Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

❆ 𖤘 ::┊Chapter 1 : ❛Cold.❜

Dinginnya suasana. Begitu juga dengan suhu yang makin turun derajatnya. Belum ada kehangatan. Hanya ada emosi dan rasa sakit untuk tetap bertahan walaupun sebenarnya percuma.

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

“Gojo Satoru, kami ingin kau memutuskan hubunganmu dengan Kiyomizu [Name].”

“Huh?”

Pria bersurai putih melirik ke arah sekumpulan cermin–atau apa pun itu– di mana munculnya bentuk tubuh beberapa orang tua. Walaupun mata terhalang kacamata hitam untuk menahan keluarnya kekuatan besar yang berlebihan, ia masih bisa melihat dengan sangat jelas. Namanya adalah Gojo Satoru. Salah satu penyihir tingkat khusus, dipanggil dengan julukan yang terkuat di dunia Jujutsu. Kini berdiri di tengah-tengah para petinggi dunia penyihir yang memintanya untuk memutuskan hubungan dengan gadis bernama Kiyomizu [Name]. Kekasih hatinya. Satu-satunya.

“Kalian pikir aku akan menurut begitu saja? Jangan bercanda, loh,” jawab Gojo dengan suara rendah. Meski begitu, nada jenaka masih terdengar dalam perkataannya.

“Keberadaan gadis itu mengganggu fokusmu, Gojo Satoru. Apa kau mau mengulang kejadian satu tahun yang lalu? Kutukan karena cinta?” ucap salah satu petinggi. Mendesak Gojo.

“Kau pikir aku tidak memikirkan semuanya dengan baik?”

“Gojo—”

“Ah, benar juga. Aku hampir lupa dengan tujuanku sampai mau datang ke sini.” Gojo mengapit dagu. Mendongak ke atas seraya berdeham panjang. Kemudian, ia menoleh. Menatap para petinggi dengan pandangan rendah. “Kalian mengirim [Name] ke mana?” tanyanya.

“Apa maksudmu?”

“Jangan pura-pura tidak tahu. Kalian mengirim [Name] untuk menjalankan misi berat saat keadaannya belum pulih karena misi berat yang kalian berikan kemarin. Apa sebesar itu kebencian kalian padanya?” ucapnya. Melangkah mendekati salah satu cermin. Membungkukkan tubuhnya seraya melotot. “Jadi, bisa katakan di mana kau mengirimnya untuk menjalankan misi, pak tua?”

“Kami mengirimnya ke tempat yang jauh.”

Suara tawa rendah mengalun dari Gojo. Lantas, ia menegakkan tubuh. “Jauh, ya? Aku bisa sampai ke tempat jauh itu dalam sekali tepukan tangan,” katanya. Dengan penuh kebanggaan, lalu melirik kembali. “Makanya, di mana kalian mengirimnya? Aku bisa menghabisi kalian di sini jika tak menjawab. Kalian pasti tidak mau mati sekarang ‘kan, pak tua egois~?”

Salah satu petinggi yang ia tanyai tampak mengepalkan tangan, membuat Gojo menaikkan sebelah alisnya dengan tatapan malas. Ia berhasil menarik ketakutan para orang tua yang ada di dalam sini. Tidak sulit membuat mereka membuka mulut. Namun, mereka terlalu lama untuk bicara. Membuang-buang waktu Gojo.

“... Dia ada di Osaka,” jawab pria tua itu.

“... Heee. Souka. Osaka, ya?” Gojo mengusap dagu. “Di musim dingin begini ... kalian benar-benar mau membunuhnya ... ya?” Nada suara kian merendah. Membuat aura di sekitar berubah. Dingin. Menakutkan. Hingga para petinggi menegakkan tubuh waspada juga berkeringat. Tidak tahan dengan suasana menyeramkan yang diciptakan Gojo.

“Tidak ada seseorang yang bisa kami percayakan untuk mengatasi kutukan yang ada di sana. Jadi, kami mengirimnya,” jawab salah satu dari mereka. Menyangkal perkataan Gojo.

“Hee? Jumlah penyihir di sini tidak sekecil itu dan aku akan tetap mengira kalau kalian memanfaatkan kondisi [Name] sekarang untuk melumpuhkannya. Sayang sekali, kalian cukup meremehkan gadisku, ya?” Kekehan ia keluarkan. Lantas kembali berkata, “Padahal, orang yang lemah itu kalian, loh~”

“Gojo Satoru?!”

“Bye-bye, kakek~!” Gojo melambai. Lantas melangkah keluar dari dalam ruangan, meninggalkan para petinggi yang sudah ia buat naik darah. Gojo bisa rasakan emosi dari pada orang tua itu dengan sangat jelas. Membuatnya menyunggingkan senyuman miring.

“Osaka, yaa ...?” Gojo melepas kacamatanya. Lalu, mengeluarkan kain hitam dari dalam saku baju. Penutup matanya. Benda yang ia pakai untuk menyembunyikan netra indah sekaligus berbahaya ini.

“Gojo-sensei!”

“Huh? Megumi?” Gojo menoleh. Mendapati salah satu anak murid kelas satu yang ia ajar di sekolah Jujutsu. Bernama Fushiguro Megumi.

“Itu ... aku dapat kabar kalau [Name]-san menghilang saat menjalankan misinya. Ijichi dan yang lainnya—”

Kedua mata membulat sempurna. Melotot. Gojo bahkan tidak mendengar ucapan Megumi lagi. Fokusnya teralihkan pada [Name]. Gadisnya. Ia yakin gadis itu tidak akan menghilang dan kalah begitu saja. Gojo sudah pastikan itu dan ia percaya. Namun, mendengar perkataan Megumi mengundang kekhawatiran dalam dirinya. Hingga sekarang bertanya-tanya apakah [Name] baik-baik saja di sana.

“... Mereka sedang dalam perjalanan menuju Osaka. Sensei, kau juga harus—?!”

“Aku akan pergi. Minta Shoko menyiapkan ruangan untuk [Name]—tidak. Pergi ke kediamanku dan persiapkan semuanya, Megumi.”

“Ha? Tunggu—”

“BYE-BYE~~!”

“Ayo, kejar aku!”

Seorang gadis berlari di atas tumpukan salju. Dalam hutan. Sesekali ia menoleh ke belakang untuk melihat makhluk menjijikan yang ia panggil roh kutukan. Saat berada di luar area pepohonan lebat. Ia memutar arah ke arah roh kutukan. Berlari kencang lalu meloncat seraya mengangkat kedua tangan ke atas. Mengayunkan dua pedang untuk membelah makhluk terkutuk itu. Sayangnya, pedangnya ditangkis hingga ia harus meloncat mundur ke belakang. Dia mengusap kening. Suara napasnya terdengar tak beraturan.

“Tenagaku sudah hampir habis.”

Ia adalah [Name]. Kiyomizu [Name]. Saat ini, di tengah-tengah turunnya salju dari atas kepala, ia melawan kutukan tingkat tinggi sendirian. Dengan keadaan yang masih belum pulih dari luka parah karena misi sebelumnya. Tenaganya hampir habis. Pandangannya pun mulai berputar. Namun, ia tetap harus mengakhiri pertarungan ini dengan kematian roh kutukan yang sedang berlari ke arahnya.

“Baiklah. Ayo, selesaikan ini.” [Name] langsung berputar kala kutukan itu berada dalam jaraknya, tampak anggun, kedua pedang membelah tubuh menjijikan makhluk terkutuk sampai ia merintih kesakitan. Tak lama, tubuhnya berubah menjadi abu.

[Name] jatuh. Kedua pedang tergeletak begitu saja di sampingnya. Pandangan mata makin memburam. Tidak jelas. Kepalanya pun terasa sakit. Rasa sakit kembali menyerangnya. Ditambah dengan melawan satu roh kutukan menghabiskan banyak waktu dan tenaganya. Terlebih, cuaca dingin sekarang sangat tidak bersahabat.  Terlalu dingin. Rasanya ia akan membeku. Sialnya, jaket tebal yang ia gunakan sobek saat bertarung beberapa saat lalu. Ia lantas merogoh saku. Mencari ponsel pintar untuk menghubungi seseorang yang bisa datang ke hutan ini untuk menjemputnya. Dia tak bisa menggerakkan semua tubuhnya–selain tangan– yang mulai mati rasa.

“Ah ... kayaknya aku pergi terlalu jauh ke dalam hutan daaan ... ponselku jatuh.” [Name] mengembuskan napas. Rasa dingin makin menusuk kulitnya. Ia mengejabkan mata. Semuanya terlihat berputar dan perasaannya mulai tak enak.

Uhh .... [Name] menyipitkan mata. Pandangannya makin menghitam. Tubuhnya pun tak bisa ia gerakkan. Namun, jika tidak ingin mati kedinginan di sini, ia tetap harus menjaga kesadarannya hingga ada seseorang yang muncul sebagai penyelamat untuk membantunya keluar dari situasi yang sangat merugikan ini.

Sa ... toru? Tidak. Dia tidak bisa datang. Dia terlalu sibuk .... Mata kian menyipit. Mungkin tak bisa lagi menjaga kesadarannya.

Bye-bye .... [Name] pasrah. Tak bisa menahan rasa sakit yang kian menjalar dalam tubuh bersama dinginnya suhu. Ia hampir tak bisa melihat apa-apa, selain langit mendung yang menjatuhkan salju beku ke atas tubuhnya. Juga, benda putih yang bergerak menghampirinya sebelum benar-benar menutup kedua mata.


              
               ❆

❆        
    
                 ❆

❆        

               ❆

❆           

✎﹏ NOTE ::

Aku sempat liat panel JJk volume 0 saat Gojo ngunjungi para petinggi soal eksekusi Okkotsu Yutaa. Di situ aku liat kek bentukan cermin gitu, sih. Yang udah baca JJK vol 0 ... I NEED YOUR HELP, GUYS!!

Love Regards.
Ann White.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro