Tentang Sosok Yang Kusebut Papa
Tidak begitu lama aku mengenalnya, mungkin hanya dua belas tahun saja.
Cukup sebentar jika dibandingkan dengan bagaimana Papa mampu mengarahkanku.
Sosoknya keras, nyaris tanpa senyum terukir.
Hampir tidak pernah kudengar kata "Selamat" terucap dari bibirnya yang tipis.
Selalu ada "kurang" jika aku bicara prestasi.
Papa,
Bagaimana Papa membuatku hidup dan mengajarkanku cinta,
Bagaimana Papa menempelengku dengan ajaran keras nan tanpa ampun pada salah,
Bagaimana Papa menghardikku dengan tidak adanya jaminan atas sempurna,
Semua mendewasakanku dengan caranya.
Luka, pengkhianatan,
Pernah mampir untuk membuatku cukup lantang berkata benci pada Papa.
Hingga kemudian, sesal hadir karena aku akhirnya kehilangan untuk selamanya.
Kehilangan, tanpa sempat kuucap maaf atas sikapku semua.
Papa,
Bahagialah di sana.
Aku di sini akan bertahan dan menjaga,
Aku di sini akan berjuang untuk apa,
Yang telah Papa tanamkan dan buatku meyakininya.
Papa,
Sejuta rindu dan cinta,
Tidak akan pernah habis aku kirimkan,
Meski hanya dalam doa.
Terima kasih,
Telah membuatku hidup dan bahagia,
Meski waktu yang kita miliki tidak lama.
November, 12 2017
7.39 p.m
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro