Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1 : First

Hari H, bulan X, tahun 2xxx

Reader's POV

Tak terasa, ini sudah dua hari sejak kejadian mendadak dimana aku ditunjuk sebagai co-manager. Aku sebenarnya enggan melakukan ini semua....

... Tapi jalan pikiranku berubah karena ada suatu hal yang aku pikirkan sejak kemarin.

3rd's person POV

Lusa lalu....

"A-apaaaaaaa?!"

(Name) memekik terkejut saat mendengar usulan dari Izumi yang begitu tiba-tiba baginya.

Menjadi co-manager? Di usianya yang masih sekolah? Bahkan tanpa wawancara? Apa yang sebenarnya sedang dipikirkan oleh Izumi?

"Iya! Aku ingin kau menjadi co-manager di Mankai Company untuk sementara! Yah, aku tahu ini mendadak untuk kamu, (Name)-chan... Tapi seenggaknya aku ingin selagi Matsukawa-san tidak ada seseorang bisa menggantikan posisinya untuk sementara!" Ujar Izumi kepada (Name) sambil memohon kepada gadis tersebut.

"T-t-tapi... Aku masih murid sekolah, Izumi-san! Bagaimana mungkin aku menjadi co-manager secara mendadak gini?!"

Walaupun (Name) sebenarnya tidak keberatan menjadi co-manager, namun satu hal yang ia pikirkan adalah bagaimana caranya mendapat izin dari orang tua? Jarak sekolahnya gimana? Nanti gimana kalau jadwal sekolahnya bertabrakan sama jadwal pentas drama? (Name) mendadak stress memikirkan hal tersebut.

"Engh... Iya juga sih, secara kau sebagai Adiknya Matsukawa-san masih sekolah ya... Ah! Tapi gimana kalau kau tinggal di asrama ini juga?" Izumi secara tiba-tiba mengusulkan agar (Name) tinggal di asrama.

"Ehhh?! M-memangnya bisa?!" (Name) tentu saja terkejut mendengar usulan dari Izumi. Tinggal di asrama dimana kebanyakannya cowok? (Name) auto malu membayangkan kalau ia nanti berkumpul sama para cowok ikemen yang merupakan anggota pentas drama.

"Bisa kok! Lagian kamar Matsukawa-san untuk sementara kosong, jadi kau bisa menggunakan kamar itu dalam jangka waktu 12 bulan. Gimana? Apakah kamu mau tinggal disini?"

(Name) berpikir panjang soal penawaran Izumi tentang kamar kakaknya. Jujur saja, (Name) dilema apakah ia harus menggantikan kakaknya tersebut atau menolaknya. Masalahnya, Isuke tidak akan muncul dalam kurun waktu 12 bulan akibat kecelakaan yang membuatnya terluka cukup parah.

(Name) menggaruk kepalanya sendiri mencoba untuk meredakan rasa pusing yang ia alami.

"Em... Izumi-san, apa aku boleh berpikir dulu? Aku akan memberikan jawabannya dalam beberapa hari...." Ucap (Name) kepada Izumi.

"Oh, tentu! Aku akan sabar menunggu jawabanmu! Kalau kau memang tidak mau ya... Aku tidak memaksa kok. Aku hanya merasakan instingku kalau kau cocok jadi penggantinya Matsukawa-san." Jawab Izumi sambil tersenyum.

(Name) terdiam mendengar ucapan dari Izumi. Memang benar bahwasannya ia adalah sekretaris di kelasnya dan mampu membuat jadwal apapun dengan tangannya yang penuh kesenian tersebut. Tapi kalau disuruh jadi co-manager? (Name) rasa itu akan jauh lebih menantang ketimbang jadi sekretaris yang kerjaannya setiap hari mengabsen kelas dan memberikan laporan tentang rencana kelas ke depan, apalagi koordinatif sama ketua kelas dan wakil ketua kelas.

"Kalau gitu... Aku pamit dulu, Izumi-san. Nanti kalau memang dipikirkan, aku akan mengabari Izumi-san tentang jawabanku." Ucap (Name) beranjak dari tempat kursi dan melakukan ojigi di depan Izumi.

"Hahaha, kau memang gadis yang baik, (Name)-chan. Aku akan menunggu kabar lebih lanjut darimu, semoga kau selamat sampai ke rumah." Izumi tersenyum menanggapi ucapan dari (Name).

(Name) akhirnya berterima kasih kepada Izumi dan berpamitan kepada sutradara Mankai Company tersebut. Keluar dari asrama, (Name) menghela napas yang cukup panjang sambil memasang wajah antara galau dan jengkel.

"Aku harus bagaimana coba...?" Gumam (Name) memijat kepalanya sendiri.

"Lho, (Name)-chan?!"

Saat (Name) berjalan pulang, dari arah depan terlihat sosok seorang pemuda berambut merah dengan jaket biru memandang gadis tersebut dengan wajah yang penuh kejutan. (Name) melototkan matanya saat melihat pemuda tersebut, ia tahu betul siapa pemuda itu.

"Nanao-kun?"

"Uwaaaaaaa, jadi benar ini (Name)-chan!"

Nanao Taichi, salah satu anggota teater Mankai Company yang masuk dalam Autumn Troupe adalah teman sekelasnya (Name). Taichi dan (Name) berteman baik di kelas dan ia juga begitu protektif sama (Name). Walaupun begitu, (Name) tak pernah mengetahui kalau Taichi tergabung dalam Mankai Company.

"Apa yang kau lakukan di daerah ini?" Tanya Taichi kepada (Name).

"Ah, um... Aku baru saja dari asrama Mankai Company. Aku kira Onii-chan ada disitu tapi Izumi-san bilang dia dirawat di rumah sakit...." Jawab (Name).

"Aaah, Matsukawa-san ya? Emang sih dia lagi ada di rumah sakit pasca kecelakaan tersebut--" Pas Taichi mengatakan hal tersebut, wajahnya menampakkan keterkejutan sambil memandang (Name), "Tunggu-- jangan bilang (Name)-chan...."

(Name) yang melihat reaksi Taichi hanya bisa terkekeh sambil tersenyum kepada pemuda tersebut.

"Kita udah berteman sejak lama Nanao-kun baru tahu? Aku ini Adiknya Matsukawa Isuke, kan marganya sama-sama Matsukawa." Ucap (Name) menjelaskan asal-usulnya yang berasal dari Keluarga Matsukawa.

"Eeeeehhh?! Kok aku baru tahu ya?! Padahal aku sudah tahu kalau namamu Matsukawa (Name) tapi aku baru tahu kau Adiknya manager?! Aaahhh... Aku jadi malu...." Taichi langsung menunduk malu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

'Situ gak pernah nanya ke aku, gimana mau tahu coba?' (Name) ingin tertawa namun ia juga merasa kasihan sama Taichi yang baru tahu kalau ia adalah adiknya Isuke.

"Ah, tapi ngomong-ngomong, kau kelihatan galau pas awal aku melihatmu. Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu, (Name)-chan?" Tanya Taichi memandang wajah (Name) yang sepertinya sudah ketahuan bisa ditebak.

(Name) terdiam sejenak, kali ini memasang wajah tegang lagi. Gadis itu menghela napas sejenak sebelum ia mengajak Taichi ke suatu tempat.

"Kita bicarakan ini di tempat lain...."

~ Co-Manager! ~

"... Begitulah ceritanya."

Setelah (Name) menceritakan apa yang terjadi kepada Taichi di sebuah taman, gadis itu hanya bisa tertunduk lemas karena ia sendiri tidak tahu apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Apakah ia harus menolak permintaan Izumi? Tapi kalau begitu, siapa yang akan menjadi co-manager selain dirinya? Ingin menolak... Tetapi (Name) merasa iba dengan kondisi Mankai Company tanpa kehadiran kakaknya.

Taichi yang menyimak cerita dari (Name) sontak saja mulai berpikir. Pemuda itu bergumam sejenak sebelum ia menyampaikan perasaannya kepada (Name) perihal ceritanya.

"Aku rasa tidak ada buruknya kok menjadi co-manager!"

(Name) menengadahkan kepalanya kembali dan menatap Taichi dengan tatapan terkejut sekaligus bingung.

"E-eh? Tapi... Bukankah aku masih harus fokus sekolah? Kau kan tahu sendiri aku ini sekretaris di kelas!" Ucap (Name).

"Iya, aku tahu. Justru kau menjadi sekretaris di kelas itu sudah menjadi awal yang bagus! Kau itu bisa mengurusi semuanya dengan begitu tertata, bahkan kau bisa diandalkan untuk mengatur laporan yang ada di kelas kita. Kau itu benar-benar berani, (Name)-chan!"

Taichi tersenyum kepada gadis tersebut dengan penuh kegembiraan. (Name) yang melihat senyuman Taichi sontak saja sedikit merona dan ikut tersenyum juga.

"Yah... Terima kasih untuk pujiannya, Nanao-kun." Ucap (Name) kepada Taichi.

Taichi lalu menatap langit yang kini sudah mulai berubah menjadi api oranye, menandakan kalau senja akan segera datang.

"Kau tahu, (Name)-chan? Aku selalu ingin menjadi seperti kamu."

"Eh?"

(Name) yang mendengar ucapan dari Taichi mengedipkan matanya karena ia tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Taichi.

"Aku... Tidak pernah punya keberanian untuk mencari teman, aku selalu berakhir menyendiri di kelas. Aku ingin berkenalan... Tapi aku tidak punya kepercayaan diri. Lalu... Kau datang untuk berkenalan denganku, kau adalah orang pertama yang menjadi temanku...."

Taichi tersenyum sambil merenung kembali pertemuan pertama dia dengan (Name), ia pun kembali berujar.

"Saat itu... Entah kenapa aku merasa bersyukur bisa bertemu denganmu. Kau selalu mendukung aku supaya menjadi pemberani, padahal aku sendiri orangnya cukup minder. Tapi melihat keberanianmu, aku tertantang untuk lebih maju lagi. Makanya saat itu aku berani datang ke God Troupe untuk mengikuti audisi... Walaupun aku hanya berperan kecil saja."

Taichi lalu bersender kembali di kursi taman sambil memejamkan matanya.

"Yappa urayamashii na.~" (Benar-benar bikin iri ya.~)

Perasaan (Name) begitu mendengar penuturan dari Taichi antara merasa senang atau malu. Senang karena ia bisa membuat Taichi lebih percaya, namun di sisi lain ia malu karena Taichi memujinya yang berlebihan.

"Maa, sonna koto mo wakenai deshou? Nanao-kun mo sugoi yo!" (Yah, itu tidak mungkin benar kan? Nanao-kun juga hebat kok!) Puji (Name) kepada Taichi sambil tersenyum.

"Eh? Maksudnya?" Taichi kelihatan kebingungan mendengar ucapan dari (Name).

"Menurutku... Nanao-kun sudah hebat bisa melangkah lebih maju lagi. Sedangkan aku? Boro-boro mau masuk ke teater, pengalaman mencari kerja saja belum. Kadang aku juga iri sama kamu, bisa masuk ke teater yang terkenal dan akhirnya berkembang ke Mankai Company. Nah, dengan gitu kita sama-sama impas kan?"

(Name) tersenyum kepada Taichi dan gadis itu berhasil membuat Taichi merona untuk sesaat karena ia mampu melihat betapa manisnya (Name) ketika tersenyum.

"Tapi... Apa kira-kira aku bisa ya menjadi co-manager? Lagian aku gak punya pengalaman bekerja di lapangan. Kalau pun punya, aku pasti sudah gugup duluan." Ucap (Name) sambil menghela napas.

Taichi lantas tersenyum menanggapi ucapan (Name), "Justru itu yang menjadi tantangan terbesar kamu, (Name)-chan! Sekalinya kamu bekerja, mungkin awal-awalnya kau akan gugup. Tapi aku yakin, (Name)-chan pasti akan terbiasa di Mankai Company!" Ucapnya sambil nyengir.

(Name) tertegun mendengar ucapan dari Taichi yang entah kenapa membuatnya merasa tenang. Memang itulah Taichi, dia selalu memberikan dukungan terbaik kepada (Name) di situasi tertentu... Dan ini adalah dukungan paling mengena bagi (Name).

"Uwaa! Udah jam segini! Aku harus kembali ke asrama!" Taichi seketika panik ketika ia mengecek waktu di hapenya dan ia pun bergegas untuk kembali ke asrama.

"Ah, Nanao-kun--!"

Sebelum Taichi pergi, suara (Name) memanggil namanya. Gadis itu memandang Taichi sejenak sebelum ia berbicara.

"S-soal tadi...."

Paham apa yang dikatakan oleh (Name), Taichi tersenyum dan mengacungkan jempol.

"Aku yakin kau pasti bisa, (Name)-chan! Kalau memang tertarik, kenapa gak sekalian nyoba?"

Setelah Taichi mengatakan hal tersebut, akhirnya pemuda itu meninggalkan (Name) yang kini terdiam dengan wajah terpana. (Name) meremas bajunya sendiri dan mulai berpikir tentang apa yang dikatakan oleh Taichi.

~ Co-Manager! ~

Keesokan harinya, (Name) menelepon Isuke sang kakaknya yang kini dirawat di rumah sakit. Gadis itu juga menceritakan apa yang terjadi kemarin kepada kakaknya tersebut. Mendengar cerita dari (Name), Isuke tertawa pelan dan ia langsung memberikan jawaban yang membuat (Name) tercengang.

"Kalau memang itu keputusan Kantoku, berarti dia sudah menilai kemampuan kamu dalam menjadi co-manager, (Name). Aku tahu kamu pasti kaget mendengar hal ini, tapi sebaiknya kau terima saja tawaran dari Kantoku, daripada dia kecewa karena gak ada harapan lagi untuk Mankai Company...."

Mendengar hal ini, (Name) seketika berpikir sangat keras. Ia tidak menyangka jika kakaknya itu malah mendukung Izumi selaku sutradara Mankai Company. Ingin marah, tapi kasihan. (Name) akhirnya pusing memikirkan semua ini.

'Jika aku menerima tawaran dari Izumi-san... Apa aku akan diizinkan oleh Okaa-san dan Otou-san ya?' Batin (Name) merenung di kamar.

Tidak, orang tua (Name) dan Isuke bukan tipikal protektif, tetapi mereka khawatir anak perempuan mereka mengalami kejadian yang sama dengan Isuke. Takutnya, (Name) tidak akan diberikan izin untuk singgah di asrama Mankai Company, makanya gadis itu pusing memikirkan apa yang harus ia lakukan.

Seketika, (Name) teringat ucapan Taichi yang ia lontarkan kepada gadis tersebut. Ucapan Taichi kemarin benar-benar diingat betul oleh (Name)....

"Kalau memang tertarik, kenapa gak sekalian nyoba?"

Tertarik... Itulah yang dipikirkan oleh (Name). Jika dipikir-pikir, menjadi co-manager tidak ada salahnya jika tidak dicoba. Lagipula, tugas co-manager sama dengan manager, yaitu mengemban tugas yang dilakukan manager dan menggantikan posisinya untuk sementara. Meski begitu, co-manager juga harus memiliki keahlian dalam bidang tertentu, apalagi dalam hal menghitung.

Untung saja, nilai matematika dan ekonomi (Name) adalah yang terbaik di kelas. Jadi gadis itu tidak perlu susah payah mengingat rumus yang ada di mata pelajaran tersebut.

'Benar, aku harus mencobanya. Demi Onii-chan, aku harus mempertahankan Mankai Company sampai Onii-chan kembali.' Batin (Name) memantapkan hatinya.

Gadis itu kemudian menemui ayah dan ibunya yang kebetulan saat itu ada di ruang keluarga. Ia kemudian meminta izin dari mereka untuk menjadi co-manager di Mankai Company, dengan alasan ia ingin mendedikasikan diri untuk kakaknya. Awalnya, kedua orang tua (Name) keberatan karena mereka tidak mau ada apa-apa sama (Name), tetapi melihat keteguhan hati anak mereka, ayah dan ibu (Name) merasa luluh dan akhirnya mereka mengizinkan (Name) asalkan ia bisa menjaga dirinya baik-baik.

Sampai sinilah... Alasan kenapa (Name) merubah pikirannya.

~ Co-Manager! ~

Hari ini, (Name) memberanikan diri untuk menelepon Izumi. Gadis itu merasa gugup karena ini adalah pertama kalinya ia menelepon orang lain kecuali kakak, orang tuanya, teman-teman sekolahnya, apalagi Taichi. Ketika Izumi mengangkat teleponnya, (Name) dengan cepat segera menjawab.

"Ah, moshi-moshi!"

"Moshi-moshi, (Name)-chan! Ada apa kau menelepon aku?" Tanya Izumi di seberang sana.

"Ini... Mengenai tawaran co-manager yang lusa kemarin." Jawab (Name) dengan sedikit keraguan.

"Oh! Soal itu ya? Memang apa jawabannya?" Izumi kelihatan bersemangat ketika menyangkut topik yang dibicarakan lusa kemarin.

(Name) mengambil napas sejenak dan menghembusnya perlahan, kemudian gadis itu menjawab pertanyaan dari Izumi.

"Aku akan menerimanya, Izumi-san."

Mendengar jawaban dari (Name), Izumi tidak henti-hentinya merasa gembira di seberang sana. Bahkan (Name) bisa mendengar suara seperti bantingan dan gadis itu auto bingung apa yang terjadi disana.

"Um... Izumi-san?"

"O-oh, maaf aku terlalu bersemangat, haha! Jadi kau akan menginap di asrama?" Tanya Izumi kepada (Name).

"Iya, aku sudah mendapat izin dari orang tuaku. Paling besok atau lusa aku akan ke asrama, tergantung jadwal saja sih." Jawab (Name).

"Yosh! Aku akan dengan setia menunggumu, (Name)-chan! Tenang saja, aku akan menyiapkan Kare untuk menyambut kedatangan kamu!"

(Name) terkekeh pelan mendengar ucapan Izumi yang serasa lucu baginya, gadis itu tersenyum tipis dan membalas ucapan Izumi.

"Terima kasih atas kebaikannya, aku akan mempersiapkan barang-barangnya dengan segera. Ah, kalau bisa, mungkin di asrama nanti aku minta disiapkan permainan darts. Soalnya itu untuk menetralisir stress di otakku." Pinta (Name) kepada Izumi.

"Tenang saja, aku pasti akan menyiapkannya! Paling Azuma-san tahu hal ginian!" Ucap Izumi di seberang sana.

"Azuma...-san?" (Name) kelihatan bingung karena ia tidak begitu tahu nama itu.

"Oh, nanti kamu tahu sendiri kalau sudah datang ke asrama. Aku akan mengenalkan kamu kepada para aktor setiap kelompok."

(Name) meneguk ludahnya pelan karena membayangkan puluhan cowok di asrama Mankai Company membuatnya berhasil gugup tingkat dewa. Oh, tapi ia ingat Taichi ada disana juga, jadi (Name) sedikit relaks saat memikirkannya.

"Aku mengerti. Terima kasih atas penjelasannya, Izumi-san." Ucap (Name) dengan sopan.

"Sama-sama, terima kasih juga karena sudah mau menerima tawaranku!"

Akhirnya, menutup perbincangan dengan Izumi lewat telepon, (Name) menghela napas sejenak sebelum gadis itu menatap jendela kamarnya sendiri dalam renungan.

"Besok ya...."

Besok akan menjadi hari baru (Name) di asrama Mankai Company, apa yang akan kira-kira terjadi disana?

To be continued....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro