Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

~10~

"Kau sudah lacak lokasinya?"

"Sudah Tuan."

"Dan dimana itu?"

Salah satu bawahannya membuka laptop dan menunjukkan suatu peta lokasi yang sedikit tidak asing di mata Rei.

"Lokasinya berada di--"

"Jepang.... Kenapa bisa ada di Jepang?!"

Rei menatap serius ke arah laptop yang menampilkan peta negara Jepang, lebih tepatnya peta kota Tokyo.

"Tuan. Sepertinya Keito-sama di bawa seseorang ke Tokyo."

Salah satu bawahannya mengungkapkan pernyataan yang membuat Rei berpikir itu mungkin saja terjadi. Keito di culik oleh seseorang dan di bawa ke Jepang, mengingat Keito mendadak menghilang sementara kondisinya yang masih belum pulih benar.

"Aku harus segera memberi tahu tou-san.."

Rei dengan cepat mengambil ponsel dan segera menghubungi sang ayah tak lupa juga ia menghubungi Haru yang saat ini tengah pergi entah kemana.

Ponsel itu sedikit bergetar tanda bahwa seseorang yang ia hubungi sedang dalam keadaan aktif, namun apa daya panggilan itu tidak terjawab sama sekali.

Rei berpikir jika ayahnya sedang sibuk melakukan sesuatu sampai tidak mengangkat panggilannya lalu ia mencoba menghubungi Haru tapi sama saja, telfon nya tidak di angkat oleh pemuda itu.

"Haru Sialan!.. di saat seperti ini dia selalu susah di hubungi!"

Rei merasa kesal dengan cepat ia mengirimkan pesan singkat ke ayahnya dan juga Haru berharap keduanya dapat membaca pesan darinya segera.

Otaknya berpikir siapa yang membawa Keito dan bagaimana ia bisa sampai ke Tokyo dalam kondisi tidak baik. Keito tidak membawa apapun saat pergi, ponselnya saja masih berada di laci meja belajarnya bahkan sampai hari ini.

"Kau cari alamat pastinya di mana Keito berada. Cari sampai dapat."

"Baik tuan!"

"Ayo berlatih lagi--"

"TenTen! Kita baru saja istirahat! Tidak bisa kah kau membiarkan kami duduk sebentar saja?"

"Tama benar Kujou. Istirahatlah beberapa menit.. setidaknya beri waktu otot-otot kaki dan tangan mu itu istirahat."

Tanpa mengucapkan apapun ia kembali duduk dengan wajah datar, sungguh.. dia sudah terbiasa berlatih menghafal koreografi dan lagu-lagu grup nya berjam-jam tanpa istirahat, itu sudah seperti kebiasaan bagi dirinya walau terkadang ia juga merasa lelah tapi setidaknya usaha yang dia lakukan tidak sia-sia.

Tangan panjang meraih ponsel yang ada di tas tepat di sebelah, menyalakan benda pipih itu dan melihat apakah ada pesan yang masuk atau tidak.

Di lihat tidak ada pesan yang begitu penting masuk ia tetap membuka aplikasi chat, mencari nama kontak seseorang dan melihat pesannya sudah di baca atau belum, ternyata belum sama sekali. Ia sudah mengirimkan pesan itu tiga hari yang lalu tapi tidak ada respon sama sekali dari orang tersebut.

'Apa Riku sibuk?.. tapi ayolah Riku bukan tipe orang yang terlalu fokus bekerja dan pasti keluarganya tidak akan membiarkan nya bekerja berlebihan..' 

"Tenn. Kenapa kau melamun?"

Seseorang memanggil nama dan langsung ia menoleh ke orang tersebut, ternyata Ryu yang memanggil dan bertanya padanya. Ekspresi pemuda itu terlihat sedikit khawatir.

"Apa kau sakit Tenn? Merasa tidak enak badan?"

"Aku baik-baik saja. Tidak perlu khawatir.."

"Benarkah?.. baguslah... Jika merasa tidak enak bilang saja padaku."

Tenn mengangguk dan kembali bermain dengan ponsel miliknya, ia mengetik pesan singkat kepada Riku lalu mengirimkan pesan itu. Tangan dengan cepat keluar dari aplikasi chat, dan beralih membuka salah satu aplikasi sosial media dan memainkannya. Hitung-hitung mencari hiburan sementara.

Tenn mulai mencari-cari informasi atau berita yang menurutnya menarik, di bandingkan melihat berita tentang artis atau idola dan semacamnya,Tenn lebih tertarik dengan berita soal politik atau perekonomian.

Berita seperti skandal dan sebagainya ia tak perlu mencari hal itu, tanpa ia mau pun terkadang sang manajer senang sekali membicarakan idola atau artis dunia hiburan yang terkena skandal.

Mata magenta melihat sesuatu yang menarik, satu berita yang sedang trend di negara yang sedang ia kunjungi ini.

'Adik Pangeran Rei menghilang?..'

Tenn mengernyitkan dahi membaca beberapa artikel tentang berita tersebut, setahu dirinya Haru baik-baik saja dan mereka baru bertemu secara tak sengaja beberapa hari--

'...apa yang di maksud itu adalah Takeda Keito.. yaitu Riku?...'

Tenn diam mematung, pupil mata membulat ketika ia memikirkan hal tersebut dan dengan cepat menggelengkan kepala untuk tidak memikirkan dugaan asal tersebut.

'tapi ini masuk akal... Takashi Haru bukan adik Takeda Rei... Adik yang di maksud adalah Riku..'

Tangan panjang bergulir dengan cepat menuju aplikasi pengirim pesan yang ia tutup beberapa saat lalu dan membuka chattingan nya dengan Riku dimana berisi pesan-pesan yang ia kirim namun tidak di balas oleh Riku sejak ia datang ke negara tersebut.

'Riku tidak pernah membalas pesan ku... Beberapa hari yang lalu saat kami bertemu Takashi Haru dia tampak sangat gugup ketika kami bertanya tentang Riku....'

"Oi Tenn!"

Pucuk merah muda itu seketika berbalik menatap seseorang yang menyerukan namanya dengan nada tinggi. Netra magenta menatap tajam ke arah sang leader  yang sedang menatapnya dengan heran.

"Mengapa kau kesal? Apa aku mengganggu waktu mu bermain ponsel? Cepatlah, kau berkata ingin melanjutkan latihan."

"Kau tampak serius sekali bermain ponsel Kujou-san. Apa sedang membaca sesuatu yang menarik?"

Ia menaruh ponsel di tas dan bangun, berjalan melewati Gaku yang masih menatapnya dengan heran. Surai perak itu memperhatikan sang center dengan wajah penasaran.

"Bukan apa-apa. Hanya membaca artikel yang sedikit membuat ku kepikiran."

"Dasar orang pintar."

"Gaku!.."

"TenTen dan Iorin sama-sama pintar, iya kan Sou-chan?"

"Karena itu kau belajar lah lebih banyak dari Iori-kun, Tamaki-kun."

"Sudah. Ayo lanjutkan latihan ini. Kita datang ke negara ini bukan untuk bersenang-senang dan berlibur."

Semua menghentikan acara mengobrol ketika senpai mereka mulai membuka suara untuk segera melanjutkan latihan, disaat latihan seperti ini aura Momo dan Yuki benar-benar terasa kalau mereka memang serius.

Latihan pun kembali di mulai dengan Tenn yang tidak bisa berhenti memikirkan Riku dan selalu membuat kesalahan saat berlatih.

---------------------------------------

Akhirnya jadi~ YAAAAAAYY!~

Riku: Thor-san lama banget aku lumutan di Iket di kursi.

Kalo kamu lumutan jadi Yamato dong.

Riku: lumut ku merah warnanya.

Bisa gitu bang? Baru tau lumut merah.

Riku: kan Riku merah.

Bener juga.

Gaku: ketika dua orang goblok di satukan-- eh yang satu polos yang satu goblok beneran.

HEH-- jaa~ silahkan vote dan komen, kritik atau saran juga boleh^^

Maap banget up nya lama:" aku sibuk dengan sekolah dan tugas:)

Jaa nee~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro