Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

8


"ya sudah km ati2 ya sayang" ucap ali yang hanya prilly balas senyuman.

Deg.. "ada apa denganku kenapa tiba2 jantungku berdetak begitu cepat..huuufftt" batin prilly

Prilly berjalan menghampiri dimas setelah tadi ia menelfonnya.

"lama banget sih pril?udah mau ujan nih." oceh dimas.

"hsss abang..baru juga nunggu gtu aj udah kebanyakan komplain.. Itu tuh temennya abang tuh..rese banget.."

"kenapa emangnya?." tanya dimas penasaran.

"itu tuh tadi kan bundanya ali ngira kalo aku itu pacarnya ali. Nah waktu ali nongol bukannya ngejelasin ke bundanya dia malah senyum2 terus aku di panggil sayang sama dia bang." jelas prilly sambil memanyunkan bibir tipisnya.

"masak abang diem aja adeknya dgituin ma temennya." lanjut prilly

"terus abang suruh gimana? Nonjok dia?" tanya dimas

"ya jangan lah bang..kasian.."

"cieeee yang pacarnya gak boleh ditonjok.."

"iiiihhh abaaaang..." rengek prilly sambil memeluk lengan dimas.

"ya mungkin dia beneran sayang sama ily." ucap abang.

"auk ah bang,udah yuk pulang keburu ujan." ucap prilly mengalihkan.

Prilly pun naik ke motor dimas. Dimas melajukan motornya dengan cepat karena takut kehujanan.

"km tenang pril, abang akan bantuin ali biar bisa buat kamu bahagia dan nglupain masa lalu kamu yang pahit" batin dimas sambil terus melajukan motornya.

Sampainya dirumah hujan pun turun. Prilly langsung bergegas ke kamar.

Dingin. Hujan ini mengingatkan prilly pada kenangan pahit di masa lalunya.

Flashback on

"illy jangan lari sayang.."

Prilly tak menghiraukan teriakan mamanya. Ia terus saja berlari.

"ayo mah illy udah nggak sabar pengen ketemu sama kak dikta. Illy kangen ma." teriaknya sambil terus berlari menuju ke sebuah rumah.

"iya mama ngerti kok. Ya udah kamu ketuk gih pintunya."

Prilly kecil hanya mengangguk.

Tok..tok..tok..
"assalamu'alaikum.."
"wa'alaikumsalam.." terdengar sahutan dari dalam.

"eee kamu april.ayo masuk" kata seseorang tadi.

"kak dikta.." panggil prilly.

Namun yang dipanggil tak juga muncul. Prilly pun memutuskan untuk masuk menemui kak diktanya di kamar. Sementara orang tua mereka tengah asik ngobrol.

Ternyata orang yang dicari sedang asik memainkan games di komputernya.

"kak diktaaaa..."

Seseorang yang di panggil tampak menutup telinga karena suara prilly yang keras.

"haiii illy...kakak kangeeeenn sini peluk kakak."

Prilly pun berlari berhamburan ke pelukan dikta.

Dikta adalah anak temennya mama prilly. Mereka sering bertamu karena orang tua mereka yang bersahabat dekat.

Setelah melepas rindu karena sudah lama tak bertemu. Prilly mengajak dikta untuk keluar kamar.

"kak ayo keluar" rengek prilly khas rengekan anak kecil.

Dikta hanya mengangguk. Dan segera menggandeng prilly keluar.

"bang imaaaass" prilly berlari dan segera memeluk bang imas.
Dikta hanya berjalan santai. Lalu menghampiri bundanya yang tengah asik ngobrol dengan ke dua temannya.

"eh ini dikta? Udah kelas berapa? Makin ganteng aja kamu." ucap mama Lia mamanya prilly.

"kelas satu. Mah.." jawab dikta. Dikta memanggil lia mama karena dikta dan dimas sudah dianggap anaknya begitu juga sebaliknya prilly pun kalau ke mamanya dimas dan dikta juga begitu. Manggilnya ibuk dan bunda.

"illy..sini sayang.. Ntar mama sama papa berangkat ya. Kamu mau nginep dirumah siapa? Bang imas apa kak dikta?" tanya mama lia.

"emmm kak dikta aj mah. Mama pulangnya kapan?" tanya prilly dengan mata yang berkaca

"segera sayang..km baik2 ya sama kak dikta. Jangan nakal. Jangan gangguin kak diktanya. Ok." ucap mama lia sambik mengusap pucuk kepala prilly.

Prilly hanya mengangguk tapi kini pipinya sudah basah di banjiri air yang mengalir dari matanya.

Dimas dan dikta pun menghampiri prilly merangkul pundaknya memberi kekuatan.

"ya sudah aku pulang dulu ya jeng jeng. Takut telat. Nitip prilly selama aku gak ada."

"iya km tenang aja ya..hati2.." ucap ibu nimas ibunya dimas sambil memeluk sahabatnya.

Kini nimas dan mia( bunda dikta) pun mengobrol sambil menunggu para suami mereka datang. Sedang kan anak2 tengah asik bermain.

Prilly tampak bahagia bisa bersama kedua kakaknya. Terlihat prilly sangat menyayangi kedua orang ini. Tapi rasa sayangnya lebih besar kepada dikta. Saat dikta bertengkar dengan dimas pasti prilly lebih membela dikta.

Namun saat tengah asik ngobrol tiba2 telfon mia bunyi.

"assalamu'alaikum.."

".........."

"iya saya sendiri."

"............."

"siapa yang masuk rumah sakit?"

"..........."

"apa?"

Telfon yang berada ditelinganya pun jatuh. Mia tak kuat ia merasa kakinya lemas tak dapat menopang tubuhnya. Nimas yang belum tau apa2 terlihat bingung langsung menghampiri sahabatnya.

"ada apa? Siapa yang kecelakaan?" tanya nimas sambil memeluk mia yang terisak.

"lia..lia dan mas pras kecelakaan." jwabnya lirih dan kembali menangis.

Nimas tampak kaget segera memeluk mia. Tangis keduanya tumpah.

Mereka segera meluncur ke rumah sakit yang tadi menelfon. Prilly hanya diam belum tau apa2. Sedangkan dimas dan dikta yang tadi sempat mendengar pembicaraan orang tuanya tampak menatap prilly sedih.

Sesampainya dirumah sakit. Mereka segera menemui dokter yang menangani lia dan pras.

"maaf bu.. Kami sudah berusaha tapi Allah berkehendak lain."

Tangis mereka pun kembali pecah. Mereka bergantian memeluk prilly. Prilly hanya diam menatap semuanya. Mereka menangis bahkan dikta juga menangis.

Prilly diajak bunda mia dan ibu nimas masuk kedalam sebuah ruangan yang di dalamnya sudah ada mama dan papanya. Mereka tampak tidur pulas dalam kedamaian.

prilly mendekati mamanya. Dia memanggil mama dam papanya tapi tak ada jawaban, kemudian ia coba mengguncang2kan tubuh mamanya tapi mamanya tak kunjung bangun. Prilly menangis.

"ibuk..bunda.. Mama kenapa? Kenapa mama papa boboknya pules banget. Ily bangunin gak mau bangun bund.." kata prilly sambil menangis.

Dikta pun datang dan langsung memeluk prilly. Ia menenangkan prilly.

Prilly baru mengerti kalau orang tuanya meninggal saat ia berada di pemakaman.

Prilly tinggal bersama keluarga dikta. Prilly tampak berubah yang dulunya periang kini jadi lebih banyak murung.

Prilly dan dikta tengah menemani aliya yang baru berusia 3 tahun bermain. Prilly tampak tersenyum bahagia melupakan kejadian yang merenggut kebahagiaannya bersama orang tuanya.
Tiba-tiba ada suara gaduh di kamar bunda mia. Entah apa yang mereka ributkan. Sehingga bunda menghampiri anak2nya sambil menangis dan membawa tas besar. Dan saat itu hujan dengan derasnya. Bunda mia terus berjalan membawa anak2nya.

Mereka kini telah berada di rumah ibu nimas. Dan entah apa yang terjadi tiba2 prilly ditinggal di rumah dimas. Dikta meninggalkan prilly sampai saat ini tak ada kabar tentang mereka.

Flashback off.

Tubuh prilly bergetar. Ia duduk meringkuk di lantai. Ingatan tentang masa lalunya kembali membuatnya menangis.
Ia sudah kehilangan papa mamanya dan setelah itu ia merasa kehilangan dikta yang tiba2 meninggalkannya dan sampai sekarang tak ada kabar.

***

Kriiiing...
Prilly mengeliat. Ia tampak masih malas2an untuk bangun.

"illy..bangun sayang udah siang." ibu nimas membangunkan prilly.

"iya buk ily udah bangun kok." sahutnya dari dalam kamar.

Prilly segera bersiap2 untuk ke sekolah.
Kini prilly sudah berkumpul dengan keluarganya di meja makan sedang menyantap nasi goreng buatan ibu nimas.

"kamu kenapa sayang mata kamu kok sembab gitu? Abis nangis ya? Siapa yang buat km nangis gini? Bilang sama ibuk." ucap ibunya terlihat khawatir.

"gak kok buk. Semalem illy blajar mpe larut jadi illy kurang tidur soalnya hari ini ada 3 ulangan buk" jawab illy bohong karena ia tak mau membuat ibunya khawatir.

"yudah semua illy berangkat dulu ya..emuah emuach emuah. Duluan ya bang." Pamit illy sambil mencium ibu ayah dan tasya.
"aku gak dcium ly?" tanya dimas menggoda prilly.

"gak" jawab prilly singkat.

Kini prilly sudah di sekolah. Prilly sudah berada di kantin menghampiri jesi yang sedang mengobrol dengan tian.

"woi pacaran muluk kalian mah.." prilly mengagetkan jesi.

"ya ampun priill kamu bikin jantung aku mau copot tau gak?" ucap jesi sambil memegang dadanya.

"tau nih prilly suka banget ngagetin ayang aku. Kasian tau gak ayang aku ini." ucap tian membela jesi.

"busyeeeettt udah maen ayang2an aja kalian. Udah jadian yak? Klo gitu traktir."

"iya2..ayo duduk sini." ucap jesi dan langsung menarik tangan prilly untuk duduk disampingnya.

"woooiii ada yang jadian nih?" kata seseorang yang kembali mengagetkan jesi dan tian.

"traktir ya?" lanjutnya. Sambil memainkan matanya.

"aliiiiii...busyet dah kalian hari ini kompak banget tau gak. Kompak buat jantung aku dan jesi mau copot" ujat tian kesal.

Prilly dan ali kompakan memonyongkan bibirnya.

"ahahahaha tuh yang mukanya aj juga kompakan" kata jesi.

"jodoh kali" ucap ali sembari duduk di depan prilly.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro