Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

↗ Black

"Aku tidak bermaksud untuk menaruh perasaanku kepadamu."

Meski adalah kalimat yang spontan terucap, gadis itu memahami bagaimana pentingnya ia untuk menyalurkan apa yang dirasakannya. Pria itu berhak untuk tahu, lagipula. Benar begitu, bukan?

Netra biru mengintip pada sosok Shion di seberangnya. Dalam heningnya, merenung sejenak untuk kemudian ungkapkan suara tanya---sebuah pemastian, "sebuah penyesalan?"

"…entahlah."

Namun gadis itu pun tak memahami---apakah sesal yang ia rasakan? Apakah keberuntungan yang ia dambakan? Jika boleh jujur, ia tak pernah berpikir sedikitpun mengenai apakah sebuah kesalahan untuk bertemu Hisui Nagare dalam hidupnya.

Yang ia ketahui, bagaimanapunmenekankan dalam dirinya; kutukan yang terbawa bersamanya akan terus berlanjut sampai mati---ia paham itu. Dan semua ini membuatnya semakin gila.

.

.

COLORUARY | Black
Bagaimana rasanya jatuh ke dalam kegelapan---ketika kau berpikir semuanya akan baik-baik saja?
Bagaimana rasanya jatuh ke dalam kegelapan---terlalu dalam hingga kau tak tahu dimana jalan keluarnya?

Hisui Nagare × Shiraki Shion (OC)
K Series Fanfiction by Cordisylum

.

.

Gadis itu menghindari Nagare akhir-akhir ini---tidak secara langsung, tetapi dapat dirasakannya arah mata sang gadis yang tak ingin beradu. Seolah malu untuk bertemu pandang, menjauh dengan segala cara.

Mishakuji Yukari mungkin adalah sosok yang paling peka dengan hubungan antara keduanya.

Meski harus disadarinya, ia tak begitu suka untuk ikut campur dalam permasalahan mereka.

Akan tetapi, pada pertemuan pribadi keduanya yang entah ke berapa kali, Raja Hijau untuk pertama kalinya membahas hal yang tak ada hubungannya dengan misi. Hal yang bisa dikatakancukup unik, karena sejujurnya itu perihal salah satu anggota Klan Hijau sendiri.

"Wah? Kau mencemaskannya?" Nada menggoda itu dengan tanpa ba-bi-bu mengalir lihai begitu saja pada celah pembicaraan singkat itu. Netra melirik, menatap samar dengan rasa ingin tahu---tapi sekali lagi, Yukari sebenarnya tak ingin terlalu ikut campur. Reaksinya hanya sepadan dengan keinginan untuk menghibur diri di saat-saat senggang setelah rapat ini. Lagipula….

"Yukari, boleh aku bertanya sesuatu?"

Ya, lagipula ia tak ingin mendapat lebih banyak tugas tak penting, kan?

"Aku tidak akan mempermasalahkannya jika memang hanya itu---jika alasannya benar-benar karena rasa kagumnya padaku telah pudar dimakan waktu," Nagare memulai pembicaraan mereka tanpa menunggu Yukari untuk menjawabnya---jadi apakah bisa dibilang pertanyaan tadi itu retorik?

"Tapi kenyataannya, setiap kali aku menatapnya, selalu kutemukan gurat kecemasan pada wajah itu." Seolah menyerupai ekspresi ketakutan yang juga dibubuhi keputusasaan---Nagare mengingat. "Seolah ia sedang diterror oleh sesuatu yang tak kumengerti apa."

"Kemungkinan, hantu di masa lalu."

"Hantu…?"

Sosok cantik yang lebih tinggi itu tersenyum menyeringai. "Maksudku rumor, Nagare-chan."

'Ah, ya. Tentu saja,' seolah berkata seperti itu lewat ekspresi yang diberikannya kala itu. Yukari terkekeh sembari berjalan mendekat---lebih dekat, duduk di lahan hampa di samping Rajanya.

Gadis yang selalu membawa petaka bersamanya---sosok pembawa sial; anak shinigami. Keduanya sempat mendengar yang seperti itu keluar dari mulut orang-orang di masa lalu---orang-orang dalam cerita lama tentang Shiraki Shion.

"Apa yang harus dilakukan agar dia bisa lolos dari kegelapan itumungkin kau memikirkan itu?"

"Tidak."

Jawaban yang tegas itu membuat Mishakuji Yukari segera menoleh kepadanya. Tapi Nagare tersenyum menatap layar di hadapannya---seolah abai, ataukah terlalu percaya diri pada keyakinannya sendiri. Ia membuka mulutnya ketika Yukari bermaksud untuk menyahuti, secara tak langsung menutup mulut lawan anggotanya sendiri, "dia seperti burung kecil yang berusaha terbang tinggi. Dia pasti bisa terbang keluar dari lubang kegelapannya sendiri."

'Sebesar itu kau mempercayainya, Hisui Nagare?' Adalah pertanyaan dalam benaknya yang tak tersuarakan.

"Hei, Yukariboleh aku meminta tolong?"

Bukan sebuah perintah?

"Jika suatu saat nanti ada masa dimana jalan kita terpisah…," tatapan Nagare beralih pada Yukari---lurus kepadanya sebelum ia melanjutkan, "maukah kau berjanji padaku untuk menjaganya?"

"Bukankah berarti itu mengikat masa depanku bersama anak itu?" Nadanya terdengar seperti tidak terima, namun pada detik berikutnya sang lawan bicara tersenyum maklum. Lepaskan napas panjang sembari mengangguk kecil---sebuah bentuk dari kesepakatan.

'Yah, lagipula aku seperti benang penghubung antara dirimu dan dirinya … benar, bukan?'

+++

Yukari menyadarinya saat memperhatikan langkah itu terhenti, sementara pandangnya terpaku pada keadaan sekitar---dimana kau akan temukan bunga-bunga tumbuh liar di sekitar, menghias di antara hamparan rerumputan hijau di tepi jalanan setapak panjang. Binar mata yang cerminkan bagaimana terpukaunya ia akan hal sekecil itu, memiliki arti sendiri ketika tertangkap oleh netra sosok yang lebih tua.

"Hei, hei! Yukari-san, tidakkah kau merindukan pemandangan ini? Sudah lama sekali!"

Ia telah menyadari banyak hal semenjak keduanya menghabiskan waktu bersama---melalui hari-hari sebagai kakak dan adik seperguruan di sebuah klan yang Rajanya hidup dikelilingi keharmonisan alam. Bagaimana gadis itu begitu berjiwa petualang, mencintai segala pemandangan indah yang terpampang di depan mata. Gadis yang sama bahkan berbicara tentang bagaimana ia ingin memperlihatkan lebih banyak dari dunia ini kepada sosok itu.

'Tapi tidakkah kau sadari hal yang sama? Sesuatu yang sesungguhnya tak jauh berbeda---ada di dalam dirimu, Shion-chan?'

Ia masihlah sosok gadis yang merindukan kebebasan---sehingga terbang begitu tinggi demi keluar dari lubang kegelapan adalah satu-satunya jalan yang harus kau ambil di masa depan.

'Bagaimana mungkin sosok yang juga merindukan kebebasan dapat berkata seperti itu demi orang lain?'

Yukari telah mengenal gadis itu sejak lama---lebih lama dari sosok Hisui Nagare. Entah apakah alasan ia begitu peduli pada si gadis Shiraki---sejujurnya yang seperti ini pada dasarnya hanya akan menyusahkan Yukari sendiri, bukan?---sebatas demi menjaga janjinya pada sosok itu, ataukah karena hal lain lagi … ia tidak ingin peduli.

"Pada dasarnya, kami juga ingin memperlihatkan lebih banyak dari dunia ini padamu."

---di balik kungkungan hitam pekat itu.

.

.

COLORUARY | Black
Tanggal dipublikasi: 20 Oktober 2021
Terakhir disunting: 7 November 2021

» End of story! Thanks for read!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro