Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Benih-benih Cinta

Malam ini Ghea berganti gaun tidur dengan model yang berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Gaun tidur yang tampak feminin dengan bahan satin berwarna marun. Ketika gaun itu membalut tubuhnya, ia tampak lebih seksi, ada kesan lebih slim.

Ghea beranikan diri mengetuk pintu kamar Samudera meski dadanya berdebar tak karuan. Ia putuskan untuk tidur di kamar Samudera, bukan hanya untuk malam ini, tapi seterusnya.

Samudera membuka pintu dan terpana menatap penampilan Sang Istri yang lain dari biasanya. Ia bukan laki-laki yang kurang peka dan tak memahami apa yang dipikirkan Ghea. Sudah pasti, Samudera memikirkan sepanjang hari dan membayangkan malam romantis yang panjang  bersama Ghea. Samudera tahu, keangkuhan Ghea luntur dan rasanya malam ini ia ingin menggempur Ghea habis-habisan, hingga pagi bila perlu. Fantasi yang ia bangun selalu lebih panas dibanding film-film erotis yang pernah ia tonton. Dan kini kesempatan untuk mewujudkan fantasi itu serasa sangat dekat, di depan mata.

Pipi Ghea bersemu merah. Sebenarnya ia sangat malu. Ia datang untuk menyerahkan diri pada Samudera, tapi ia tak tahu bagaimana harus memulai. Ia tak berani membuat kontak mata dengan suaminya. Ia menunduk sementara mata awas Samudera mengamati setiap jengkal tubuh Ghea dengan hasrat yang perlahan naik.

"Kamu mau tidur di sini? Hanya malam ini?" tanya Samudera untuk mencairkan kebekuan.

Ghea memberanikan diri untuk menjawab. "Malam ini dan seterusnya."

Samudera menyinggungkan satu senyum. Ia tarik tangan Ghea hingga tubuh Ghea menghimpit tubuhnya. Tak hanya itu, Samudera mengurung tubuh istrinya hingga menghimpit dinding dan tanpa basa-basi, Samudera memagut bibir Ghea rakus sementara gerak terampil jari-jari Samudera mencari apa saja yang bisa ia lepaskan. Tali gaun Ghea, pengait bra, dan semua yang menempel di badan istrinya.

Ghea cukup memahami jika Samudera sudah menahan hasratnya sejak awal mereka menikah. Ia biarkan laki-laki itu berbuat sesukanya atas tubuhnya meski ia sedikit kewalahan menghirup napas karena Samudera seolah tak mau melewatkan kesempatan yang ada. Ia mencumbu bertubi-tubi, meninggalkan jejak di banyak titik dengan sapuan bibir dan lidahnya, dan berujung dengan tubuh mereka yang terbaring di ranjang.

Samudera melepas ciumannya hanya untuk mengamati ekspresi wajah istrinya yang begitu sensual. Ghea menatap Samudera dengan bara gairah tercetak jelas di bola matanya yang sayu. Ke mana rasa malu itu? Bukankah sekarang ia benar-benar polos di bawah kungkungan Samudera? Ghea bahkan tak peduli seberapa berantakan rambutnya dan tanpa sadar ia gigit bibirnya berulang kali. Hal ini menambah tingkat keseksian Ghea di mata Samudera. Keduanya hanya menginginkan malam yang intim, tak ada yang lain. Senyum dari kedua insan itu terlempar dengan netra yang saling memandang takjub. Ghea mengusap pipi Samudera. Dengan tangkas jari-jarinya menelusuri gurat wajah Sang Suami. Ia menyadari, betapa suaminya begitu menawan dengan rahang tegas dan tatapan yang selalu tajam. Samudera mengecup kening Ghea lalu perlahan menurun ke pipinya, ceruk lehernya, dan berujung di telinga Ghea. "Siap?" bisik Samudera lirih. Ghea mengangguk pelan. Keduanya kembali berciuman, menyesap manisnya dan aroma tubuh masing-masing yang membuat keduanya larut dalam romansa malam pertama yang tak akan terlupakan.

******

Mata Ghea perlahan terbuka. Diamatinya pelukan tangan Samudera yang melingkari pinggangnya. Tubuh polosnya hanya tertutup selimut. Ia tersenyum mengingat malam panas yang ia lalui bersama Sang Suami. Malam pertama yang mendebarkan. Meski ia sempat merasa aneh begitu juga Samudera yang juga merasa sedikit kaget karena banyak fantasi yang meleset, tapi pada akhirnya mereka berhasil mengukir kenangan manis di malam pertama mereka.

Ghea bahkan tak mampu menjelaskan secara gamblang apa yang ia rasakan. Semua bercampur menjadi satu. Gugup, deg-degan, ada rasa sakit bercampur asing yang sempat membuatnya takut. Di sisi lain ada sensasi yang menerbangkannya, membuatnya terlena merasakan indahnya surga dunia. Samudera memperlakukannya begitu lembut dan menepis segala ketakutan yang bercokol di benak Sang Istri.

Ghea berbalik lalu menatap Samudera yang masih terpejam. Bagaimana bisa ia menahan diri untuk tidak jatuh cinta, sementara Samudera memenuhi segala kriteria yang ia inginkan dari seorang suami. Ia salah sangka ketika mengira Samudera sudah berpengalaman. Faktanya, malam ini juga malam pertama untuk Samudera. Lalu kenapa laki-laki itu tampak begitu profesional dan tak canggung? Ghea lupa, laki-laki memang lebih ahli untuk urusan begini dan mendominasi. Senyum lagi-lagi terkerling di kedua sudut bibirnya.

Seolah merasa tengah diperhatikan, perlahan kedua mata Samudera pun terbuka. Wajah Ghea yang tersenyum terpampang di hadapannya. Rasanya seperti mimpi. Semalam ia begitu intim bersama Ghea. Rasa penasaran akan indahnya malam pertama terjawab sudah. Ghea telah menjadi wanitanya seutuhnya. Ia bangga menjadi laki-laki pertama yang menjamah tubuh istrinya dan ia juga bangga karena Ghea juga menjadi wanita pertama yang ia sentuh. Malam pertama yang menakjubkan dengan ikatan yang sudah halal.

Keduanya saling menatap lalu tersenyum. Samudera mendaratkan kecupan di kening istrinya. "Terima kasih untuk semuanya."

"Gimana rasanya?" tanya Ghea tanpa sungkan.

Samudera mengeratkan pelukannya. Ia kecup kening Ghea sekali lagi. "Luar biasa ...." Belum cukup sampai situ, Samudera kembali berbisik lirih, "nikmat ...."

Tanpa bisa dijelaskan dengan teori, tiba-tiba hasrat itu kembali terbangun. Masih ada waktu beberapa jam sebelum subuh. Dan mereka memanfaatkan kesempatan itu dengan baik, mengulang kembali momen panas yang telah mereka lalui semalam.

******

Pagi ini Samudera tampak tergesa-gesa menyiapkan segala sesuatu. Ia menuruni tangga dengan langkah cepat sementara kedua tangannya menenteng tas kerja dan kaos kaki. Samudera duduk di ruang tengah. Ia mengenakan kaos kaki dengan terburu-buru, berkejaran dengan waktu.

Ghea yang sudah selesai menyiapkan bekal untuk suaminya melirik Samudera yang tengah sibuk dengan aktivitasnya.

"Nggak sarapan dulu, Mas?" Mulai hari ini dan seterusnya Ghea membiasakan diri untuk memanggil suaminya "Mas". Ingin memanggil "Sayang", tapi masih sedikit kaku.

"Nggak sempat. Sudah siang. Aku takut terlambat." Selesai mengenakan kaos kaki, Samudera berjalan mendekat ke arah istrinya.

"Hari ini jadi rekor aku berangkat kesiangan." Samudera tersenyum. Bagaimana tidak kesiangan. Sebelum Subuh mereka kembali memadu kasih. Setelah mandi dan salat Subuh, ia kembali bermesraan dengan istrinya. Niat hati hanya ingin sekadar mencium, nyatanya berlanjut lebih. Alhasil mereka mandi lagi untuk kedua kali.

"Salah siapa coba terlambat?" Ghea meledek dan tersenyum puas. Kalau bisa, ia ingin mengurung Samudera seharian di rumah.

Samudera tertawa renyah. "Kamu yang bikin aku telat. Habisnya kamu menggoda banget." Samudera mengacak rambut Ghea asal.

"Udah sana berangkat. Aku udah siapin bekal juga."

"Makasih, Sayang." Samudera mencium pipi Ghea dan ini membuat Ghea semakin tersipu.

"Aku berangkat dulu, ya." Rasanya masih kurang jika Samudera belum mencium bibir istrinya sekali lagi. Ia kembali mendaratkan kecupan di bibir istrinya dan melumat singkat.

"Love you ...."

Ucapan Samudera menggetarkan hati Ghea. Pertama kali Samudera menyatakan rasa cintanya. Sesaat Ghea berpikir, kata-kata itu keluar dari hati Samudera atau sebatas pernyataan formal untuk menghangatkan hubungan mereka? Ghea tak peduli. Rasanya ia pun ingin mengucapkan ribuan kata cinta untuk berterima kasih pada Samudera karena laki-laki itu membuatnya merasa berarti.

"I love you too." Ghea tersenyum lebar. Ia rasakan sorot mata Samudera memancarkan keteduhan. Hanya dengan menatap matanya, Ghea merasa terlindungi karena ada sosok yang begitu mengayomi.

Ghea melepas Samudera hingga ke halaman. Laki-laki itu memutuskan untuk berkendara dengan motornya agar lebih praktis dan lebih cepat tiba di kampus.

Ghea menatap kepergian Samudera dengan perasaan berbunga. Apakah ia benar-benar jatuh cinta?

******

Pendek tapi sweet haha. Hari ini dan besok aku ada kul, jadi mungkin gak sempat untuk update. Mudah2an masih bisa nyempetin ngetik. Yg mau follow ig-ku silakan ya. Aku ada beberapa akun.
Akun personal : gege_akabarra2
Akun khusus foods n art: gegeraha07
Akun khusus karya tulisan: archaeopteryx21
Makasih ❤

Update: aku udah lulus kuliah nov 2022, ini kayak nostalgia aku nulis cerita ini mungkin udah setahun lamanya haha, dan insya Allah akan aku usahakan utk nulis sampai tamat

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro