Clown
Hidup itu seperti pertunjukkan. Dimana bumi ini di penuhi oleh manusia yang sangat suka berpura-pura. Ada manusia yang suka menyembunyikan masalahnya dengan tawa, ada manusia yang suka merendahkan padahal dia sedang iri, ada manusia yang suka berpura-pura ramah namun sebenarnya ia adalah orang yang kasar.
Ada banyak sekali jenis-jenis manusia yang sangat suka berpura-pura. Dan salah satunya adalah Boboiboy Taufan. Kembaran ke-2 dari keluarga Boboiboy. Dia selalu berpura-pura dan tanpa sadar sering melukai dirinya sendiri.
Inilah kehidupannya...
Kiaah yang hanya di ketahui para pembaca dan penulis itu sendiri...
Boboiboy milik
Animonsta
Saya selaku author hanya meminjam karakternya saja
Request
tasyacarmello
[Clown]
.
.
.
.
.
.
❄HAPPY READING❄
"Fan, jangan melamun" Fang, si pemuda berambut raven terlihat mengguncang tubuh sahabatnya yang sedari tadi sibuk merenung ke luar jendela.
Taufan, sang korban guncangan Fang terlihat mengerucutkan bibirnya kesal. Padahal tadi dirinya sedang seru menatap pertandingan bola yang sedang berlansung di lapangan. Tapi dengan kejamnya Fang mengganggu acaranya menonton.
"Kau kejam Fang"
"Aku memang sudah terlahir kejam, Fan"
Taufan mendengus kesal saat mendengar jawaban santai yang diberikan Fang. Agak kesal sebenarnya, tapi kalau bukan begitu bukan Fang namanya.
Manik safirnya kembali menatap keluar jendela. Dia ingin bermain bersama mereka. Menendang bola itu dan tertawa bersama adiknya Blaze dan teman-temannya. Tapi sekarang tidak bisa. Atau tidak akan pernah bisa.
Kepalanya menunduk berusaha menahan seusatu yang bergejolak di dalam dirinya. Ia sangat ingin melakukan sesuatu. Melakukan hal yang sangat menyenangkan baginya.
"Fan... enak gak tinggal di rumah bibi?" Taufan tersentak ketika mendengar suara Halilintar. Dengan cepat pandangannya kini beralih kepada Halilintar yang langsung duduk berhadapan dengannya.
Taufan tertawa renyah seolah memberi tahu kepada Halilintar jika dirinya sangat baik-baik saja.
"Kak Hali gak perlu khawatir~ bibi kan orangnya baik~" Halilintar hanya diam. Matanya menatap tajam sosok Taufan yang cengengesan di tempat duduknya. Bukannya tidak percaya kepada bibinya, cuma...
"Kau tau kan bibi itu orangnya Ambi dalam segala hal?" Taufan terdiam. Kata-kata Halilintar memang tidak salah. Bibinya itu orang yang sangat egois dan Ambisius.
"Hey Bro!kantin yuk!" Halilintar Ingin mengintrogasi Taufan lebih lanjut. Tapi rencananya terpaksa di urungkan ketika melihat sosok pemuda bertubuh gempal yanf dengan cepat menarik Taufan keluar kelas. Halilintar hanya diam memperhatikan adiknya yang menghilang dari pintu kelas.
Dia menyadari sesuatu. Sejak paman dan bibinya memohon agar Taufan tinggal bersama mereka anak itu mulai berubah.
*****
Bagi pecinta ketenangan seperti Ice, rumah yang tidak berisik karena hilangnya satu member traublemaker adalah hal yang sangat menyenangkan.
Harusnya sih begitu...
Tapi sekarang yang ia alami sangat berbeda. saat ini dirinya sangat ingin di jahili. Rumah yang biasanya berisik minta ampun kini menjadi sangat sunyi sejak Taufan pindah kerumah paman dan bibinya.
Memori tentang paman dan bibinya yang bersujud di hadapan kedua orang tuanya masih sangat jelas. Bagaimana kedua orang itu memohon agar Taufan tinggal bersama mereka. Bahkan keduanya sampai menangis.
Manik birunya menatap keluar jendela. Biasanya di sana ia akan menemukan Blaze dan Taufan yang sedang bermain bola sambil tertawa riang. Tapi kali ini yang di temukannya hanyalah sosok Blaze. Bahkan anak itu tidak sedikitpun senang dengan apa yang ia lakukan.
Ice menghela nafas. Ia yakin pasti terjadi sesuatu di rumah bibinya. Akan ia selidiki tentang kehidupan Taufan bersama paman dan bibinya.
*****
"Gempa... kau salah melihat data! Itu data anak tahun lalu tau!" Gempa tersentak ketika lamunanya di hancurkan begitu saja oleh Amar. Gempa terlihat cengengesan saat melihat wajah merengut Amar.
Dengan cepat ia mengambil data yang berada di tangan Amar dan menukarnya dengan data yang salah tadi.
Mata Amar menatap Gempa yang kembali melamun. Dirinya menepuk pelan bahu Gempa namun cukup untuk membuat si pemilik tubuh terlonjak kaget.
Gempa cengengesan saat di tatap Amar dengan tatapan datar. Dirinya menghembuskan nafas pelan. Dia tidak tau kenapa. Dari tadi ada perasaan gelisah yang muncul di dalam dirinya. Ia benar-benar tidak mengerti dengan hal itu. Kenapa ia jadi ingin bertemu Taufan?
*****
"Kak Blaze!!" Blaze menoleh dan mendapati sosok Thorn yang membawa sebuah kotak bekal berwarna biru. Ia sangat tau bekal itu akan di tujukan kepada siapa karena itu dia tidak bertanya.
Dirinya baru saja selesai bermain bola bersama teman-temannya dan permainan tadi sangat tidak menyenangkan. Biasanya di setiap permainan sepak bola yang berlangsung di lapangan, Taufan akan ikut serta dan meramaikan suasana.
Tapi kali ini berbeda. Taufan cuma mengamati mereka dari jendela kelasnya dan Blaze tau itu. Ada yang berbeda dari kakaknya. Blaze sangat yakin itu.
Dirinya menghela nafas pelan dan menatap Thorn yang membawa tempat bekal miliknya dengan wajah murung.
"Ada apa, Thorn?" Thorn terlonjak kaget ketika suara Blaze mencapai indera pendengarannya. Manik emerland miliknya menatap manik merah terang milik Blaze dengan sendu. Thorn menghela nafas pelan.
"Pas kak Upan gak masuk 2 hari itu mama khawatir banget jadinya mama buatin makanan kesukaan dan kak Upan dan minta tolong antarin ke kak Upan... tapi pas Thorn antar ke kak Upan dia jadi murung... terus suruh Thorn makan saja bekalnya... kak Upan marah dengan Thorn ya?" Blaze tertegun. Sudah ia duga ini ada yang salah.
Taufan yang ia kenal pasti akan menerima bekal itu dengan hati berbunga-bunga apalagi itu adalah makanan kesukaannya. Blaze menggertak giginya tanda kesal. Ia sangat yakin ini ada kaitannya dengan paman dan bibinya.
*****
Solar itu jenius. Tapi sejenius apapun Solar, dirinya juga sering menjadi korban atas kejahilan trio traublemaker. Tapi sejak Taufan pindah kerumah paman dan bibinya, dirinya menjadi jarang atau lebih tepatnya tidak sama sekali terkena prank dari trio huru hara itu.
Itu di karenakan ketua mereka tidak ada. Mereka tidak akan bisa membuat ide jahil sebaik Taufan.
Taufan si perencana,Blaze si pelaksana,Dan Thorn si pelancar rencana.
Tanpa perencana tentu saja semua itu tidak akan sempurna. Solar berjalan keluar lab dengan malas. Jam pelajaran kali ini gurunya sedang pergi.
Biasanya dirinya akan menikmati jam kosong dan memilih bermain di lab. Tapi ntah kenapa kali ini dirinya tidak ada semangat sedikitpun bereksperimen. Kakinya mulai berjalan menuju toilet yang sangat terpencil namun cukup dekat dari ruang lab.
Mungkin jika dirinya membasuh wajahnya dirinya akan merasa lebih baik.
"Apa maksud bibi?!" Langkah Solar terhenti ketika mendapati suara Taufan yang berasal dari dalam toilet. Dengan cepat Solar langsung menempeli telinganya ke pintu toilet untuk mendengar perkataan Taufan selanjutnya.
"Bibi pikir kehidupan itu uang?!"
"..."
"Apa yang telah hilang tidak bisa kembali bibi?!"
"..."
"Itu permanen! Apakah harus ku ulangi? PERMANEN!...hiks"
Solar terhenyak. Dia tidak mengerti dengan dengan apa yang Taufan ucapkan. Kakinya mulai berlari menuju kelas Halilintar dan Gempa. Ia sangat yakin kedua kakaknya itu bisa membantu kakak keduanya yang sedang tidak baik-baik saja.
*****
"Taufan... kita perlu bicara" gerakan Taufan yang sedang mengemasi alat tulisnya terhenti. Manik safir miliknya menatap saudara-saudaranya yang mendatanginya bersama-sama.
Kelas sudah sepi. Itu maklum karena hari ini Taufan memutuskan untuk pulang paling akhir karena harus belajar sebentar. Bukan seperti Taufan yang biasanya kan?
"Apa?" Singkat, padat dan jelas. Itu memang bukan salah satu kepribadian Taufan. Karena itu semua saudaranya sangat khawatir padanya. Ini bukanlah Taufan yang biasanya.
"Kak... ceritalah kepada kami jika kakak ada masalah" bukan seperti Ice yang biasanya. Ice kali ini berusaha memujuk Taufan untuk meluahkan isi hatinya. Ice bahkan terlihat menggenggam tangan sang kakak sambil tersenyum lembut.
Taufan memalingkan wajahnya berusaha menghidari kontak dari saudara-saudaranya. Dirinya hanya diam. Tidak bisa berbicara lebih banyak dari ini. Dia tidak tau kenapa topeng yang biasa ia gunakan tidak berfungsi sama sekali di hadapan saudara-saudaranya.
"Kak Fan... kami khawatir kepada kakak" kali ini Gempa juga ikut dalam usaha membujuk Taufan di bantu oleh Thorn dan Blaze yang menatap Taufan dengan netra berkaca-kaca. Taufan mengetap bibirnya berusaha menahan tangisnya yang bisa pecah kapan saja.
Jangan sekarang. Dirinya tidak boleh terpengaruh dengan bujukan saudara-saudaranya.
"Kami mohon..." Taufan menyerah saat mendengar suara Halilintar dan Solar yang biasanya menyebalkan kini melembut.
Tangisnya pecah. Dirinya tanpa sadar malah memeluk Ice yang berada paling dekat dengannya. Tidak ada yang berbicara membiarkan Taufan yang menangis di dalam pelukan Ice.
"A-aku...hiks...ti-tidak...bisa...hiks...lagi merasakan...aroma...hiks...mint...kak Hali dan I-Ice, tidak...bisa...hiks...merasakan...aroma..
Lembut...hiks...milik Gempa dan Thorn...aku...hiks...huwaa!!" Tangis Taufan kembali pecah dan Ice kembali memeluknya erat.
Semuanya hanya ikut terdiam. Membiarkan Taufan yang hanya menangis. Solar kini mengerti arti kata permanen yang Taufan ucapkan saat di toilet tadi.
Taufan menderita Anosmia permanent. Dimana penderitanya tidak bisa mengendus bau apapun. Kata-kata Mary, anak angkat paman dan bibinya benar. Taufan bertengkar hebat dengan paman dan bibinya. Pertengkaran itu berakhir ketika bibi tidak sengaja mendorong Taufan hingga wajah anak itu membentur rak buku.
Mary, waktu itu diancam oleh paman dan bibinya untuk menutup mulut. Karena itu dirinya tidak memberitahu kan hal sepenting itu kepada mereka. Suara langkah kaki dari luar kelas sudah membuktikan jika ayah dan ibunya berada di sana dan mendengarkan keluh kesah Taufan.
Dirinya menghela nafas pelan. Semua bukti sudah dirinya berikan kepada ayahnya. Biarkan orang-orang keji itu mendapatkan balasannya. Dirinya ikut bergabung memelum Taufan bersama saudaranya yang lain. Biarkan ini terjadi untuk beberapa saat lagi. Mereka semua ingin membuktikan kepada Taufan jika dirinya tidak sendirian.
END
A/N:
Anosmia
Anosmia adalah pengakit dimana seseorang kehilangan memampuan indera penciumannya.
Anosmia terjadi ketika ada gangguan dalam proses penciuman tersebut. Gangguan ini bisa berupa:
•Gangguan di dinding dalam hidung
Gangguan di dinding dalam hidung bisa berupa iritasi atau hidung tersumbat, yang disebabkan oleh:
-pilek
-flu
-non alergi Rhinitis
-rhinitis alergi
-alergi Sinusiti
-kebiasaan merokok
•Penyumbatan di rongga hidung
Sejumlah kondisi yang dapat menyebabkan penyumbatan rongga hidung adalah:
-Kelainan tulang hidung
-polip hidung
-tumor
-Kerusakan pada otak dan sistem saraf
Kerusakan ini bisa terjadi pada saraf yang berfungsi mengirim sinyal bau ke otak, atau pada otak itu sendiri. Penyebabnya antara lain:
-Penuaan
-Diabetes
-Sindrom Kallmann
-cedera kepala
- Sindrom Klinefelter
-bedah otak
-aneurisme otak
-tumor otak
-penyakit alzhaimer
-penyakit Paget
-multiple scelerosis
-penyakit Parkinson
-sindrom sjeogren
-Skizofrenia
-Sindrom Wernicke-Korsakoff
-radioterapi di kepala dan leher
-penyakit huntingtin
-kekurangan nutrisi, seperti zinc
-efek samping obat-obatan
-Paparan racun atau insektisida
Udah Krista jelaskan~ kalau masih ada yang belum ngerti tanya saja~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro