Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

🍁Bab 40🍁

"Siapa kamu?" Adrian meneguk kasar ludahnya, bersamaan dengan keringat dingin yang tiba-tiba merayapi punggung dan keningnya.

Sejenak Adrian melihat ke arah Vanila yang menggeleng samar dengan wajah penuh harap, agar Adrian menolak mengatakan kebenaran yang selama ini ia sembunyikan. Berdeham kecil Adrian kembali memusatkan perhatiannya ke arah sang tuan rumah.

"Saya Adrian. Saya ...."

"To the point saja. Mau apa kamu datang ke sini malam-malam begini?"

"Saya ... mau bertanggung jawab atas kehamilan Vanila." 

Vanila menggeleng cepat mendengar pengakuan dari Adrian. Wajahnya sudah pias kala menatap bergantian dari kedua mertuanya juga Nuriah yang sarat akan kekecewaan. Ratih sampai menutup mulutnya dengan kedua tangan dan menjatuhkan tas jinjing yang ia bawa saking kagetnya.

"Benar itu, La?" tanya Ayah Mertuanya dengan geraman yang tertahan.

Vanila mengigit bibir bawahnya menahan getir, ia benar-benar tidak siap menghadapi hal ini. Tatapan tajam yang dihunjamkan ayah mertuanya membuat persendian Vanila goyah. Dunianya benar-benar telah terhenti saat itu juga. Lidahnya kelu sekedar untuk mengiyakan jawaban tersebut, karena memang kenyataannya begitu.

"Jawab, La!" Nuriah menarik lengan Vanila hingga tubuhnya sedikit oleng.

"Aku ... aku ...."

"Jawab, Illa!" Kali ini Ratih menahan kedua lengan Vanila agar menghadap ke arahnya. "Jawab Mama, La. Bener apa yang dibilang laki-laki itu?" Ratih tidak bisa menahan getaran dalam suaranya. 

Tangisan Vanila pecah melihat wajah Ratih yang berkaca-kaca, sontak saja tubuhnya meluruh ke lantai dan memeluk kedua kaki sang Mama Mertua. "Maafin, Illa, Ma. Illa minta maaf, Ma."

Mendengar pengakuan dari menantu kesayangannya, membuat tangisan Ratih yang sedari tadi ia tahan runtuh seketika. Wanita dengan linangan air mata itu hanya bisa terdiam sembari terisak, tak menyangka jika wanita yang dianggapnya anak sendiri tega melakukan hal seperti ini.

Adrian hanya bisa menunduk. Ia merasa malu sekaligus lega karena pengakuannya atas kehamilan Vanila. Sedangkan Janari Basukiharja hanya bisa terdiam seraya mengusap keningnya. Sama halnya dengan Nuriah yang benar-benar syok dengan kebenaran ini, dada bergemuruh hebat. Ia merasa dikhianati oleh sahabatnya sendiri. 

"Sialan lo, La." Nuriah mendorong tubuh Vanila hingga terjungkal ke belakang, membuat Adrian bergegas menolong Vanila. "Gue udah bela lo mati-matian, tapi ini balasan lo ke gue?"

Berontak dalam rengkuhan Adrian, wanita dengan baju terusan berwarna peach itu berdiri, mencoba mendekati Nuriah. Namun, saat akan meraih bahu sahabatnya, tapi Nuriah memilih mundur selangkah. "kenapa lo tega lakuin ini, La? Lo mau balas dendam sama Abang gue?" Vanila mengeleng cepat, menolak asumsi Nuriah.

"Enggak! Gue bahkan nggak pernah ada pikiran buat balas dendam sama Bang Andra."

"Terus itu apa?" tunjuk Nuriah pada perutnya. "Gue pikir lo bener-bener cinta sama Abang gue, tapi gue bener-bener gak nyangka lo sehina ini."

Vanila semakin menangis mendengar tuduhan yang dilayangkan Nuriah. "Itu semua nggak bener! Gue bener-bener cinta sama Bang Andra, bahkan gue rela bersabar selama tiga tahun ini. Tapi apa yang gue dapet? Bang Andra sama sekali nggak anggep keberadaan gue sebagai istrinya."

Ratih memejamkan matanya sesaat kala mendengar pengakuan dari Vanila. Ya Tuhan! apa yang sebenarnya terjadi dalam rumah tangga anak sulungnya.

"Bang Andra nggak pernah sekalipun nganggep gue istrinya. Di malam setelah resepsi, Bang Andra terang-terangan bilang kalo gue itu kedudukan sama kayak lo, Nur. seberusaha apa pun gue, Bang Nadra nggak pernah ngubah hal itu. Gue cuma dianggep adik, bukan istri. Bisa lo bayangin kalo lo jadi gue?"

 "Tapi nggak dengan lo hamil sama laki-laki lain," sergah Nuriah cepat.

"Gue tau gue salah. Gue mabuk saat itu, Nur. Gue nggak sadar. Gue udah capek, Nur. Gue udah muak sama semua masalah yang nimpa gue. Apalagi saat gue tau kalo suami gue punya istri simpenan. Apa nggak seberharga itu gue di mata Bang Andra? Apa sehina itu gue sebagai Istri? Kenapa suami gue lebih milih nikah lagi, daripada gue yang notabene istri sahnya. Gue sakit hati."

"Tapi gak dengan tidur sama pria lain."

"Gue mabuk, Nuriah!" jerit Vanila disela-sela tangisannya.

"Taik lo, La!"

"Ma ... Mama percaya, kan, sama Illa?" tanya Vanila menguncang kedua bahu Ratih yang terduduk diam di sofa single samping suaminya.

Nuriah menyugar rambut sebahunya, mencoba menyingkirkan amarah yang tiba-tiba bergelegak di dalam dadanya. "Sialan lo, La!" Nuriah tertawa miris. "Gue belain lo mati-matian di depan Bang Andra, dan ini balasan lo? Bahkan gue rela ngehajar selingkuhan Abang gue. Demi lo, La. Demi lo, sialan!"

"Jadi bener ... kalo kamu yang ngelukain Maysuri, Ria?" Pertanyaan yang berasal dari seseorang yang sedari tadi berdiri di ambang pintu, melihat semua perdebatan da pertengkaran di antara keduanya. 

Suara Giandra membuat semua yang berada di ruang tamu mengarahkan tatapannya pada pria berkemeja polos dengan bercak darah hampir menutupi warna aslinya. Nuriah sendiri hany bisa meneguk kasar ludahnya dengan tatapan sama piasnya seperti Vanila.

"Bang ...."

"Kamu udah tahu masalah kehamilannya Vanila, Bang?" tanya Ratih yang sudah berdiri di tempatnya dan mendapatkan anggukan kecil yangmembuat Ratih kembali terduduk syok. "Kenapa kamu nggak bilang, Bang?"

"Memangnya kalian percaya kalo janin yang dikandung Vanila bukan anakku?" Jawaban Giandra membungkam semua yang ada di sana. Menatap satu persatu anggota keluarganya dan menghela napas panjangnya dan menyugar rambutnya ke belakang.

"Kalian terlalu menyanyangi Vanila seperti anak sendiri, bahkan rela memaksaku menikahinya. Kalian lupa kalo kami tumbuh bersama, dan aku sudah menganggap Vanila seperti Nuriah. Adik aku sendiri yang harus aku lindungi. Bisa kalian bayangkana bagaimana menikah dengan adik sendiri? Canggung dan nggak tahu harus apa."

"Kenapa Abang gak nolak waktu itu?" tanya Nuriah yang sudah terlihat sedikit tenang.

"Kamu tau aku nggak bisa nolak keinginan Mama. Apa pun itu aku akan menyanggupinya, termasuk menikahi Vanila. Padahal saat itu ingin menikah saja tidak ada dalam daftar keinginanku, tapi saat melihat Mama yang menggebu-gebu merencanakan pernikahanku, apa aku bisa melukainya? Jawabannya enggak, Ria."

"Bang ...."

"Aku minta maaf sama kamu, La, karena nggak bisa jadi suami yang baik. Aku udah berusaha menumbuhkan perasaan itu, tapi nyatanya aku gagal. Selamanya ...," Giandra menunjuk ke dadanya, "Kamu adalah Adikku."

Hanya suara isakan yang mampu Vanila keluarkan, tenaga sudah habis hanya untuk menentang apa yang diucapkan Giandra, karena kenyataannya memanglah seperti itu. Selamanya ia hanya akan sebagai Adik bagi Giandra. sekeras apa pun ia berusaha tidak ada gunanya lagi.

Semuanya berakhir malam ini. Kisah cinta yang bahkan tidak pernah Vanila mulai bersama, cinta yang bertepuk sebelah tangan dan perjuangannya. Semuanya telah usai.

"Kesalahan semua ini murni karena kau, Ma, Pa, bukan May. Aku yang bawa May dalam urusan rumah tanggaku."

"Nggak ada wanita baik-baik yang mau jadi simpanan, Bang."

"Iya, Andra tau, Ma. Di sini May nggak pernah tau kalo aku udah nikah. Aku yang nawarin pernikahan itu, aku yang ngejar-ngejar dia, Ma. Bukan May. Aku yang salah, Ma, cuma aku yang salah. Bukan Vanila atau May. Semua salah aku."

"Gimana keadaan dia, Bang?" Kali ini Nuriah yang bersuara.

"Anak kami harus lahir prematur,  di usia kandungan yang masih muda banget. Aku bahkan nggak tau apa Puteraku bisa bertahan atau enggak." Giandra berbalik , berjalan ke luar rumah.

Niat awal ia datang  ke sini hanya untuk menganti kemejanya yang kotor, tapi di luar dugaan ia tak menyangka jika malam ini Giandra dan keluarganya mendapatkan kejutan yang tak pernah ia sangka.

Menoleh sebentar ke arah Adrian yang juga tengah menatapnya, Gaindra menganggukan kepalanya sebagai tanda terima kasih atas kerja sama yang Adrian berikan.

Satu permasalahannya selesai. Sekarang Giandra hanya perlu fokus untuk Suri dan Puteranya.

🍁🍁🍁🍁🍁

Punten, mau update dulu.
Maap lama karena emang super sibuk dan ini aja disempat2in idenya biar cepet kelar. #eak.

Gass lah DianSudjiwo sebagai kado anniversary. Wkwkwkwkwkw sory telat sis. #mmmuuuach.

Dahlah, silakan dibaca. Masih anget barusan ngetik ini. Maap kalo ada cacat logika dan typo. Harap maklum ya. Hehehehe...

Surabaya, 25  September 2021
-Dean Akhmad-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro