Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Enam

"Grace adalah seorang aurelian, jika ia memang terlibat berarti ia telah melangga,r perjanjian agung dan ini merupakan akhir bagi kaumnya." Luhan terheran, para makhluk abadi kini terikat dengan perjanjian agung, barangsiapa melanggarnya maka kaum sang pelanggar sah untuk diburu dan dibunuh di mana pun hingga habis tak bersisa, dengan kata lain adalah sebuah kepunahan. "Lagipula bukankah ini terlalu aneh?" lanjutnya kemudian.

"Aneh? Maksudmu?" tanya Chanyeol.

Luhan melemparkan pandangan penuh tanya. "Kemunculan vampire hunter  dan teror pada dewan keamanan dalam waktu yang berdekatan sejak awal komite dibentuk. Tidakkah itu aneh?"

"Terlalu tidak wajar untuk dibilang kebetulan," ungkap Suho. "Tapi tentunya kita harus mencari tahu lebih jauh."

"Apa yang bisa kita lakukan sekarang?" tanya Kris.

"Menguntit Grace?" jawab Chanyeol spontan.

Luhan terdengar mendengkus dengan kasar, mengembuskan udara dari lubang hidung yang secara teknis tidak dapat dilakukan secara spontan oleh para makhluk abadi. "Bukan masukan yang bagus, tapi kurasa kita tidak punya opsi lain untuk saat ini selain memulainya."

"Oke, ayo pergi!" ajak Chanyeol.

"Tidak untukmu yang baru saja selesai mengalami penyerangan brutal Chanyeol, biar aku dan Luhan yang pergi," usul Kris.

"Hei, kemampuan melacakku kalian butuhkan untuk mengintai!" Chanyeol mendebat tidak terima.

"Seorang penyihir tidak mempunyai kekuatan teleportasi, itu akan lebih memudahkan kami dalam mengawasinya. Dan dalam menguntit, butuh ketenangan agar target tidak menyadari kalau mereka sedang dalam pengawasan," ujar Luhan panjang lebar dengan senyum meledek ke arah Chanyeol. Kemudian ia menatap Kris dan menganggukan kepala, detik berikutnya mereka berdua menghilang dari hadapan Chanyeol dan Suho.

"Apa maksud si wajah cantik itu?" tanya Chanyeol tak terima kepada Suho. 

Tak lama Chanyeol menerima telepati yang berisi sumpah serapah Luhan karena dirinya baru saja menyebut Luhan dengan sebutan si wajah cantik yang Chanyeol balas dengan gerutuan betapa curangnya Luhan menggunakan telepati miliknya untuk membaca pikiran Chanyeol.

Suho masih terduduk dengan tenang, tak terpengaruh dengan emosi Chanyeol yang meletup-letup saat ini. "Kita semua tahu siapa yang paling tidak bisa diam dan banyak bicara."

"Baekhyun," timpal Chanyeol.

"Ya, dia urutan pertama, setelah itu?"

Chanyeol berdecak, memasang wajah masam. Memanglah ia dan Baekhyun yang paling tidak bisa diam dan banyak bicara di antara semua anggota classified, dan mau tak mau ia harus mengakui hal tersebut.

"Kau tidak bekerja?" tanya Chanyeol pada Suho. Sebagai makhluk yang tidak memerlukan istirahat, mengisi waktu dengan melakukan pekerjaan dan beraktivitas di antara manusia merupakan salah satu solusi untuk menghabiskan waktu keabadian mereka.

Suho menggeleng. "Aku masih menunggu panggilan pekerjaan."

"Kau terdengar seperti seorang manusia sekarang." Chanyeol terkekeh pelan. Rasanya lucu melihat anggotanya satu persatu bergonta-ganti pekerjaan setiap satu dekade dan menggunakan identitas baru untuk beraktivitas bersama manusia. 

"Jadi, profesi apa yang akan kau ambil selanjutnya?"

"Kembali menjadi seorang dokter."

"Ku harap kau tidak membuat kekacauan di ruang bedah sampai Xiumin selesai dengan penemuannya untuk membuat obat baru yang bisa menekan rasa haus kita sedikit lebih lama."

Chanyeol ingat lima dekade lalu Suho merintis karirnya sebagai seorang dokter bedah, hal itu merepotkan anggota yang lain karena mereka kerap kali bergantian mengirimkan darah ke rumah sakit tempat ia praktik sebelum ia memasuki ruangan operasi, guna memastikan asupan darah untuknya telah terpenuhi dan tidak kehausan di tengah proses operasi. Karena Suho juga tidak mungkin untuk mencuri stok di bank darah rumah sakit.

"Aku lebih tertarik menjadi dokter forensik kali ini,"

"Baiklah, tidak ada darah pada mayat, dan itu bagus," pungkas Chanyeol.

"Aku juga bisa memanipulasi data korban gigitan vampire liar di sana untuk meringankan pekerjaan 'bersih-bersih' dewan keamanan."

"Cerdas! Lama-lama terlalu banyak laporan orang hilang yang tidak ditemukan di kepolisian akan menimbulkan kecurigaan. Kami juga jadi tidak harus bersusah payah membersihkan tempat kejadian dan menyingkirkan jasad korban."

"Tidak tertarik untuk mengambil bagian?" tanya Suho.

Chanyeol hanya menggendikan bahu. "Tidak berminat dengan dunia kesehatan, kau tahu aku digigit di samping rumah sakit saat bertemu vampire mengenaskan yang hampir saja mencuri dari bank darah bukan? Padahal aku sedang berangkat untuk menjenguk ayahku." Ia kemudian berdiri, melihat interior markas mereka bagian penyimpanan darah yang baru saja diganti oleh Dio beberapa waktu yang lalu, ia tidak terlalu menyadari bahwa interior ruangan ini telah diubah. Warna kayu Elm, interior sebelumnya hanya dua tone lebih muda dari warna kayu red oak pilihan Dio kali ini. Ia baru menyadarinya saat ruangan ini lebih sepi, aroma kayu yang cukup kuat menyapa indera penciumannya, dan menggelitik rasa penasarannya akan perubahan di ruangan tersebut. 

"Jadi ini sudah satu dekade sejak pergantian interior sebelumnya ya? Mengapa rasanya begitu cepat?" Chanyeol berujar. 

Setelah satu dekade Dio akan mengganti interior markas mereka, saat itu juga lah para anggota akan mengundurkan diri dari pekerjaan mereka dan mencari pekerjaan baru lainnya agar tidak terlalu dicurigai akibat penampilan mereka yang sama sekali tidak menua. Dengan kata lain, perubahan interior markas merupakan pengingat mereka untuk mengganti identitas lama ke identitas baru.

"Kau tidak suka dengan pemilihan Dio kali ini?" tanya Suho kemudian.

Chanyeol menggeleng. "Aku hanya merasa satu dekade ini berlalu terlalu cepat,"

"Kau akan merasa waktu cepat berlalu jika melakukan hal yang kau suka, atau ..." ucap Suho menggantung.

Chanyeol menaikkan alis. "Atau?"

"Ada seseorang yang kau sukai," tebak Suho. Matanya memicing melihat reaksi Chanyeol yang terlihat bergeming dengan pandangan menerawang. "Namun jika kau berada dalam sebuah penantian, waktu akan terasa sangat panjang," lanjutnya.

Chanyeol tertawa hambar. "Makhluk seperti kita apa masih pantas merasakan hal itu? Kita hanya seonggok tubuh tanpa hati yang hanya memikirkan kebutuhan darah untuk melanjutkan hidup bukan?"

"Merasakan rasa suka atau cinta itu bukan pilihan, tapi terpilih."

Chanyeol kemudian bergerak dengan cepat ke samping Suho, menatapnya dengan rasa penasaran. "Apa maksudmu dengan terpilih?"

"Selama kita hidup, jika kita mencintai seorang manusia. Perasaan yang datang itu akan menyiksa sepanjang perjalanan menjadi makhluk abadi. Tak jarang mereka tidak dapat lagi mencintai siapa pun lagi selama menjadi makhluk abadi karena tenggelam dengan perasaannya saat mencinta makhluk fana yang hidup hanya sebentar. Sedangkan saat kita mencintai makhluk abadi juga kita tidak bisa mencinta dengan normal, pernikahan antar kaum masih sangat tabu untuk para vampire, tidak seperti kaum lainnya yang sudah lebih terbuka dengan hal itu. Kau tahu itu dosa besar tidak tertulis di kaum kita bukan?"

"Terpilih? Kau yakin dengan pernyataanmu itu? Penjelasanmu lebih terdengar seperti kutukan," ucap Chanyeol getir.

"Jika kau merasakan itu, berarti kau terpilih untuk merasakan lebih dari sekadar seonggok tubuh tanpa hati yang hanya memikirkan kebutuhan darah seperti yang kau bilang sebelumnya Chanyeol. Semua akan menjadi lebih kompleks."

Wajah Chanyeol seketika merengut. Sepertinya penjelasan Suho barusan mengganggu ketenangannya. "Jadi siapa?" tanya Suho kemudian.

"Siapa? Apa yang kau maksud?" tanya Chanyeol mengalihkan.

"Siapa perempuan yang mencuri perhatianmu? Apa ia ada di dewan keamanan? atau manusia rekan kerjamu saat ini?" tebak Suho. Saat ini Chanyeol hanya aktif dalam pekerjaannya yang merupakan seorang fotografer freelance dan pekerjaannya sebagai anggota dewan keamanan di malam hari.

"Jangan asal menyimpulkan sembarangan!"

"Kurasa aku membutuhkan Luhan untuk mengetahui hal ini, kau belum bisa mengakali kekuatan pikirannya bukan?" goda Suho.

"Hei, jangan lakukan itu!"

***

"Hei Lu, aku masih penasaran dengan apa yang terjadi pada Trisha setelah ia berpisah dengan Suho, dan mengapa Lay menjadi keturunan terakhir klan murni?" ujar Kris. Runtutan cerita yang Suho ceritakan cukup mengganggunya. Pikirannya pun melayang ke kala itu, saat pertemuan pertamanya dengan Lay di tepi hutan yang sekarang merupakan wilayah Skotlandia.

Kris adalah anggota pertama dalam classified, Lay mengajaknya bergabung saat dirinya sedang mencari mangsa di tepi hutan. Kala itu rumor tentang vampire sedang merebak di warga sekitar. Semua orang beerbondong-bondong untuk berjaga di saat malam. Kris kehilangan banyak kesempatan untuk berburu. Ia menghabiskan waktu cukup lama untuk menghisap semua darah korban, dan itu tidak dapat ia lakukan jika banyak orang berkeliaran pada malam hari. 

Lay menyapanya, sambil berkata bahwa Kris tidak bisa hidup seperti itu terus. Kemudian ia mengajarkan untuk memilih target yang tidak mencolok sehingga orang-orang tidak akan menyadari saat orang itu hilang, cara membuang mangsa buruan, mengatur rasa haus dan juga mengasah kemampuannya. 

Target pertamanya kala itu adalah seorang pria pemabuk yang tinggal sendirian di sudut desa, setelah menghabiskan buruannya, Lay menyuruh Kris untuk membuang mayat itu ke sungai. Pun diketemukan mayat itu sudah berubah bentuk menjadi lebih bengkak sehingga orang-orang tidak akan fokus dengan luka gigitan yang mereka hasilkan. Setelah bertemu Lay, Kris menjadi sosok vampire yang lebih manusiawi.

Tak pernah terbersit di benaknya bagaimana latar belakang vampire penolongnya kala itu. Kris hanya menganggap Lay lebih berpengalaman karena usianya jauh lebih tua. Nyatanya ia salah, umur kelahiran Lay bahkan jauh di bawah saat perubahannya menjadi vampire untuk pertama kali. Yang Kris lakukan sebelum bertemu dengannya hanyalah berburu dan berburu layaknya binatang liar.  

"Aku tahu apa yang ada di pikiranmu," ujar Luhan. "Memang selama ini Lay tidak pernah terlalu terbuka dengan masa lalunya, terutama tentang keluarganya. Itu merupakan rahasia besar bagi para vampire."

"Pasti ada alasan mengapa ia tidak pernah mengungkapkannya bukan?" tanya Kris.

Luhan tersenyum. "Kau tahu apa yang patut disyukuri dari kaum proletar seperti kita?" Pertanyaannya dijawab dengan ekspresi penuh tanda tanya dari Kris. "Tidak perlu terlibat dalam komidi bangsawan yang amat panjang." 

Kris mengulum senyum, bukan rahasia umum jika kaum vampire merupakan kaum yang paling arogan dan mengusung tinggi tatanan tahta. Bahkan sampai saat ini, perkawinan antar kaum belum pernah dilakukan di kalangan para vampire. Kalangan vampire selalu menikahi sejenisnya, dan peraturan mutlak lainnya adalah hanya keturunan vampire murni yang boleh berkembang biak untuk menjaga 'kemurnian' mereka.

"Jika ingin mengetahui lebih jauh mengenai hal ini, kau bisa mencari buku referensi di perpustakaan hutan. Ku dengar ada bagian khusus dan rahasia yang tidak sembarangan orang bisa masuk. Mungkin kau bisa mencari tahu mengenai leluhur Lay di sana."

Kris mengangguk, menyetujui usul Luhan. Ia pernah mendengar soal Bobby si penjaga perpustakaan rahasia yang merupakan seorang Dryad  atau peri hutan. Tidak semua makhluk abadi mengetahui tentang perpustakaan itu, beberapa orang menganggap bagian rahasia itu hanyalah sebuah legenda belaka.

"Hei lihat, Grace sudah kembali!"

Luhan segera menengok ke arah florista tempat tinggal Grace, ia datang dengan wajah kusut dan terlihat lelah, kemudian menatap Kris yang sedang bersandar di pohon yang berada sejauh delapan kaki darinya.

"Kau tahu Lu? Aku sangat iri dengan kemampuanmu yang satu ini. Mengobrol tanpa berbicara sungguh mengasikan."


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro