Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

42

Kini prilly sudah berada di stasiun diantar keluarganya.
Prilly memeluk ibunya, ayah, tasya, dimas dan terakhir erika. Air mata terus mengalir di pipi prilly. Tapi yang lainnya hanya diam seperti berakting sedih dihadapan prilly.

"aku pasti bakalan kangen banget ma kalian." ucap prilly kembali memeluk ibu dan juga tasya.

"ya elah prill..besok juga ketemu lagi.." sahut dimas yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari ayahnya.

"maksudnya?" prilly bingung dengan ucapan abangnya.

"eh itu lho prill..kan bentar lagi liburan sekolah. Nah semalem dimas bilang kita bakal ke jogja." ucap erika menjelaskan.

Prilly hanya mengangguk.

"yaudah kamu hati2 ya nak..kalo sudah sampai jangan lupa kasih kabar." tutur ayah sembari mengusap puncak kepala prilly. Prilly hanya bisa mengangguk kembali. Air matanya kembali lolos. Prilly merasa ia sudah tak ada lagi harapan dengan ali.

"prilly pergi dulu. Jaga kesehatan kalian. I love you.."

"we love you too prill.." balas dimas lalu kembali menarik adiknya kedalam pelukannya.

"abang janji..abang bakal buat kamu bahagia setelah ini.." bisik dimas yang langsung mendapatkan anggukan dari prilly.

"makasih bang." ucap prilly saat melepas pelukan abangnya.
Tepat saat itu juga ponsel dimas berdering.

"iya..kenapa?....oh kamu udah mau berangkat? Baiklah..sampai jumpa bro...hati-hati...semoga rencana kamu berhasil...iya aku cuma bisa bantu doa...iya, yakinkan dia bro kalo sebenarnya kamu orang yang pantas untuknya...oke...good luck..bye.." dimas pun mengakhiri percakapannya di telfon. Ia melirik prilly lalu tersenyum.

"siapa bang?" tanya prilly curiga dengan senyuman abangnya.

"temen..dia lagi mau perjuangin cintanya.." jawab dimas jujur lalu terkekeh. Prilly hanya membalas dengan ber oh ria tanpa rasa curiga dengan senyum abangnya.

Prilly pun melangkah pergi setelah mengucapkan salam. Ia melambaikan tangannya. Diusapnya air mata yang membekas di pipinya.

Ia memasuki gerbong kereta lalu mencari tempat duduk. Kembali melambaikan tangannya saat kembali melihat keluarganya.

"selamat tinggal...semoga kita masih bisa ketemu lagi.." ucap prilly lirih.

Terlihat dimas kembali menghampiri prilly.

"hati2 dek.." pesan dimas.

"iya bang.." jawab prilly terlihat seperti malas karena dimas sudah mengatakan itu berulang kali.

"maksudnya hati2 ntar jatuh cinta ma yang disebelah." lanjut dimas menggoda prilly. Seraya menunjuk orang sebelah prilly dengan dagunya.

Prilly pun melihat ke sampingnya. Tampak seorang lelaki berkumis tipis, memakai kaca mata hitam. Kaos hitam polos dan memakai jaket kulit.

Prilly nyengir kuda kearah dimas, menunjukkan gigi rapinya.

Kereta pun akhirnya melaju perlahan meninggalkan stasiun. Prilly memejamkan matanya. Sama sekali tak berniat untuk melihat pemandangan keluar..

"maaf mbk boleh saya pinjam ponselnya." tanya seseorang disamping prilly membuat prilly yang memang tak tidur pun membuka matanya. Prilly menoleh ke orang yang berada disampingnya.

"ponsel saya mati. Dan saya harus mengabari orang tua saya." kata pria itu lagi.

"oh ya. Silahkan." prilly pun memberikan ponselnya.

Pria disampingnya menerimanya lalu melemparkan senyum pada prilly. Membuat prilly tertegun sejenak. Entah mengapa prilly merasa tak asing dengan senyuman itu.

"maaf mbak. Ini passwordnya apa?" tanya pria itu.

"oh iya maaf.." prilly kembali mengambil ponselnya lalu diketiknya sebuah kalimat dan ponselpun sudah terbuka. Prilly kembali menyerahkan ponselnya.

Pria itu kembali tersenyum saat melihat foto dilayar ponsel prilly.

"pacarnya ya mbk?"

Prilly hanya tersenyum menanggapi pertanyaan pria disampingnya. Foto itu adalah foto dirinya dengan ali semasa SMA dulu.

Pikiran prilly melayang ke masa ia SMA. Foto itu di ambil diam2 oleh dimas waktu ali tiba2 mencubit hidungnya.

Pria itu mengembalikan ponsel prilly lalu mengucapkan terimakasih. Prilly hanya tersenyum.

****
"Eyang... prilly pulang.." teriak prilly saat baru masuk kedalam rumah.

"ya ampun prill..salam kali bukan malah teriak2 gitu.."ucap buleknya menanggapi teriakan prilly.

"maaf bulek..eyang mana bulek.."

"dikamar.."

Dan tanpa permisi, prilly meninggalkan bulek susi di ruang keluarga. Ia berjalan menuju ke kamar eyangnya.

Diketuk kamar eyang dengan pelan. "masuk.." samar2 prilly mendengar eyangnya m3nyusuhnya untuk masuk.

"kamu sudah datang nduk.."

Prilly hanya tersenyum lalu berjalan menuju ke eyangnya yang sudah merentangkan kedua tangannya.

"sini duduk sini." suruh eyang sambil menepuk kasur disampingnya.
Prilly pun mematuhinya.

"gimana? Apa kamu sudah ketemu dengan ali?" tanya eyang. Prilly hanya menggeleng. Ia menundukkan kepalanya. Menyembunyikan matanya yang mulai memerah.

"kenapa?" tanya eyang mengerti jika kini cucunya tengah sedih.

"ali pergi ke malaysia eyang..dan disaat ali pergi, prilly sama sekali belum jelasin apa2 ke ali." prilly mulai bercerita. Menceritakan keluh kesahnya. Sang eyang hanya mengusap punggung prilly penuh kasih sayang.

Prilly kini terisak. Dadanya terasa sesak. Setiap mengingat kebodohannya. Ya. Prilly menganggap dirinya itu bodoh. Ia meninggalkan ali, orang yang mencintai dan dicintainya tanpa memberikan alasan. Kini ia merasa menyesal. Sudah terlambatkan ia? Mungkin.

"yasudah. Kamu sekarang istirahat dulu. Kamu pasti capek. Nanti malam eyang mau ngomong sesuatu yang penting ma kamu."  ucap ayang sambil menyeka air mata prilly. Prilly hanya mengangguk lalu beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan eyangnya dikamar.

****

Setelah makan malam kini prilly masih berkumpul di meja makan bersama eyang dan buleknya. Semua terdiam menunggu siapa yang akan mengawali pembicaraan.

"ada apa eyang?" tanya prilly penasaran.

Eyang menghembuskan nafas panjang sebelum bertanya "umur kamu sekarang berapa nduk?"

Prilly mengernyitkan dahinya. Tak tau maksud dari pertanyaan eyangnya.

"maksud eyang. Sekarang kamu sudah saatnya untuk berkeluarga."

"tapi eyang..."

"eyang tau..kamu mau nunggu nak ali kan?"

Prilly mengangguk. "semua salah prilly yang jadi rasanya tidak adil jika ali saja mau menungguku sedangkan aku baru ditinggal mungkin hanya dua tahun tapi aku sudah beralih eyang. Padahal ali sudah mau menungguku selama 5 tahun." ucap prilly menjelaskan.

"iya eyang tau. Tapi apa salahnya dicoba?kalian hanya cukup berkenalan jalan2 dan ya kalo memang kalian tidak cocok eyang tak akan memaksa. Eyang mohon. Bukankah eyang tak pernah meminta sesuatu ke kamu selama ini?"

Prilly terdiam. Ia menundukkan kepalanya.

"baiklah eyang."

Eyang tersenyum mendengar jawaban prilly. "baiklah besok kalian akan ketemu dirumahmakan jam 9"

"terserah eyang. Atur saja semuanya. Tapi prilly mohon. Jika kami tidak cocon. Tolong jangan paksa kami."

"eyang yakin kalian akan cocok."

Seyakin itukah eyang pada orang yang belum ku kenal? Batin prilly sambil berjalan meninggalkan eyangnya.

****

Sesuai janjinya pada eyangnya, kini prilly sudah menunggu di rumah makan. Sudah lima menit ia menunggu seseorang yang akan eyang kenalkan padanya.

Ia hanya berharap semoga saja orang itu tak menyeramkan.

Karena gugup, es teh yang ada di hadapannya kini sudah tinggal separuh. Entah kenapa semakin lama jantung prilly berdetak tak karuan.

"nak amad..sebelah sini.." panggil eyang prilly sambil melambaikan tangan ke arah pintu masuk.

Prilly menoleh.

Lelaki bernama amad tersebut berjalan kearah prilly. Ia tersenyum begitu manis.

"lhoh mbaknya to.." tanya amad saat ia sudah berada di samping prilly.

"kamu?" tanya prilly juga. Ia tak menyangka orang yang akan di kenalkan neneknya adalah orang yang bersamanya saat di kereta.

"lhoh kalian sudah saling kenal to?" tanya eyang yang sedari tadi bingung.

"jadi gini eyang. Kami belum saling kenal karena waktu itu aku belum sempat menanyakan namanya. Kami bersama waktu di kereta kemarin eyang. Malahan aku sempet pinjem ponselnya." ucap amad menjelaskan membuat sang eyang mengangguk angguk.

"oh kalo gitu kenalin ini cucu eyang. Namanya prilly."

"haii aku muhammad.." sahut amad sambil menyodorkan tangannya. Prilly pun menyambut uluran tangan amad. "prilly."

"ya sudah kalian ngobrol aja dulu ya. Eyang mau ke dalem dulu." ucap eyang lalu berjalan meninggalkan amad dan juga prilly.

Sepeninggalan eyang, kini prilly dan juga amad mengobrol atau lebih tepatnya amad banyak bertanya dan prilly hanya menjawab sekenanya.

" mau jalan2 prill?" tawar amad dan prilly hanya mengangguk.

Amad pun berdiri lalu mengajak prilly menuju ke motornya.

Selama di jalan amad sudah berusaha untuk bercerita yang lucu agar bisa membuat prilly tertawa. Prilly pun akhirnya bisa tertawa dengan lelucon yang di keluarkan amad.

Setibanya di sebuah taman. Amad mengajak prilly duduk di sebuah bangku. Prilly pun mengikutinya.

"ceritain tentang kamu dong prill.." pinta amad.

"tentang aku? Tak ada yang harus aku ceritakan mad. Apa yang harus aku ceritakan tentangku?"

"ya tentang cowok kamu misalnya."

"dia lagi di malaysia. Kerja atau mungkin karena tak ,au lagi bertemu denganku."

"kenapa gitu?"

"itu karena ku. Ah sudahlah. Aku merasa bodoh jika mengingatnya. Aku hanya berharap dia cepat kembali sebelum semuanya terlambat."

"apa kamu berharap perjodohan ini batal prill?"

"entahlah. Aku bingung. Tapi aku masih mencintainya."

"tapi aku yakin suatu saat kamu akan mencintaiku. Dan aku tak akan membatalkan perjodohan ini. Aku akan ngomong sama orang tua aku untuk segera melamarmu. Dan ku mohon kamu jangan sampai menolaknya."

Prilly terdiam. Ia tak tau harus menjawab apa.

"baiklah sekarang aku antarkan kamu pulang." ucap amad dingin. Lalu beranjak meninggalkan prilly.

Tbc..

Si amad serem yak?hhe

Selamat membaca..

2 part lg end nih..
Semoga nanti suka sama endingnya..hhe
Insya'Allah akan ada season 2 nya..klo ada yg mau..hehe
Tadi udh sempet diskusi sama @safitri1412

Makasih udah mau kritik dan saran..

Buat yang lain ditunggu juga kritik dan sarannya..
😘😘😘😘😘😘

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro