Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

ーMagenta Lilac; love

🌻
.
.
.

Masaomi merutuki tindakannya akhir-akhir ini. Mengikuti adik Heiwajima Shizuo benar-benar membuat ia terlihat seperti orang tak waras. Berjalan-jalan di Ikebukuro pada sore hari tak membantu pikirannya untuk jernih. Helaan napas ia keluarkan, iris kuning kecokelatan tersebut melirik ke segala arah. Seakan tengah mencoba mencari sesuatu.

Berniat iseng untuk mencari, malah benar-benar menemukan sosoknya dikarenakan warna rambut yang mencolok. Namun, gadis itu tak sendiri. Ia bersama lelaki dengan kekuatan paling kuat, Shizuo dan aktor terkenal, Kasuka. Siapa lagi kalau bukan kakak-kakak Kumiko. Shizuo mengenakan pakaian biasanya, kacamata hitam serta seragam putih dibalut rompi hitam. Sedangkan Kasuka, ia menutupi dirinya dengan hoodie hitam, tentu saja pemuda tersebut sangat terkenal di Ikebukuro.

"Kasu-nii sebentar lagi akan tampil di film ini? Ada adegan makan makanan prancis, kan? Keren!" puji Kumiko. Iris biru segelap samudra tersebut berbinar.

Samar-samar ia mendengar, Masaomi terkekeh ketika Kumiko menyebutkan tentang makanan. Gadis itu benar-benar sangat kekanakan dan selalu saja berpikiran mengenai makanan.

Shizuo tersenyum kecil, sedangkan Kasuka mengangguk pelan. Masaomi membulatkan irisnya, bahkan pria kuat yang menyeramkan seperti Shizuo itu ternyata punya soft spot juga.

Tetapi, belum lama Masaomi mengintai mereka, sebuah tiang telah sampai tepat di sampingnya. Pemuda berambut pirang tersebut mengerjap lalu gemetaran.

Gila, gila, gila ... bisa-bisanya ia melempar benda itu ke arahku, batin Masaomi ketakutan.

"Coba lihat siapa yang mengikuti kita? Huh ... Kida Masaomi?" tanya Shizuo dengan aura mengintimidasi. Suara bariton itu jelas-jelas tertuju pada Masaomi. Masaomi menegak ludah, siapa yang masih berani membalasnya jika seperti ini. Shizuo berdecak sebal ketika Kumiko menegurnya, "ck, hah, apa maumu?"

"K-kami ada kerja kelompok! Iya benar kan, Kumiko-chan?"

"Apa maksudmu, Masaomi-san, kita kan beda kelas?" balas Kumiko seraya berbohong dengan santainya.

Masaomi melotot ke arahnya, seakan bertelepati 'kau-mau-aku-mati?' sedangkan Kumiko hanya tertawa menikmati Masaomi yang terlihat seperti tengah tersiksa. Gadis berambut biru muda tersebut segera mengibaskan tangan lalu menarik lengan Masaomi. Ia memasang pose hormat seraya memperlihatkan cengiran kecil, tak memperdulikan orang-orang yang melihat kerusuhan mereka.

"Yap, kami ada kerja kelompok! Shizu-nii dan Kasu-nii pulang saja duluan. Kami akan ke kedai sushi, jadi kalau ada apa-apa, nanti bisa cari di sana ya."

Kasuka dan Shizuo fokus pada tangan Kumiko yang menggenggam erat pergelangan tangan milik Masaomi. Mereka berdua memberikan deathglare pada Masaomi, meskipun bukanlah ia yang berinisiatif untuk memegang tangan. Walau Kasuka terlihat expression less, namun Masaomi tetap dapat merasakan tatapan maut di balik iris gelap tersebut.

Shizuo mengangguk kecil, mengiyakan perkataan Kumiko, "kalau ada apa-apa, harus segera bilang. Oh, dan kau, jaga adikku," titah Shizuo lalu pergi meninggalkan Masaomi dan Kumiko bersama dengan Kasuka.

Pemuda dengan rambut pirang yang tengah mengenakan hoodie putih tersebut menghela napas lega. Masaomi mencubit pipi milik Kumiko.

"Kakak-kakakkmu mengerikan. Tolong jangan bermain dengan nyawaku seperti itu dong, Kumiko-chan," pinta Masaomi sembari mengulas senyum pasrah.

"Mahaaf."

"Apa? Aku tidak mendengarmu."

Sontak, Kumiko menendang kaki Masaomi. Membuat lelaki itu mengaduh kesakitan. Ia berandai-andai dari mana sang gadis mempunyai kekuatan seperti itu? Apa karena ia adik dari Shizuo?

"Kubilang, maaf! Lagian, Masaomi-san kenapa mencubit pipiku, sih? Oh ya, soal yang tadi, kita kan mau makan bukan mau kerja kelompok," omel Kumiko.

Entah kenapa, perut Masaomi tiba-tiba terasa mualーdalam artian baik. Pipinya bersemu merah sempurna. Tak ingin berlarut dalam pikirannya sendiri, ia pun memukul-mukul kepalanya. Membuat Kumiko menatap heran pada pemuda tersebut.

"Apa bisa kita sebut jalan-jalan ini sebagai kencan?" tanya Masaomi sembari menyengir ria. Berniat untuk menggoda sang gadis.

Kumiko menyunggingkan senyum, mirip seringaian namun bukan, "asal aku dapat makanan gratis, kenapa tidak? Ayo!"

Kaki kecil itu mulai melangkah, mendahului Masaomi. Iris kuning kecokelatan itu menatap punggung milik Kumiko, lalu menyusulnya. Ia memeluk sosok kecil tersebut dari belakang dengan senang. Berusaha menyembunyikan perasaan yang ia rasakan saat ini.

Gawat, ia mulai merasakan perasaan yang sama lahi saat ia jatuh cinta dengan Saki, pacar pertamanya.

.
.
.
🌻

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro