Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

:: di sini ::

Masih di waktu empat bulan yang lalu. Ini kebiasaanku dan adikku untuk menetap di kafe dekat kampusku setiap hari Rabu. Karena ada potongan harga untuk americano dan gratis satu muffin setiap pembelian frappucino, dengan kartu pelajar miliknya. Ah menyenangkannya dunia jika adikmu masih berstatus bocah SMA yang sering dapat diskonan.

"Hana-ya? Kau bodoh sekali, hahaha."

Boleh aku pinjam sesuatu yang bisa menyumpal mulut sialan si laki-laki menjengkelkan di depanku?

"Kau benar-benar dipermalukan, kau tahu? Ya Tuhan kenapa aku bisa memiliki kakak sebodoh ini?"

Kim Taehyung sialan. Dia adikku. Dan ia sangat jarang memanggilku dengan embel-embel noona. Sopan sekali memang. Aku jadi ingin dia kembali seperti dulu, saat dia masih menggemaskan berlari mengejarku menyebutku noona.

"Diam kau bocah sialan."

Dia lebih muda tiga tahun dariku, tapi tingkahnya seolah ia lebih tua tiga tahun dariku. Masa pernah sekali ia memperkenalkan diriku sebagai adiknya? Gila!

Ini salahnya, Appa dan Oemma jauh di Daegu dan kami di Seoul. Aku harus mengurusi bocah tengik ini, hidup satu apartemen dengannya.

"Tetap saja rasanya aku ingin menertawaimu sampai puas. Lihat wajahmu itu, kusut sekali." Taehyung kembali tertawa. Yang ini lebih keras.

Kau mau tahu kenapa adikku menertawaiku sepuas ini? Alasannya karena si mayat hidup Min Yoongi itu! Aku bersumpah demi celana bergambar donat milik Taehyung kalau aku tidak akan menyebut Yoongi sebagai jenius musik lagi. Tidak akan.

Oke begini, kemarin setelah kelas sastra selesai Yoongi langsung keluar kelas. Dia lupa mengembalikan pulpenku!

Aku mengejarnya dan memanggil namanya, tapi ia tidak menoleh sedikitpun. Sampai aku berhasil menahannya, lebih tepatnya aku menarik tasnya.

Awalnya ia tampak risih tapi ia tidak juga menoleh. Ia malah membenarkan tasnya seolah ada sesuatu saja yang menempel. Gila kan? Sepertinya ia sengaja. Karena aku terus memanggil namanya dan ia malah berjalan lagi membuatku terjatuh dan menciptakan suara debam yang sangat keras.

Sungguh daguku sangat sakit ketika menyentuh lantai dingin kampus kami.

Setelah itu ia baru menoleh dan menyadari ada aku di sana. Bukannya meminta maaf atau menolongku, ia malah menatapku sambil menaikkan alisnya. "Kau kenapa?" katanya kelewat santai.

Andai Tuhan menciptakanku dengan tenaga sekuat laki-laki, akan kuhajar dia habis-habisan. Sayangnya aku hanya mendesis dan berkata, "Pulpenku, kembalikan." Dengan suara dan tatapan yang tajam. Aku berdiri lantas menepuk-nepuk pakaianku, menghilangkan debu yang menempel.

Kau tahu apa responnya? Ia tertawa! Sekali lagi aku tegaskan kalau ia tertawa. Oh dan jangan lupakan, kejadian aku dan Yoongi itu sangat mengundang mata. Banyak yang memandang kami dan tertawa meremehkanku. Apalagi ketika Yoongi berkata, "Hanya karena pulpen kau mengejarku seperti orang bodoh? Aku sudah mengembalikannya di atas bukumu."

SUNGGUH KAU TIDAK TAHU SOPAN SANTUN MIN YOONGI! Aku ingin memakinya, aku ingin mendorongnya, aku ingin melemparnya sampai ia hilang ke ujung dunia. Aku menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Aku akan menangis. Benar, tapi aku menahannya.

Yoongi kemudian menarik buku-buku di tanganku dan membukanya satu persatu. Lalu ia mendapatkan pulpen merahku itu di selipan salah satu buku yang sebelumnya kupeluk. Untung saja pulpen itu tidak mental ketika aku terjatuh tadi. Kalau iya, itu pulpen kesayanganku bodoh!

"Oh aku benci Min Yoongi." Aku mengembuskan napasku kasar mengingt kejadian itu. Aku terus memaki Yoongi dalam hatiku.

Akan tetapi semuanya berhenti, seolah waktu berhenti dan aku hanya bisa menatap semuanya kosong. Pikiranku seakan dipaksa untuk berhenti ketika suara berat yang sangat aku kenal itu menelisik masuk ke gendang telingaku.

"Sungguh kau membenciku?"

Sejak kapan Min Yoongi ada di belakangku? Dan mengapa Taehyung malah semakin menertawakanku? Taehyung, adik macam apa kau?!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro