Jingga
*********
Sore tak akan pernah lengkap tanpa kehadiran senja di ufuk barat, mengantar matahari sang penguasa siang menuju peraduannya. Namun, keindahan senja tidak akan membuai jika sang jingga tak pernah hadir mendampinginya memancarkan keanggunan karya tuhan.
"Aku masih bertanya-tanya, apa asyiknya menatap matahari terbenam seperti ini?" Dabi mengeluh untuk kesekian kalinya. Iris pirusnya menatap bosan pemandangan yang tersaji di depannya. Kilau jingga itu memantul di permukaan air laut yang tampak tenang.
"Tidakkah kau berpikir menatap sunset bersama orang yang kau cintai itu romantis?"
"Tidak juga."
Kau mencibir atas tanggapannya. Meski sedikit kesal, kau tetap menyandarkan kepalamu di bahunya. Matamu tak lepas dari angkasa yang dihiasi warna jingga yang cantik.
"Kau tau, Dabi? Senja dan jingga adalah pasangan paling serasi di muka bumi ini. Mengalahkan pasangan romeo dan juliet serta rama dan sinta. Kisah romantis mereka memang tak pernah diceritakan dalam buku ataupun film namun keindahan mereka tersaji harmoni di kaki langit di sore hari."
Dabi mengangkat sebelah alisnya sebelum menunduk untuk melihatmu. Kau tidak balas menatapnya karena terlalu terpaku pada pemandangan yang tersaji di depanmu.
Dabi tidak tau apakah ada kata selain kata indah untuk mendefinisikan sosokmu saat ini. Cahaya jingga matahari sore memantul di wajahmu, membuatmu terlihat cantik dan bersinar di matanya.
"[Name]...." Panggil Dabi lembut.
"Hm?" Sahutmu tanpa menatapnya.
"Menurutmu warna senja itu cantik?"
Dabi merasakan kepalamu mengangguk di bahunya,
"Tentu saja."
"Menurutku biasa saja. Karena bagiku, ada yang lebih cantik dari itu."
Kau sedikit mendongak untuk menatap Dabi yang balas menatapmu, "Benarkah? Apa itu?"
"Kau." Jawab Dabi yang sukses membuatmu terpaku. Pria itu lalu menampilkan senyum yang tidak pernah dia tunjukkan selain padamu dan kembali berkata,
"Bagiku, kau lebih cantik dari senja yang kau kagumi itu."
*********
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro