~7~
Di suatu ruangan yang gelap dan dingin, terdapat seorang pemuda terikat di atas kursi. Dia tampak tak sadarkan diri, pakaiannya sedikit lusuh dan rambutnya sangat berantakan.
Salah satu kakinya tampak di perban, Sepertinya pemuda ini mengalami sebuah kecelakaan yang telah melukai kakinya.
"Nghh~"
Lenguhan kecil keluar, apa kah dia telah sadar?
Ceklek
Krieet...
Suara pintu terbuka sedikit menyadarkannya, dia berusaha membuka matanya yang sedikit berat. Kepalanya sangat-sangat sakit dan sekujur tubuhnya pun sama.
'aku dimana?..'
Menggunakan sisa Indranya untuk mencari tahu dimana ia sekarang.
'kenapa aku terikat?..'
Pemuda ini mencoba menggerakkan tangan dan kakinya namun tak bisa, sebuah tali melilit kakinya di kaki kursi dan mengikat tangannya di belakang punggung.
Mulutnya pun tertutup oleh lakban hitam dan pandangannya masih gelap. Ia tak bisa melihat apapun, hanya sebuah cahaya remang yang ia lihat berada tepat di depannya.
"Kau sudah sadar ya?"
'siapa?...'
Suara lelaki paruh baya menyapa Indra pendengaran.
Itu bukanlah suara ayah atau pun kakaknya, bukan pun suara salah satu pelayan yang ada di mansion.
Sebenarnya dimana dia ini? Mengapa semuanya gelap dan terasa dingin? Mengapa juga dirinya terikat di sebuah kursi dengan mulut terlakban seperti ini?
Apa dia diculik? Atau dia di jebak oleh seseorang dan akan di bunuh?
Tidak. Tidak. Dia tidak boleh berpikir negatif seperti itu tapi entah kenapa perasaannya mengatakan jika akan terjadi sesuatu yang buruk dengannya.
"Akhirnya..."
Orang itu bergumam.
'ayolah mata, terbukalah!'
Dia mencoba untuk menetralkan penglihatannya.
Dan ia berhasil. Hal yang pertama ia lihat adalah seorang pria tua berdiri dengan wajah menyeramkan tepat di hadapannya, itu langsung membuat dia takut.
"Setelah bertahun-tahun... Akhirnya..
.. aku menemukan mu...."
'a-apa yang ia bicarakan?'
Pria itu menunduk, mensejajarkan wajahnya dengan dirinya. Pupil matanya mengecil seketika akibat terkejut dan takut.
"...Takeda Keito"
•
•
•
"Takashi Haru?!"
"Ka-kau kakak angkatnya Riku bukan?"
"A-ahahaha! Iya. Kebetulan sekali bertemu kalian disini"
Haru berkeringat dingin, dia tak menyangka akan bertemu dengan Idolish7 dan yang lain di alun-alun kota.
'kenapa aku harus bertemu mereka??!'
Tangannya yang sedari tadi menggenggam foto Keito yang ia sembunyikan dibelakang punggung. Tujuannya ke alun-alun adalah untuk bertanya kepada para warga tentang adiknya namun malah bertemu dengan teman Keito di Jepang.
"Harucchi. Dimana Rikkun?"
'sial!!'
"Ri-Riku ada di rumah. Dia sedang..emm...berlatih bernyanyi bersama ayah"
Haru berkeringat dingin, bulir-bulir air keluar dari pelipisnya. Ia gugup dan takut jika hal yang di rahasiakan oleh dia dan ayahnya akan terbongkar.
"Benarkah?"
"I-iya"
'tenangkan dirimu Haru.. sekarang buat alasan agar bisa kabur dari mereka, kalau ketahuan bisa-bisa aku di pecat oleh Rei--tapi yang bisa memecat ku kan hanya ayah'
Haru berpikir keras--berusaha mencari alasan untuk kabur dari Idolish7 dan teman Keito yang lain.
"Haru-kun"
"A-ah. Iya? Ada apa?"
"Sedang apa kau di alun-alun?"
'apa yang harus ku katakan?!!"
"Emm.... Berjalan-jalan.. a-aku bosan berada di rumah terus jadi aku keluar untuk sekedar mencari angin. Haha"
Tawa canggungnya membuat Idolish7 dan yang lain semakin menatapnya aneh, mengapa dia segugup itu? Apa dia sakit?
"Ka-kalau begitu aku pergi dulu ya? Aku harus membeli beberapa barang juga. Selamat bersenang-senang di negara ini, Zie je later Idolish7"
Idolish7, Trigger dan Re:Vale menatap kepergian Haru dengan tatapan aneh, mereka penasaran mengapa Hari bertingkah aneh, sebelumnya dia terlihat sedikit cuek dan dingin kepada mereka.
"Dia terlihat menyembunyikan sesuatu"
"Mungkin hanya perasaan mu"
"Dia terlihat gugup juga"
"Sudah-sudah. Mungkin dia sedikit mengalami masalah makanya jadi gugup seperti tadi, lebih baik kita melanjutkan kembali perjalanan dan melihat-lihat kota ini"
Banri menenangkan mereka, semuanya setuju dengan saran Banri. Daripada memikirkan hal yang sedikit tak berguna bukan kah lebih baik mereka bersenang-senang disana selagi memiliki kesempatan.
Jarang-jarang mereka pergi ke luar negeri tanpa mengeluarkan uang sepersen pun.
Mereka kembali berkeliling alun-alun dan sedikit memandangi beberapa bangunan yang menurut mereka indah tak lupa juga ber swa-foto di beberapa tempat.
Di tempat Haru berada.
Haru berhenti di sebuah gang kecil, menarik nafas sebanyak-banyaknya akibat berlari dari alun-alun hanya untuk menghindari Idolish7.
Kring~
Ponselnya berbunyi. Dia langsung merogoh saku jaketnya dan melihat siapa yang menghubunginya, terlihat nama Rei terpampang jelas di ponsel itu. Tanpa menunggu waktu ia langsung mengangkatnya.
"Halo Haru. Apa kau sudah menemukan informasi dari orang-orang?"
"Hah.. hah... Bukannya mendapat informasi aku malah hampir celaka tadi"
"Kenapa? Ada para berandalan mengganggu mu?"
"Lebih parah dari itu"
"Lalu apa?"
Haru menarik nafas panjang lalu menghembuskannya. Dia langsung berjalan keluar gang seraya memegang ponsel dengan panggilan yang masih terhubung dengan Rei.
"Aku bertemu Idolish7 beserta manajer dan presiden mereka, Trigger dan Re:Vale juga"
"Apa?! Mereka bertemu denganmu? Dimana?"
"Di alun-alun kota Dam Square. Aku pun juga tak menyangka mereka akan berada disana dan mereka juga bertanya tentang Keito, untung aku bisa menjawabnya dengan alasan palsu"
"Apa yang kau katakan?"
"Aku bilang jika Keito ada di mansion dan sedang berlatih bernyanyi dengan ayah tapi aku tak tahu mereka percaya atau tidak karena aku langsung kabur dan bilang ingin membeli beberapa barang"
"Hah~ ya sudah. Kau matikan, aku masih ada pekerjaan dan kalau dapat informasi tentang Kei langsung hubungi aku"
"Iya-iya"
Haru mematikan ponselnya, menaruh benda itu di dalam jaket dan melanjutkan tugasnya untuk mencari informasi tentang Keito.
--------------------------------------
Hmm... Lumayan dikit chapnya. Maaf ya Minna.
Riku: tumben sekali.
Tenn/Rei/Haru: RIKUUUUU!!!
Riku kok udah balik?
Riku: ya kan cuman peran, masa aku ngilang beneran.
Idolish7: HUWEEE RIKUU!!
loh loh kok nanges?!
Riku:..... Anggun-san aku kabur lagi. Bay!!
Balik dulu sini! Peluk dulu tuh orang-orang yang kangen sama kamu, kasihan ga liat kamu beberapa chap.
Momo: udah kabur dong padahal pengen aku tangkap terus di masukin ke lemari kaca--
Rei/Tenn: Momo-san/Sunohara Momose......*dark aura*
U-uhm..... Kalau begitu, silahkan vote dan komen, kritik dan saran juga boleh.
Rei:......
Ja-Jaa nee..
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro