereka bersama-sama.
"Aira-chan, bisa geser sedikit? Aku ingin kamu dan Kise-kun sedikit lebih dekat," ujar Orega-san nyaris berteriak. Aira hanya tersenyum dan segera melaksanakan apa yang dikatakan oleh manajernya.
Ckrek. Ckrek. Jepretan kamera kembali terdengar untuk yang kesekian kalinya. Kali ini, gaya yang ditangkap sungguh romantis. Kemampuan Kise dan Aira menjadi model patut diancungi jempol.
Dan puncaknya ketika mereka harus bergaya dengan kadar kemesraan yang lebih. Oleh Sakabuya-san, Kise disuruh untuk menggendong Aira dan mereka harus saling bertatapan selama pose tersebut.
"Nani? Ta-tapi Sakabuya-san, aku tidak terbiasa dengan pose seperti itu," tolak Kise. Sementara Aira yang berada di belakangnya merenggut malu. Namun Sakabuya-san tetap pada keputusannya. Dan mereka berdua tidak bisa menolak ketika Orega-san menyetujui hal itu juga.
Mereka lantas berganti kostum. Setelah sepuluh menit, Kise pun tampil dengan tuxedo hitam kelam. Membuat pesona seorang Kise Ryouta memancar dengan kuat. Semuanya memuji penampilan Kise yang seperti pangeran.
Tak lama setelah itu, Aira pun keluar dari balik kamar ganti. Dalam balutan gaun putih yang lebar dengan lengan tipis serta tatanan rambut yang diatur sedemikian rupa membuat semuanya berdecak kagum. Tak ketinggalan, Kise pun merona melihat penampilan Aira. Dalam hati, ia memuji kecantikan gadis bermata besar itu.
"Baiklah. Lanjutkan prosesi pemotretannya," perintah Sakabuya-san kepada semua kru yang ada. Tanpa bantuan dari siapapun, Kise dengan sigap menggendong Aira. Membuat pipi gadis itu bersemu merah. Kini posisi mereka seperti sepasang pengantin yang bahagia.
"Aira-chan, Kise-kun, kalian harus bertatapan ya!" teriak Orega-san. Dan itu dipatuhi oleh mereka. Segera para cameraman mengarahkan kamera mereka masing-masing untuk membidik mereka dari berbagai sudut.
Di tengah bisingnya suara kamera serta lampu flash yang terus menyala setiap detiknya, Kise merasakan waktu seperti berhenti. Wajahnya yang membayang di pupil mata Aira membuatnya tersenyum. Apalagi ketika Aira membalas senyuman itu. Membuat suatu riak pada debaran jantungnya.
"Sugoi! Nice photos!" teriak kedua manajer mereka bersamaan. Dan itu semakin melebarkan senyum keduanya.
Kise tersenyum mengingat semua itu. Tak pernah disangka olehnya, bahwa ia akan cepat sekali akrab dengan gadis yang baru dikenalnya seminggu itu. Seraya bersenandung kecil, Kise membuka kalender di ponselnya. Ada sebuah tanda untuk hari esok. Dibukanya tanda itu. Ternyata ulang tahunnya Ruzuya.
"Waah... ulang tahun Zuya-chan esok hari. Sebaiknya aku memberikan apa ya?" tanya Kise pada dirinya sendiri. Bingung dengan apa yang akan ia berikan, akhirnya ia memutuskan untuk bertanya pada Aira keesokannya. Karena menurutnya, sebagai sesama perempuan, tentu Aira lebih mengetahui apa yang sekiranya disenangi oleh para gadis.
"Otanjoubi omedettou, Zuya-chan!" bisik Kise lembut sebelum matanya terpejam rapat.
Huft... Mikir dua kali untuk post bagian ini :3
Apakah kalian suka?? Gomen nasai kalau ceritanya kurang nge-feel
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro