Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

𖤘 ::┊Chapter 4 : ❛Cold, Warm, and Sweet.❜

Dingin, hangat, dan manis menjadi satu.
▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

“[Nameeee]~!”

“Iyaaa??”

Si gadis muncul. Menyembulkan kepala dari balik pintu. Menatap sang surai putih yang duduk di atas sofa. Memainkan ponselnya.

“Megumi dan lainnya mengajak kita keluar malam tahun baru nanti,” ucap Gojo tanpa mengalihkan pandangan dari layar ponsel.

“Wah? Aku mau aja, tapi kamu gimana?” [Name] melangkah masuk seraya melepas apron, lalu duduk di samping Gojo.

“Hmm ... kau tidak sibuk, [Name]?”

Si gadis menggeleng. “Aku tidak sibuk, kok. Orang yang paling sibuk ‘kan kamu, Satoru,” jawabnya.

“Iya, sih. Kita pergi aja kali, ya? TAPIIII ... aku mau menghabiskan waktu sendiriaaannn~”

“Merayakan tahun baru bersama yang lain lebih seru, loh, Satoru.”

“[Name] ... tahun kemarin kita sudah pergi bersama mereka ... tahun ini pergi lagi? Kau tidak bosan?”

“Enggak.” [Name] tersenyum lebar.

“... Waw ....”

“Habisnya seru, sih, main bareng mereka.” Si gadis mengedikkan kedua bahunya.

“Hee. Jadi ... main bersamaku tidak seru, ya?”

“EH?! Bukan—! Itu ... seru, kok. Cuma ‘kan kalau bersama mereka itu lebih ramai.”

“Aku bisa jadi berisik, loh~”

[Name] mengejab. Iris mata menatap ekspresi berbunga-bunga Gojo hingga ia menyadari sesuatu. “... Satoru ... kamu sebenarnya gak mau pergi ‘kan?” ucapnya.

“Cih.”

“Kalau gak mau pergi bilang aja, dong. Kenapa belibet kayak gitu?”

“... Habisnya kau mau pergi, sih. Nyusahin aja.”

“Hehe. Jadi, tidak mau pergi? Tolak ajakan mereka saja.”

Gojo menatap gadisnya. “Kau tak masalah?” tanyanya.

“Gak papa. Aku senang bersama kamu, kok.”

“Yakiin??”

“Iya!”

Tangan Gojo terangkat mengusap surai hitam milik [Name] dengan lembut, perlahan berubah kasar hingga rambut gadisnya menjadi acak-acakan. [Name] terdengar mengeluarkan protes sambil menepuk-nepuk lengannya.

”Hehehehehe~”

[Name] menyisir rambut menggunakan jari-jarinya yang lentik. Gojo menyaksikan dalam diam. Gadis itu tampak membiarkan bahu kirinya terekspos begitu saja. Membiarkannya melihat lekukan leher, selangka, juga kulit putih yang benar-benar mulus.

“Hmmm ....” Gojo menyentuh bibirnya menggunakan jempol. Berdeham panjang seraya mata tetap fokus memandangi gadisnya. Lantas, Gojo menghapus jarak. Menarik pinggang mungil [Name] mendekat hingga ia dengan langsung menempelkan bibir tipisnya ke pundak gadis itu.

“Eh? Hih‽ Satoru‽”

Si surai putih mengangkat kepala, mendekatkan bibir ke telinga [Name] yang memerah.“Hangatkan aku,” bisik Gojo. Lantas, menggigit daun telinga sang gadis. Membuat bibirnya menyapu lekukan leher [Name]. Ia dapat merasa gadis ini merinding, terbukti dari tubuhnya yang menegak kaku. Namun, tidak menolah sentuhan Gojo. Ia sudah pernah merasakan gadis ini sekali, tapi tidak sampai benar-benar 'berlebihan'. Sebab, ia tidak 'menginginkan' [Name] karena nafsu, melainkan tulus jauh dari dalam dirinya. Yah, hubungan seperti itu bisa mereka lakukan saat telah resmi nanti.

Tangan Gojo merogoh saku. Mengeluarkan sesuatu dari kantong celana. Sebuah kotak kecil. Ia menyudahi kegiatannya, lalu mengangkat tangan kanan [Name]. Memandangi gadisnya yang melemparkan tatapan bertanya.

“Kenapa?”

Gojo bungkam. Ia membuka kotak kecil itu lalu mengeluarkan isinya. Cincin. Tanpa mengatakan apa pun memasangkannya di jari manis [Name].

“Eh? Satoru‽ Kamu ....?”

“Kau tidak buta ‘kan? Aku tidak mau menjelaskannya, loh~”

Si gadis mengejabkan mata, membuat Gojo menaikkan sebelah alisnya ke atas. Tak lama, [Name] terlihat mengeluarkan air mata dengan ekspresi yang baik-baik saja. Mengundang kerutan pada kening Gojo.

“Kau kenapa menangis?” tanya Gojo. Cemberut. Namun, jempolnya bergerak menghapus air mata [Name].

“Ah ... maaf.” Si gadis terkekeh. “Aku hanya gak nyangka, kok,” ucapnya.

“Yah, aku penuh kejutan ‘kan?”

“Tapi ... kamu yakin?” Ekspresi [Name] berubah sendu.

“Soal?” Gojo menopang dagu.

“Itu ... keadaan kita benar-benar sulit. Ditambah gangguan dari para petinggi. Yah ... aku hanya tidak ingin mereka melakukan sesuatu yang benar-benar akan merepotkanmu, Satoru.”

“[Name] ... aku bukan orang yang akan mendengarkan ancaman dari orang lemah. Memang benar mereka menyusahkan karena status dan kedudukan. Kau pikir aku akan membiarkan orang tua lemah bau tanah menjadi penghalang bagiku untuk mendapatkanmu, huh?”

Si gadis mengejab. Kaget. Mungkin tak menyangka Gojo akan berkata seperti itu. Yah, beberapa orang bilang si surai putih memang penuh dengan kejutan. [Name] tidak akan menyangkal. Ia yang sudah menjalin hubungan bersama Gojo selama tiga tahun pasti tahu itu. Bahkan, dia menjadi setia pun sesuatu yang mengagetkan. Tahan bersamanya selama ini dan sekarang akan menuju ketingkat yang lebih tinggi.

“Kau mau menolakku, ya ...?” Ekspresi Gojo berubah. Sendu. Kekanakan.

“Enggak, Satoru. Ne, jangan sedih, dong ....” [Name] menangkup wajah Gojo. Menarik kedua sudut bibir pria itu untuk membentuk sebuah senyuman, tapi malah jadi aneh.

“Jadi, kau menerimaku???” Matanya berbinar terang.

Tawa kecil terdengar. Yang berasal dari [Name]. Gadis itu menutup mulutnya dengan tangan kanan. Kedua pipinya pun bersemu merah. Lantas ia berucap, “Huum. Aku menerimamu.” Kemudian memiringkan kepala.

“... Aku mau pamer ke Nanami dulu, [Name]. Jangan menghalangiku.” Gojo mengusap layar ponsel. Mencari kontak Nanami. Kala ia menemukan nomor dengan nama 'Nanami~’, Gojo langsung menekan untuk  menghubungi pria itu.

“NANAMI! [NAME] MENERIMAKU!” teriaknya.

“Kayaknya kamu gak perlu berlebihan seperti itu, deh, Satoru. Jangan mengganggunya terus.”

“Huh? Biar Nanami kepanasan. Dia ‘kan belum menikah.” Gojo mengibaskan tangannya.

“Dia pasti menyusul. Aku yakin banget.”

“Dengan siapa? Dia ‘kan gak punya pacar.”

[Name] mengulum bibir. “Nanami ... lumayan populer ‘kan?” ucapnya.

“Masa, sih?”

“Iya, teman-temanku banyak membicarakannya.”

“Heee. Gak tertarik!” Gojo mendengar balasan Nanami. Senyuman lebar ia sunggingkan kala berhasil menarik perhatian pria itu. Mengatakan dia tidak percaya dan tidak menyangka jika Gojo akan lebih dulu menikah—orang yang ia ketahui tidak setia dengan yang namanya wanita. Si surai putih tertawa mendengar itu.

Tipe seperti Gojo adalah orang yang tidak fokus pada masalah percintaan. Namun, kali ini perasaan dan keinginannya begitu besar untuk membuat [Name] menjadi miliknya dengan utuh. Dengan begitu, si gadis bisa menemaninya setiap ia butuh, setiap ia menginginkan kehangatan dan kelembutan. Hanya untuknya sendiri. Maka dari itu, Gojo akan mengikat si gadis dengan hubungan pernikahan. Yang sudah ia rencanakan dengan matang. Dua bulan lagi. Akhir Maret, musim semi nanti.

Gojo tertawa lagi setelah mendengar balasan Nanami. Kemudian, mematikan sambungan telepon secara sepihak saat pria bersurai blonde itu mulai menceramahinya.

“Gimana tanggapan Nanami?” tanya [Name].

“Hehehehe. Dia menceramahiku dan aku mematikan sambungan telepon~!”

“Waw ... aku yakin dia akan marah.”

“Aku sudah biasa, sih.” Gojo mengedikkan kedua bahu. Lantas, melirik ke arah [Name] yang hanya menanggapi dengan senyuman. Si surai putih agak membuka mulut, lalu menarik lengan [Name], membuat gadisnya duduk di atas pangkuannya.

“Kenap—”

Bibir sewarna es krim stroberi Gojo lumat. Menggigit, menghisap, dan itu terus terulang. Tangannya tak tinggal diam. Meraba kulit mulus yang benar-benar terawat dengan sangat baik. Hingga bibir berpindah ke arah leher, membuat tanda kepemilikan di atas kulit putih hingga memerah. Kemudian menggigit, membuat tanda kebiruan.

“Satoru ....”

Gojo mengangkat kepala. Menatap wajah gadisnya selama beberapa saat. Kemudian, memajukan wajah. Mendekatkan bibir ke arah telinga [Name], membisikkan sesuatu di sana. Mengundang semburat merah pada kedua pipinya.

“Ah ... um. Aku juga, kok.”

Gojo mengusap tengkuk. Tersenyum lebar.

Lantas, ia mengalihkan pandangan mata. Menatap keluar jendela. Melihat salju turun. Masa lalu terlintas. Sebelum ia bertemu [Name], hari-hari suram meski ia berusaha untuk membuatnya berwarna. Namun, semua kegelapan itu sirna kala satu cahaya datang menerangi. [Name]. Tahun baru ini ... mungkin adalah yang terbaik. Di mana ia merasakan dingin, hangat, dan manis yang berasal dari gadis yang duduk di atas pangkuannya.

Dinginnya musim. Hangatnya suasana, dan manisnya bibir sang gadis.

“Satoru?”

“Apa?” Gojo menoleh. Menatap gadisnya.

“Kamu memikirkan apa?”

“Sesuatu. Ada, deh~!” Suara kekehan ia keluarkan. Lantas, menjatuhkan kepala ke atas pundak gadisnya. Tersenyum. Lebih lembut dari sebelumnya. Untuk gadisnya. Hanya ia. Satu-satunya di dunia untuk gadis yang membuatnya setia.


              
               ❆

❆        
    
                 ❆

❆        

               ❆

❆           

╰─⌲ END.
▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

❆ꗃ𖣠 NOTE ::

Tamat juga😭
Cerita singkat ... gak nyangka cepet tamat. Aku gak bisa mikirin alur panjang-panjang untuk buku ini.

Okeh, mau lanjut Fill His Empty Heart duluh~!

Love Regards.
Ann White.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro