CHAPTER 31: mencoba ingat kembali
"hokuto?"ucap Tsubasa
"?!"ucap Hokuto
"Aku dan nana akan keluar dan membiarkan kalian bisa bicara berdua"ucap tsubasa
"Baiklah"ucap Hokuto
mereka keluar dari ruangan sementara itu Hokuto dan Maya tinggal berdua di ruangan.
"Sekarang coba untuk tenang ya biar kamu tidak sakit"ucap Hokuto
"Hm" Maya yang paham
Hokuto yang mencoba menenangkan kekasihnya yang sekarang sedang amensia yang kehilangan kenangan hidupnya tree termasuk masa-masa mereka pacaran, hokuto merasa ini adalah salah kenia yang menyebabkan Maya kehilangan ingatannya sehingga dia masih menyimpan rasa dendam, namun tangan Maya yang menegangnya dengan lembut sehingga hokuto melihatnya.
"Ijuin-san, kamu kenapa marah?, Apa kamu ada masalah?"ucap Maya yang melihat epresi hokuto
Hokuto merasa tercengah mendengar perkataan Maya, dia merasa bahwa penglihatan Maya masih setajam silet yang bisa melihat sisi sifat seseorang yang sedang bermasalah ataupun tidak.
"Tidak kok semua baik-baik saja"ucap Hokuto tersenyum
"Ijuin-san?"ucap Maya
"Ya?"ucap Hokuto
"Aku ingin tahu bagaimana kamu menyebutku sebagai kekasih?"ucap Maya meminta
Mendengar permintaan Maya jelas hokuto langsung simpati saat Maya meminta dirinya untuk menceritakan tentang dimana dirinya bisa mereka menjadi pasangan kekasih yang sudah lama berlangsung.
"Kamu yakin?"ucap hokuto yang khawatir
"Ya aku yakin, saya tahu kamu bertanya itu karena rasa khawatirmu ke padaku"ucap Maya membaca raut wajah hokuto
Jelas sekali lagi Maya berhasil membaca epresi wajah hokuto dengan cepat, sehingga Hokuto bisa merasakan sorotan mata Maya yang serius yang tidak hilang seolah masih seperti dulu yang bisa membaca pikiran seseorang serta perasaan yang sedang di alami.
"Baiklah"ucap Hokuto yang menjawabnya
"Hm"Maya yang setuju
"Dulu aku bertemu denganmu di saat karena sebuah pekerjaan sehingga aku datang ke seisho music academy, di situlah aku bertemu denganmu untuk pertama kalinya, saat itu juga kita berkenalan dengan detil seolah memberikan rasa nyaman"ucap Hokuto
"Lalu pekerjaan apa yang membuat kamu datang?"ucap Maya
"Sebuah drama"ucap Hokuto
"Drama apa?"ucap Maya
"Sebuah drama yang dimana di bilang romantis di mata semua orang, bisa di bilang Romeo dan Juliet"ucap hokuto
"Tunggu.. sebentar.."ucap Maya
"Ada apa?"ucap hokuto
"Siapa nama lengkapmu"ucap Maya
Di sinilah dimana hokuto khawatir dimana dia mendengar permintaan Maya yang ingin tahui nama lengkapnya dan bisa saja membuat Maya sakit, tapi dia akan tetap menjawabnya.
"...nama lengkapku.... hokuto ijuin"ucap Hokuto
"Hokuto... Ijuin...."ucap Maya yang mencoba mengingat
Tiba-tiba dia tersentak dan ekspresinya sedikit mengerut kesakitan.
Hokuto mengambil langkah lebih dekat.
"Maya!"ucap Hokuto yang khawatir
"Tidak apa-apa aku baik-baik saja" ucap Maya meletakkan jari-jarinya ke pelipisnya dan memijatnya dengan lembut sesaat, mata terpejam.
Hokuto ingin meraih dan menyentuhnya tetapi dia menahan diri, memilih untuk mengencangkan cengkeramannya tangannya seperti Duri yang tanpa disadari menusuk telapak tangannya, dan rasa sakit itu membuatnya membumi.
Setelah beberapa saat, maya membiarkan tangannya jatuh ke pangkuannya. Dia menghela nafas.
"Maaf. Aku tidak bisa mengingat nama itu."
Sekali lagi hokuto harus berusaha menahan rasa sedih dengan apa yang dia dengar dari kata-kata yang di keluarkan oleh Maya tapi hokuto berusaha untuk tetap tegar dan bersabar menghadapi semua ini, karena sekarang ini kekasih sedang tidak dalam kondisi yang tidak baik.
Dan Melihatnya menangis seperti ini, tenggelam dalam pikirannya sendiri, bingung dan takut ..
Beberapa saat tangan milik Maya yang memegang tangan miliknya dengan lembut dengan berkata....
"Maafkan saya."ucap Maya yang merasa bersalah
"Tidak apa-apa kamu juga sudah berusaha keras jadi Jangan paksakan dirimu"ucap hokuto yang empati terhadap Maya yang telah berusaha untuk mengingat.
"Lalu apakah kita... Penah melakukan hal bersama?"ucap Maya yang bertanya kembali
Beberapa saat hokuto mencoba untuk mengangkat bicara dengan rasa yang masih bersabar.
Hokuto tunjangan.
"Ya itu betul." Dia ingin mendorongnya, tetapi tidak mendorongnya. "Apakah kamu ingat ... bagaimana kamu memanggilku?"
"Bagaimana aku memanggilmu?" ucap maya berkedip perlahan dan mencoba mempelajari pikirannya."ijuin ... san? Tidak, itu ... sepertinya tidak benar ... Rasanya tidak benar ... Siapa nama pertamamu? Ijuin ... Ijuin ... Hoku- ah! "
Sebelum kata-kata itu sempurna di sebutkan, tiba-tiba Suaranya terputus-putus. Maya segera meraih kepalanya dengan kedua tangan, mencengkeram dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga jari-jarinya memutih.
Hokuto berdiri dengan cepat, melupakan formalitasnya
"Maya!"ucap Hokuto yang khawatir
Monitor jantung mulai berfluktuasi, mengirimkan sinyal yang lebih cepat dan tertekan.
"Rasanya sakit-" ucap Maya yang merintih. "M-Kepalaku-" semakin sakit.
Lalu hokuto berusaha untuk membuat Maya menjadi tenang.
"Ya, benar."ucap hokuto membungkus dan merangkul bahunya untuk membantunya bersandar, dengan lembut menutupi tangan maya dengan tangannya."Bernafaslah. Tidak apa-apa."ucap hokuto yang berusaha untuk membuat maya kembali tenang
Itu kata-kata yang akrab. Dia telah mengatakan dan melakukan hal yang sama setelah maya kehilangan kenangan terakhir mereka, ketika mereka melakukan hal bersama sehingga maya memunculkan kepalanya.
Syukurlah situasi ini tidak berlangsung lama. Hanya beberapa detik sebelum denyut nadi pada monitor mulai melambat, dan cengkeraman Maya di kepalanya mengendur.
Hokuto dengan lembut - dengan lembut - menjauhkan tangannya, tidak ingin dia memberikan terlalu banyak tekanan pada luka-lukanya. Matanya tertutup dan wajahnya memerah secara tidak wajar, dilapisi keringat ringan. hokuto merasa bertanggung jawab. Dia merasa seperti mendorongnya terlalu keras.
"Maaf," bisiknya, menenangkan dirinya di bantal. Maya membuka matanya nyaris dan berkedip padanya.
"Hm"Maya yang paham
"Jangan, Perawat mengatakan ini bisa terjadi dari waktu ke waktu."ucap Hokuto "Apakah ada sesuatu yang saya bisa lakukan?"ucap Hokuto yang sedikit akrab
Maya menghembuskan napas agak gemetar.
"Kamu bisa memaafkanku. Karena tidak bisa mengingat ... Karena telah menjadi orang yang mengerikan ..." Dia menelan ludah dan mengendus sekali. "Dan untuk memintamu pergi. Aku tiba-tiba sangat lelah. Tapi tolong ... kembalilah untuk menemuiku kapan pun kamu bisa. Tolong kembali, ijuin-san."
Hokuto mencelupkan kepalanya, menarik tangannya sekarang karena maya stabil.
"Aku akan.....Aku berjanji."ucap Hokuto
"Terima kasih."ucap maya
Kelopak mata maya tertutup seolah-olah bertentangan dengan keinginannya. Jantungnya sudah tenang dan nafasnya mereda.
Tapi tetap saja hokuto tetap hidup. Dia tidak ingin meninggalkannya. Belum. Tidak pernah.
Dan tepat sebelum dia bisa pindah, dia mendengar suara kecil yang menyenangkan.
Maya mulai bersenandung pada dirinya sendiri, tetapi itu bukan sembarang nada.
Itu lagu mereka. "Song of the Starlight" Yang dimana pernah mereka lakukan saat latihan bersama
Hokuto tetap terpaku di tempat. Setengah dari dirinya tidak ingin berharap, tetapi separuhnya tidak. Dia berharap Maya ingat.
Dengan lembut, nyaris tak terdengar, hokuto bergabung dengannya, menyenandungkan lagu pengantar tidur yang sudah dikenalnya. maya membuka matanya lagi hanya untuk memberinya ekspresi terkejut, tetapi dia tidak berhenti.
Mereka menyenandungkannya sampai selesai, mengulurkan not terakhir bersama-sama.
Maya sudah santai sekarang menjadi tidur nyenyak. hokuto memandanginya, memastikan tidak ada yang menghalangi napasnya. Dia berani mencondongkan tubuh ke depan dan meletakkan ciuman hangat di atas kepalanya, yang nyaris tidak melakukan kontak sama sekali.
"Istirahatlah yang tenang sayang" hokuto yang mengecup di atas kepalanya dengan lembut
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
BERSAMBUNG.......
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro