Results: commission write(2)
[Fanfic] Kamen Rider 555 X Date A Life
Commission from FB
Write by © yappleich
Jumlah Kata: [note: ini cuma sedikit cuplikan dari ceritanya]
Suasana pagi dengan kicauan burung? Tidak, cerita ini akan diawali dengan langkah konstan di lorong kelas, suara samar dari dalam kelas-kelas yang dilewati dan hari pertama seorang Takumi Inui mengajar di SMA Khusus Perempuan, SMA Rindogi di kota Tengu.
Kelas 2-A menjadi tujuan. Takumi mengekori Yumi-sensei yang membuka pintu kelas, sekejap kelas yang tadinya sempat terdengar bincang-bincang pelan kini hening, kemudian kedua guru itu berjalan hingga ke depan ruang kelas.
"Selamat pagi semuanya, karena Murasame-sensei sedang tidak dapat berhadir untuk mengajar, akan ada guru baru menggantikannya seminggu ke depan," ucap Yumi-sensei. Ia adalah wali kelas 2-A ini dengan seluruh murid di kelas mendengarkan dengan seksama.
Takumi menatap seluruh murid di kelas itu, ia berharap bisa memberikan kesan yang baik selama ia mengajar di sana. Hanya seminggu, hanya dalam waktu seminggu sebelum ia kembali dipindahkan nantinya.
"Salam kenal semua. Namaku Takumi Inui, aku akan mengajar pelajaran biologi menggantikan Murasame-sensei untuk seminggu kedepan." Takumi memperkenalkan diri, ia tersenyum.
Beberapa murid menyambut perkenalan Takumi dengan balas tersenyum namun sebagian besar nampak biasa saja bahkan terkesan tak peduli.
"Ah, anak remaja, mereka memang seperti itu," batin Takumi.
"Baiklah, kalau begitu sensei akan keluar, mohon kerja samanya ya, anak-anak!"
"Baik," jawab siswi kelas 2-A pada Yumi-sensei.
Lantas tersisalah Takumi dan semua siswi kelas 2-A. Takumi menepuk tangannya sekali kemudian membuka percakapan untuk mengambil alih atensi murid.
"Nah, kalau begitu karena ini hari pertamaku. Aku akan melanjutkan materi terakhir yang diajarkan Murasame-sensei," katanya.
Takumi mengambil alat tulis kemudian menuliskan sesuatu di papan tulis.
"Buka buku kalian ke halaman empat puluh sembilan tentang sistem imun," titah Takumi, ia juga menuliskan judul bab itu di papan tulis.
Katakanlah untuk kali pertamanya mengajar di SMA Rindogi lumayan baik. Setidaknya Takumi cukup puas dengan caranya menjelaskan dan bagaimana siswi-siswi itu mencoba memahami.
____ []
"Tidak terasa sudah tiga hari Takumi-sensei mengajar di sini. Bagaimana? Apa anda kesulitan, Sensei?" Rekan sesama guru bertanya pada Takumi yang baru saja selesai mengajar di kelas 2-C. Takumi memang dikhususkan mengajar untuk semua kelas 2 untuk seminggu kedepan ini menggantikan Murasame-sensei yang sedang mengambil cuti, jadi jangan tanya sepadat apa jadwal pria itu mengajar.
"Ya ...," Takumi menjawab dengan bergumam rendah. Guru biologi ini merenung sejenak, memikirkan tentang saran yang kemarin Shido berikan padanya. Lalu, Takumi juga teringat jika Yumi-sensei mungkin bisa memberinya saran juga.
Takumi menoleh ke arah meja kerja Yumi-sensei, wanita itu tengah menyusun buku absensi dan buku pelajaran nampaknya dirinya akan segera mengajar.
"Sensei, anda mau mengajar ke kelas berapa?" tanya Takumi. Ia juga menyiapkan buku absensi miliknya dan buku materi, dirinya juga harus segera masuk ke kelas 2-B untuk mengajar.
"Ke kelas 2-A," jawab Yumi-sensei.
"Kebetulan kita searah, mari bareng saja Sensei," ajak Takumi. Yumi-sensei tersenyum, ia mengangguk.
Selanjutnya, keduanya beriringan melewati lorong untuk mencapai tujuan. Langkah yang santai namun cepat beriringan secara konstan, ditengah-tengah itu Takumi tengah merangkai kata yang tepat untuk meminta saran.
Takumi berdehem. "Boleh saya bertanya sesuatu, Yumi-sensei?" Takumi membuka suaranya. Takumi bersyukur keduanya searah sehingga ia bisa langsung bertanya saja di tengah perjalanan mereka ke kelas yang di tuju.
Yumi-sensei nampak bingung, ia mengangguk. "Boleh, silahkan saja Takumi-sensei," katanya.
"Saya lihat Sensei dan anak-anak kelas terlihat akrab, boleh saya meminta saran supaya saya juga bisa seakrab itu dengan siswi-siswi di sini?" katanya.
"Eh kalo itu, mungkin Takumi-sensei bisa lebih sering berinteraksi dengan anak-anak, baik itu di waktu pembelajaran ataupun di luar kelas. Kalo di kelas cobalah untuk selalu membuat kuis di akhir pembelajaran, kalau di luar kelas bisa saja membantu mereka yang sedang kesulitan atau mentraktir mereka?" Jelas Yumi-sensei.
Takumi mengangguk-angguk, ia berhenti di depan kelas 2-B kemudian berterima kasih pada Yumi-sensei. Guru wanita itu tersenyum kemudian lanjut berjalan menuju kelas tujuan.
Tawa, canda dan obrolan terhenti di kelas 2-B ketika Takumi menggeser pintu, dilanjutkannya dengan melangkah masuk ketua kelas 2-A berdiri diikuti anak kelas lainnya, mereka mengucapkan salam secara serentak untuk Takumi yang bediri di depan kelas.
"Ha'i, kalian siap untuk memulai pembelajaran?" tanya Takumi.
"Siap," jawab murid-muridnya serentak.
"Baiklah, tapi aku akan mengabsen dulu, harap jawab dengan menyebutkan nama-nama hewan ya!" seru Takumi yang membuat semua yang tadinya hanya fokus seadanya langsung melek. Terutama ketika Takumi melanjutkan ucapannya. "Satu orang menyebut satu nama hewan dan tidak boleh ada yang sama ya~"
"Eh, apaan itu Sensei, kami bukan anak TK tauu~"
Kelas sementara terasa begitu hangat dan sepertinya cukup berkesan. Yaa, begitulah.
...
"Kenapa kamu terus menghindari ku?" tanya Takumi pada Miku.
Karena Miku benci laki-laki, Takumi tau jawabannya tapi ia ingin lebih.
"Enyah lah dari hadapanku!" titah Miku dingin.
Takumi mengernyit. "Izayoi-san, tidak seharusnya kamu berkata tidak sopan begitu pada seorang guru," ucap Takumi.
Miku nampak terkejut, gadis itu menatap Takumi penuh selidik.
"Pergi dari hadapanku," ucap Miku lagi, memberi perintah pada Takumi. Namun sama seperti sebelumnya Takumi tidak mengikuti perintah Miku, pria itu terlihat bingung dan biasa saja.
"Siapa kau sebenarnya?" tanya Miku heran, ucapannya terdengar gumaman semata tapi Takumi berhasil membawa gerak bibirnya.
"Izayoi-san?" Takumi kebingungan, ia tidak mengerti dengan apa yang dikatakan dan reaksi Miku.
Miku bergerak penuh kewaspadaan, gadis 17 tahun itu tanpa bicara apa-apa langsung berlari meninggalkan Takumi yang berada dalam kelas bersama tanya-tanya yang tertangguhkan.
Takumi berhasil dibuat sangat bingung dengan tingkah laku seorang siswi bernama Izayoi Miku.
Di sisi Miku, gadis itu dari awal tak berniat untuk menggunakan kekuatannya agar Takumi Inui—guru laki-laki sementara itu tidak mengajar di kelasnya mengingat dalam seminggu pelajaran biologi hanya akan ada selama dua kali pertemuan.
Apalagi dipertemuan kedua Miku akan ijin untuk tidak masuk kelas untuk latihan guna mendapat performa terbaik di hari festival, walau sebenarnya tanpa latihan pun Miku akan tampak luar biasa. Ia hanya ingin menghindari guru laki-laki itu karena membencinya. Sayangnya upaya menghindari menjadi ekspektasi semata.
Kebencian Miku pada Takumi yang mulanya biasa saja, kini setelah perbincangan tadi tarafnya meninggi. Utamanya karena hipnotis yang ditujukan Miku pada pria itu tidak mempan. Pria itu tak bisa ia kendalikan dan akan mengusik Miku lagi dan lagi. Miku benci itu dan keadannya.
Takumi menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal, berbagai macam pertanyaan tak henti-hentinya kini mengusik pikiran pria tiga puluh satu tahun itu. Jam pulang sudah lewat lima belas menit, tapi Takumi masih betah bertahan di dalam kelas 2-A.
_______
"Apa yang lebih lucu dari dua puluh dua?"
"Apa?"
"Dua puluh tiga."
"Pffttt---hihihi."
"Lelucon macam apa itu ..." gumam Takumi yang tak sengaja mendengarkan jokes dua orang yang baru saja lewat di hadapannya. Tentunya kedua orang tersebut tidak mendengar gumaman Takumi.
Pria dengan potongan rambut yang cukup panjang untuk seorang berprofesi guru itu tengah duduk di bangku taman yang tak jauh dari SMA Rindogi, lagi-lagi tempat yang sama seperti kemarin-kemarin. Namun hari ini ia hanya sendirian.
Cuaca sore ini agak panas sehingga soda dingin kalengan menjadi temannya bersantai di sana. Takumi menghela napas dalam, menghirup aroma senja yang menyingsing cerah menuju gelap. Angin sore sama sekali tak menyegarkan namun aroma dari mentari yang hendak tenggelam terasa menyenangkan.
Suara teriakan memecah lamunan Takumi, suara tersebut datang tak jauh darinya. Tepatnya suara itu datang dari dua orang yang tadi lewat, yang tadi melemparkan candaan yang tak bisa Takumi pahami.
Malam belum benar-benar datang namun lalu lalang di jam ini bisa dibilang memang cukup senggang sehingga tidak dapat dipungkiri jika pelaku kriminal mungkin mulai menampakkan diri.
Takumi menyipitkan mata, melihat ke seberang jalan di mana ke dua orang itu kini terduduk dengan gemetar ketakutan, Takumi melihat pada siapa yang berdiri di hadapan keduanya dengan seksama untuk memastikan siapakah yang telah membuat keduanya berteriak ketakutan.
Sosok abu-abu yang familiar, merekalah ...
"Orphnochs …" gumam Takumi.
Orphnochs adalah mereka yang dianggap sebagai tahap selanjutnya dalam evolusi manusia yang mana dimaksudkan untuk menjadi lebih kuat, lebih tangguh, dan lebih cepat. Mereka dilengkapi dengan berbagai kemampuan khusus, wujud Orphnoch terkesan unik, berwarna abu-abu muda dengan karakteristik tumbuhan atau hewan dengan pelindung tubuh yang tahan terhadap ledakan senjata api dan kekuatannya sangat bervariasi. Mereka juga bisa bertukar wujud menjadi wujud manusia aslinya sehingga bisa berbaur dengan orang-orang sekitar.
Tanpa pikir panjang Takumi langsung berlari menghampiri keduanya untuk membantu. Koper yang tak pernah absen ia bawa kemana-mana di buka dan dikeluarkan salah satu isinya.
Ini dia pekerjaan utama Takumi, si pemilik koper berlogo Smart Brain itu. Takumi memasang belt yang biasa di sebut dengan nama Faiz Gear.
Belt itu berwarna putih alumunium, Takumi memakainya tidak lupa jua dirinya mengambil ponsel lipat yang juga tak pernah absen dirinya bawa. Berikutnya tombol angka lima ditekan Takumi sebanyak tiga kali dari ponsel tersebut.
· Stand by ·
"Henshin!" seru Takumi.
Selanjutnya dalam waktu seperkian detik guru sementara di SMA Rindogi berubah menjadi Kamen Rider Faiz.
Yah, siapa yang menyangka jika pekerjaan Takumi Inui bukan cuma guru tapi juga seorang Kamen Rider. Ah entah itu bisa disebut pekerjaan apa bukan tapi begitulah.
Dengan Faiz Gear yang membuat Takumi berubah menjadi Rider Faiz. Kini kekuatannya entah itu fisik ataupun stamina kini meningkat seperti halnya Orphnochs yang juga punya fisik yang ditingkatkan.
Tapi tolong jangan samakan Faiz dengan Orphnochs karena jelas keduanya berdiri di sudut pandang dan ambisi yang berbeda.
Kembali ke situasi saat ini, Takumi dalam wujud Faiz nya lantas menerjang Orphnochs, Faiz menyerangnya secara langsung, memberikan pukulan yang membuat Orphnochs termundur.
Suara langkah yang berlari menjauh menandakan jika manusia yang tadi ingin diserang Orphnochs telah menjauh dari tempat pertarungan. Bersyukurlah keduanya karena Takumi ada di sana dan menanggapi situasi dengan cekatan sehingga tidak ada korban nyawa.
Langit mulai menggelap. Orphnochs itu balik menyerang Faiz yang agak lengah dengan sulur-sulur yang muncul dari pergelangan tangan.
Faia menghindar dengan Orphnochs tersebut kembali menyebarkan sulur-sulur nya untuk melemahkan lawannya.
Di tengah-tengah kegiatan menghindar, Faiz lantas memasukan kode 1-0-3 Enter pada ponsel. Kode tersebut memberikan aktifasi pada ponsel untuk menjadi senjata pistol.
Phew! Phew! Phew!
Pistol ditembakkan pada sulur-sulur yang menyerang sehingga sulur tidak tidak lagi menyerang Faiz.
Kesempatan itu lantas digunakan Faiz untuk meng-usaikan pertarungan. Faiz mengambil benda bernama Faiz Pointer.
Usai memasangkan Faiz Pointer pada kaki, Faiz menekan suatu kode untuk aktifasi nya.
·exceed charge·
Langkah selanjutnya Faiz melompat dan memberikan tendangan bernama Crimson Smash yang lantas langsung menumbangkan Orphnochs tersebut.
Sebelum lenyap sepenuhnya, api biru menyelimuti si Orphnochs kemudian makhluk itu musnah dengan sendirinya menjadi abu.
_______
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro