Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 6 (END)

Lucy beserta teman-teman hewannya berjalan menuju rumah. Lucy terlihat begitu gembira. Walaupun hanya sebentar dan mungkin ini terakhir kalinya ia dapat merasakan kebahagiaan seperti dulu,ia tidak akan menyesalinya.

Srashh

"Hujan..." gumam Lucy lalu ia tertawa. Dia segera berlari kembali ke rumah.

Krek

"Tadaima" ujar Lucy. Ia tersenyum tipis lalu bergegas memasuki kamarnya. Ia segera mengambil sebuah kotak lalu menyimpan sepatu kacanya yang tertinggal sebelah.

"Ternyata pemuda pirang itu baik sekali"

"Kau terlihat senang sekali, Mira. Memangnya ada apa?"

"Aku bertemu pemuda pirang yang sangat baik kepadaku,Kaasan"

Lucy mendengar suara ibu dan kedua saudari tirinya,sepertinya mereka baru saja pulang ke rumah. Ia panik lalu segera menutup kotak itu dan menyimpannya di tempat yang aman agar tidak diketahui oleh mereka.

Ia bergegas menuju ke lantai bawah. Ia juga tidak sempat mengganti pakaiannya yang basah dan kotor akibat tanah.

Ia berlari menuju ke dapur dengan tergesa-gesa. Setelah sampai di sana,ternyata ibu dan kedua saudari tirinya sudah berada di sana.

"Hei,kenapa bajumu bisa basah dan kotor seperti itu?" tanya Cana dingin. Lucy tersenyum.

"Aku bermain hujan tadi. Kalian mau teh hangat? Akan segera kubuatkan. Pasti kalian lelah kan setelah dari pesta dansa?" tanya Lucy ramah lalu segera membuatkan teh untuk mereka. Cana sedikit curiga dengan sikap dan tingkah Lucy hari ini. Begitu juga dengan Mira dan Lisanna, tetapi mereka tidak terlalu peduli dengannya dan kembali berbincang-bincang.

"Argh,gara-gara gadis misterius tadi aku tidak bisa berdansa dengan si penerus Dragneel Corp itu" ujar Lisanna kesal.

"Sabar Lisanna, mungkin hari ini bukan hari keberuntunganmu. Lagian kan si penerus Dragneel Corp itu belum memilih siapa pun kan?" sahut Mira. Lisanna mengangguk.

"Nah,mungkin suatu saat kau bisa berkenalan dengannya atau bisa saja kalian menjadi suami istri suatu hari nanti" goda Mira sambil menutupi mulutnya. Lisanna hanya memayunkan bibirnya.

Di saat Lucy mendengar semua perbincangan kedua saudarinya itu,dia tersenyum tipis. Dia mengingat-ingat saat berdansa dengan Natsu, bermain petak umpet yang melelahkan dengannya,dan saat dia menaiki ayunan yang berada di tengah labirin itu. Dia terlalu terhanyut dalam pikirannya sampai-sampai dia merasa seperti masih berada di pesta dansa itu.

Sementara itu, Cana terus mengawasi Lucy. Pandangan matanya tidak lepas dari Lucy, dia merasa curiga dengannya.

"Ini teh hangat kalian" ujar Lucy sembari meletakkan tiga cangkir berisi teh hangat.

"Terima kasih" ujar Cana dingin lalu meminum tehnya. Lucy masih tersenyum kepada mereka sampai ia tidak sadar bahwa tadi pertama kalinya Cana berterima kasih kepadanya,walaupun dengan wajah datarnya. Ia benar-benar tidak menyadarinya.

"Mending kau ke kamarmu dan ganti bajumu,aku sedikit risih melihatnya" ujar Mira. Lucy hanya mengangguk dan segera pergi ke kamar.

Di sisi lain

"Oy flamebrain,aku penasaran sekali dengan gadis yang kau ajak berdansa tadi. Dia siapa?" tanya Gray. Natsu menatap tajam Gray.

"Dasar,curious" jawab Natsu dingin. Perempatan siku-siku muncul di dahi Gray. Ia lalu menonjok wajah Natsu.

"E buset! Ditanyain baik-baik,jawabannya kayak gitu!"teriak Gray. Natsu berdecih sembari mengusap wajahnya.

"Lagian kenapa sih,kepo amat?!" tanya Natsu.

"Ya memastikan saja. Kau kan dari sekolah seperti tidak tertarik dengan gadis,aku sampai mengira kau penyuka sejenis" jelas Gray.

Buak

"GILA LU!" teriak Natsu tidak terima dikata penyuka sejenis dan sebagainya sampai ia memukul Gray hingga jatuh tersungkur.

(Author : Entah kenapa Author lebih nyaman klo Gray sama Natsu pakek bahasa gahool :v)

"Ealah,santai,aku cuma mastiin aja" jelas Gray enteng lalu segera berdiri. "Kau pernah bertemu dengannya?" tanyanya.

"Ya" jawab Natsu singkat lalu pergi dari hadapan Gray.

"HOY FLAMEHEAD! JAWABAN APA-APAAN ITU?! JELASIN WOI!"

Saat Natsu berjalan menjauh dari Gray,tiba-tiba datanglah seorang pelayan ke arahnya.

"Maaf tuan muda, tuan memanggil anda untuk segera menemuinya" ujarnya. Natsu hanya bergumam.

"Etto,tuan muda...kenapa anda membawa sepatu kaca? Dan itu cuma sebelah" tanya pelayan itu heran. Natsu langsung menatapnya seperti mengatakan kau-diam-saja-dan-tidak-usah-banyak-bertanya. Pelayan tadi langsung gugup lalu segera permisi untuk kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Hah~"

Di ruangan Igneel

"Kemari anakku" panggil Igneel dengan senyuman cerah bagaikan matahari yang bersinar terang di pagi hari. (Readers : Alay banget lu,Thor!)

"Ayah ada perlu apa memanggilku?" tanya Natsu lalu segera duduk di sofa sebelah Igneel.

"Ayah ingin bertanya padamu. Siapa gadis misterius yang membuatmu tertarik itu?" tanya Igneel penasaran.

"Entahlah Ayah, aku belum mengetahuinya lebih jauh,bahkan namanya saja aku tidak tahu" jawab Natsu lesu.

"Lalu,bagaimana? Apa kau menyukainya? Ayah tidak pernah melihatmu sebahagia itu saat berdansa dengannya" tanya Igneel lagi. Natsu terdiam, wajahnya sedikit menunduk lalu ia mengangguk. Igneel sedikit tersenyum.

"Kau memilihnya dan ingin mencari gadis misterius itu?" tanya Igneel.

"Ya,Ayah!" jawab Natsu mantap. "Tetapi,aku hanya memilik satu petunjuk yaitu sepatu kaca ini" lanjut Natsu sambil memberikan sepatu kaca itu ke Igneel.

"Hanya ada satu cara,yaitu seluruh gadis yang diundang itu harus mencoba memakai sepatu kaca ini" ujar Igneel.

"Tetapi, penduduk dan rumah-rumah di kota Fiore itu banyak,Ayah!" sanggah Natsu.

"Kau mengeluh?"tanya Igneel. Natsu terdiam sebentar.

"Tidak"

"Kalau begitu kau besok,bersama dengan teman-temanmu pergi untuk mencari gadis misterius itu" ujar Igneel. Natsu tersenyum.

"Baiklah, Ayah" ucapnya.

Esoknya

"Jadi,kita akan berkeliling ke seluruh penjuru Fiore?" tanya Erza sambil memainkan kunci mobilnya. Natsu mengangguk mantap.

"Hadeh~ itu akan memakan waktu yang lama untuk menemukan gadis itu" ujar Erza.

"Mau gimana lagi,Za" sahut Gray ditambah dengan anggukan dari Jellal.

"Kota Fiore juga tidak terlalu besar kok" tambah Levy. Erza menghela napas panjang.

"Baiklah, kita akan memakai mobilku. Cepat naik" ujar Erza lalu segera menaiki mobilnya. Natsu, Jellal, Gray, Gajeel, dan Levy langsung mengangguk dan segera memasuki mobil milik Erza.

"Baiklah, kita akan ke bagian Selatan dulu" gumam Erza.

Mereka pergi ke rumah-rumah yang terdapat seorang gadis di sana. Mereka terus berputar-putar mengelilingi Fiore dan mengecek satu persatu rumah hanya untuk menemukan gadis misterius itu.

Yah,mungkin membawa Natsu ke sana bukanlah ide yang baik. Kenapa aku mengatakan itu? Karena mereka akan lebih kesulitan untuk mencari gadis itu dan mungkin saja waktu yang mereka butuhkan semakin banyak. Penyebabnya ada 2, yaitu :

1. Penyakit mabuk kendaraannya

"Sepertinya kau tadi tidak usah ikut saja" ujar Gray sembari menjauhkan Natsu darinya,um,bukan dengan tangannya,melainkan kakinya.

"Tetapi,ugh,aku ingin segera menemukannya,ugh"jawab Natsu sambil menahan mual. Akan kuberi tahu tempat duduk mereka. Erza dan Jellal duduk di bagian depan,Natsu dan Gray di bagian tengah,sedangkan Levy dan Gajeel di bagian belakang.

"Gihee,dasar lemah kau,salamander" ejek Gajeel.

"Sialan kau,ugh,metalhead"

"Tahanlah sebentar lagi Natsu, sebentar lagi kita sampai ke rumah selanjutnya" ujar Levy.

2. Kebanyakan fans

Dok dok dok

"Permisi" ujar Gray.

Ceklek

Pintu rumah itu terbuka, lalu terlihatlah seorang gadis berambut hitam panjang.

"Ya,ada perlu apa?" tanya gadis itu. Saat Gray ingin menjelaskan,si Natsu langsung memotongnya.

"Aku lupa bilang kalau gadis itu berambut pirang. Kita ke rumah selanjutnya saja"ujar Natsu. Mata gadis itu tiba-tiba saja berubah menjadi hati.

"KYAA,NATSU-SAMA!" gadis itu berteriak histeris sambil mencoba memeluk Natsu. Keringat dingin langsung keluar dari wajah Natsu.

"Ayo cepat lari,icehead!" teriak Natsu sambil berlari menjauh dan menarik kerah baju Gray. Wajah Gray langsung berubah menjadi ungu karena kesulitan untuk bernapas.

"Hah hah,sudah kubilang kan rambutnya itu pirang,bukannya hitam! Hah" ujar Natsu terengah-engah.

"Sialan,flamehead! Aku hampir mati tadi!" bentak Gray.

"Loh,kok ini masih hidup?" tanya Natsu polos sambil menunjuk Gray.

"KUBILANG HAMPIR,DASAR IDIOT!" teriak Gray lalu memukul Natsu. Natsu yang tidak terima pun memukulnya balik.

"Ekhm,sudah selesai?" tanya Erza yang tiba-tiba datang. Natsu dan Gray langsung menghentikan perkelahiannya.

"U-udah kok,Za"

"Cepat ke rumah selanjutnya, ini sudah hampir malam!"teriak Erza.

Pada akhirnya, usaha mereka tidak membuahkan hasil apa-apa untuk hari ini. Bukannya menemukan gadis itu,mereka malah sempat dikejar oleh waria fansnya Natsu.

Di mobil

"Besok kau tidak usah ikut,jadi semakin merepotkan saja" ujar Gray kesal dan diangguk oleh Gajeel.

"Ya,Natsu, itu benar. Lelah aku dikejar-kejar oleh fansmu" ujar Levy sambil meletakkan kepalanya di kaca jendela.

"TIDAK BISA POKOKNYA,ugh..."

"BAKA, JANGAN MUNTAH DI MOBIL!!"

"KYAA,BAU SEKALI NATSU!"

"TIDAAK!! MOBILKUU!!"

Besoknya

"Aku mau ikut!" teriak Natsu sambil meronta-ronta dari Gray dan Gajeel yang sedang menahannya.

"Kau di sini saja Natsu, biar aku dan pelayanmu saja yang keliling kota" ujar Jellal.

"Tidak! Pokoknya ikut ya ikut!" teriak Natsu seperti anak kecil yang minta ikut pergi bersama ibunya.

"Hoy Erza, bantuin kami buat nahan si flamehead ini" panggil Gray meminta tolong. Erza mengambil kunci mobilnya.

"Aku harus membersihkan mobilku,sampai jumpa" ujar Erza lalu masuk ke mobilnya dan segera pergi. Gray, Natsu, Gajeel, dan Jellal bersweatdrop ria.

"Hah~ serahkan saja padaku, Natsu. Jika aku sudah menemukan gadis itu, aku akan segera menelponmu"ujar Jellal lalu segera pergi bersama dengan pelayan keluarga Dragneel.

"Jellal,tunggu! Lepaskan aku,icehead,metalhead!" teriak Natsu.

"Kami tidak akan melepaskanmu,gihee" ujar Gajeel dengan senyuman mengerikannya.

"Tinggal mencari gadis yang kakinya pas dengan sepatu kaca ini kan?" gumam Jellal. Sepertinya dia lupa jika gadis itu berambut pirang. Ia pun segera menyebarkan berita ini sembari berkeliling mencari gadis itu.

Hari demi hari pun berlalu,tetapi Jellal dan pelayan keluarga Dragneel masih belum menemukan gadis itu. Sementara itu, berita tentang siapa saja gadis yang kakinya pas dengan sepatu kaca itu akan segera bertemu dengan si penerus Dragneel Corp mulai menyebar dengan cepat.

Di suatu rumah

"Ibu ibu,kapan giliran kita?" tanya Lisanna antusias. Cana mengangkat bahunya.

"Entahlah, bersabarlah sedikit, mungkin sebentar lagi adalah giliran kita"

"Semoga saja kakiku pas dengan sepatu kaca itu,Mira-nee" ujar Lisanna kepada Mira.

"Kuharap juga begitu,imouto-ku"

Lucy terdiam saat mendengar pembicaraan mereka dan sedikit terkejut. 'Natsu,mencariku?'gumamnya heran. Lalu,sebuah senyuman manis muncul di wajah cantiknya. Ia lalu segera pergi ke kamarnya. Tanpa ia sadari,Cana sedang melihat ke arahnya.

Lucy segera mengambil kotak di mana ia menyimpan sepatu kacanya. Saat ia membuka kotak itu,sepatu kacanya yang ia simpan tidak ada hingga membuat dia panik.

"Are,sepatu kacaku di mana?" ujarnya bertanya-tanya.

"Seingatku aku tidak pernah memindahkannya" ujarnya lagi sambil mencari-cari sepatu kacanya di seluruh kamarnya.

Krek

"Kau mencari ini,gadis misterius?" tanya seseorang yang berada di depan pintu kamar Lucy. Lucy pun segera menoleh ke arahnya.

Terlihat Cana yang sedang membawa sepatu kacanya dan bersandar di tembok dekat pintu. Senyumnya mengembang. Ia pun berjalan menghampiri Lucy.

"Tak kusangka ternyata gadis misterius itu ada di rumahku. Hahaha,aku sampai tidak menyadarinya, kau sungguh pintar,putriku" ujar Cana dengan nada yang sedikit mengejek. Lucy menggigit bibir bawahnya.

"Kembalikan sepatu kacaku,ibu" ujar Lucy dengan ekspresi marahnya. Cana mengangkat sepatu kaca itu sampai setinggi wajahnya.

"Ini? Maaf,sepatu ini sangat bagus,aku ingin sekali memilikinya" ujar Cana. Lucy mencengkeram erat bagian bawah dress lusuh yang dipakainya.

"Kembalikan itu padaku" ujarnya pelan. Cana berjalan ke pintu kamar Lucy.

"Jika putriku tidak bisa bersama dengan si penerus Dragneel Corp itu, kau juga tidak boleh bersamanya"ujar Cana lalu memukul dengan keras sepatu kaca itu ke tembok.

Pyaar

Tubuh Lucy bergetar,pupil matanya melebar dan berkaca-kaca,mulutnya menganga. Lalu, ia menundukkan wajahnya.

"Beraninya kau..." gumamnya dengan suara yang bergetar.

"Kau di sini saja,tak usah ke mana-mana!" ujar Cana dengan sedikit membentak lalu pergi dari kamar Lucy dan mengunci pintu kamarnya.

Lucy terduduk lemas sambil melihat serpihan kaca itu. Hatinya benar-benar hancur,ia ingin sekali menangis,tetapi air matanya tak kunjung keluar dari kedua matanya. Ia sangat sedih, tetapi di sisi lain ia mencoba untuk tegar dan lebih kuat. Ia menarik ujung bibirnya untuk mengukir sebuah senyuman tipis di wajahnya.

"Hah...mungkin inilah takdirku" gumamnya.

••••

"Ini rumah terakhir yang kita kunjungi hari ini,Jellal-sama?" tanya seorang pelayan kepada Jellal. Jellal mengangguk mantap.

"Kita sudah mencari gadis itu ke mana-mana, tetapi tetap tidak menemukannya. Argh,aku hampir putus asa karena ini" ujar Jellal sedikit kesal.

Cklek brak

Jellal beserta pelayan keluarga Dragneel segera keluar dari mobil dan berjalan ke rumah milik keluarga Lucy.

"Mungkin ini adalah rumah terakhir aku mencari gadis itu,aku sudah lelah" ujar Jellal lemas. "Cepat kau tekan belnya" pinta Jellal ke salah satu pelayan. Seorang pelayan mengangguk dan segera menekan bel rumah itu.

Ting tong

"Ibu,mereka datang! Mereka datang,kyaa!" teriak Lisanna histeris sambil melihat ke luar dari kaca jendela rumahnya.

"Ibu akan membukakan pintunya,kalian tunggulah di sini" ujar Cana lalu segera berjalan ke arah pintu.

Cklek

"Owh,kalian sudah datang. Silakan masuk" ujar Cana ramah sambil membukakan pintu untuk mereka.

'Huh,syukurlah aku tidak perlu menjelaskannya lagi'batin Jellal lega.

Mereka pun segera memasuki rumah yang cukup di bilang besar itu. Lalu,Cana menyuruh mereka untuk segera pergi ke ruang tamu karena kedua putrinya sudah menunggu di sana.

"Baiklah, kau yang pertama. Tolong sepatu kacanya" ujar Jellal kepada Mira lalu meminta seorang pelayan untuk mengambilkan sepatu kacanya. Setelah menerima sepatu kaca itu, ia segera memakaikannya ke kaki Mira. Sungguh disayangkan kaki Mira tidak muat karena kakinya lebih besar dari sepatu itu.

"Maaf,bukan anda orangnya" ujar Jellal. Mira hanya tersenyum manis.

"Memang bukan aku yang berdansa bersamanya" gumam Mira. Setelah itu, Jellal mencoba memakaikan sepatu itu ke kaki Lisanna, tetapi sepatu itu tetap tidak muat.

"Aduh kakiku, sebenarnya ini sepatu kaca siapa sih? Kecil sekali" ujar Lisanna kesal dan sedikit kecewa. Jellal pun segera melepaskan sepatu kaca itu dari kaki Lisanna.

"Sepertinya kedua putri anda bukan pemilik dari sepatu ini,nyonya" ujar Jellal.

"Benarkah? Sungguh disayangkan"ujar Cana sambil menepuk bahu kedua putrinya.

Di kamar Lucy

"Aku sudah tidak apa-apa, kalian tidak perlu khawatir" ujar Lucy sambil memandang teman-teman tikusnya. Tikus itu hanya bercitcit.

"Mungkin pesta itu akan menjadi kenangan terindahku" ujar Lucy lalu berjalan mendekati jendela sembari bernyanyi. Teman-teman tikusnya seperti sedang membicarakan sesuatu. Setelah itu, mereka bekerja sama untuk membuka jendela.

Jendela kamar yang terbuka sedikit itu membuat suara Lucy dapat terdengar sampai luar. Jellal yang sudah berada di luar rumah merasa heran. Ia lalu bertanya kepada Cana yang akan menutup pintu rumah.

"Nyonya,benarkah hanya ada dua gadis di dalam rumah anda?" tanya Jellal dengan sopan.

"Iya,aku hanya memiliki dua orang putri saja" jawab Cana.

"Saya penasaran siapa orang yang sedang bernyanyi itu"ujar Jellal lagi.

Cana terkejut,'Kenapa dia harus bernyanyi'batinnya geram.

"Aku tidak mendengarkan suara apapun,mungkin anda salah dengar" ujar Cana.

"Tetapi saya mendengarnya dengan jelas,sepertinya suara itu berasal dari lantai atas rumah anda,nyonya" tukas Jellal sedikit tersenyum. "Biarkan saya melihat-lihat sebentar, nyonya"

"Sudah kubilang aku hanya memiliki dua orang putri" ucap Cana dengan nada sedikit tinggi.

Cklek

Mereka semua terdiam saat mendengar suara seperti pintu mobil terbuka. Mereka pun menoleh ke arah mobil yang dibawa Jellal. Terlihat seperti ada seseorang yang keluar dari sana dengan merayap.

"ASTAGA,SADAKO!" kaget mereka bersama-sama.

"Aku bukan sadako,ugh" ujar orang itu dan ternyata adalah Natsu yang sedang menahan mualnya.

"Natsu-sama!" teriak para pelayannya khawatir lalu menghampiri Natsu.

"Wanita itu seperti sedang menyembunyikan sesuatu ,Jellal" ujar Natsu sembari mencoba untuk berdiri.

"A-aku mengatakan yang sejujurnya,tuan!" teriak Cana.

"Lalu,siapa orang yang sedang bernyanyi itu? Biarkan kami melihatnya sebentar atau aku perlu memanggil polisi untuk mengeceknya?" ujar Natsu dengan sedikit ancaman. Cana tidak bisa berkata apa-apa lagi lalu mempersilakan mereka memasuki rumahnya.

"Biar temanmu saja yang mengeceknya. Kau tunggu saja di ruang tamu" ujar Cana dingin. Natsu hanya menurut dan menunggu di ruang tamu.

Cklek

Pintu kamar Lucy terbuka. Lucy sedikit terkejut dan segera menghadap ke pintu kamarnya.

"Dia hanya seorang gadis lusuh" ujar Cana.

"Biarkan ia mencoba memakai sepatu kaca itu" ujar Jellal. Cana berdecak kesal lalu berjalan ke arah Lucy.

"Kau...kenapa kau bernyanyi tadi?!" tanya Cana lalu bersiap menampar Lucy,tetapi tangan kanannya sudah dihentikan oleh Jellal.

"Kau mau menamparnya,nyonya?" tanya Jellal dengan tatapan tajam.

"Aku adalah ibunya" jawab Cana.

"Aku tak pernah menganggapmu sebagai ibuku" perkataan Lucy membuat Cana tersentak kaget. Lalu,Jellal bersama Lucy segera pergi ke ruang tamu karena Natsu sedang menunggunya dan meninggalkan Cana yang mematung.

Di ruang tamu

"Hah..." Lucy terus menghela napas. Ia melihat dirinya di depan cermin. Ia berpikir mungkinkah ia pantas bersama dengan Natsu.

Natsu melihat Lucy yang berada tepat di depannya. Ia tersenyum lebar.

"Akhirnya aku menemukanmu"

"Kau tahu,Natsu. Aku hanya seorang gadis lusuh,tak memiliki orang tua,dan tidak sekaya dirimu" jelas Lucy.

"Lalu? Aku tidak peduli kau berasal dari mana,aku tak peduli kau dari keluarga terpandang atau tidak,yang kulihat hanyalah kau,Luce"

"T-tunggu,dari mana kau tahu namaku? Um dan kau sedikit salah saat mengatakannya"

"Aku tahu dari saudarimu"jawab Natsu dengan cengirannya. Lucy langsung menoleh ke kedua saudarinya. Mereka tengah tersenyum kepada Lucy. Bukan senyuman mengejek atau merendahkan,melainkan senyuman manis dan tulus. Lucy merasa senang sekali.

"Bolehkah?" tanya Natsu sambil memegang sepatu kaca. Lucy mengangguk dan Natsu pun segera memakaikannya ke kaki Lucy. Ternyata sepatu kaca itu pas di kakinya,tidak longgar ataupun sempit,sepertinya sepatu kaca itu hanya untuknya seorang.

"Maukah kau menikah denganku,Nona Luce?"

"Ya" jawab Lucy tersenyum bahagia. Mereka pun segera keluar dari rumah. Sebelum keluar dari sana,Lucy melihat Cana yang sedang berdiri di tangga.

"Aku sudah memaafkanmu dan kedua putrimu juga" ujar Lucy tersenyum hangat. Mata Cana berkaca-kaca. Natsu dan Lucy pun segera pergi dari sana.

Skip time

Natsu dan Lucy berdiri di altar pernikahan. Natsu memakai jas putih yang membuatnya semakin tampan,sedangkan Lucy memakai gaun putih yang indah dan membawa sebuket bunga mawar di tangannya. Di sanalah tempat mereka mengatakan janji mereka.

"Natsu Dragneel, apakah kau bersedia menikahi Lucy Heartfilia dalam suka maupun duka?" ujar sang pendeta.

"Ya,aku bersedia. Aku berjanji akan membuatnya bahagia,melindunginya,dan selalu mencintainya" ujar Natsu. Pendeta itu beralih ke Lucy.

"Lucy Heartfilia, apakah kau bersedia menikahi Natsu Dragneel dalam suka maupun duka?"

"Ya,aku bersedia. Aku berjanji akan membuatnya bahagia dan selalu mencintainya"

"Silakan pengantin pria mencium sang pengantin wanita"

Natsu berbalik menghadap Lucy. Ia mendekat,semakin dekat,semakin dekat.

"Argh, Luce, bisakah kau tidak menatapku seperti itu? Aku jadi semakin gugup" ujar Natsu yang wajahnya semerah kepiting rebus.

"Lalu kau ingin aku apa?" tanya Lucy.

"Tutup matamu"jawab Natsu. Lucy menutup matanya. Walaupun matanya tertutup,ia masih merasa gugup.

Wajah Natsu mendekat ke wajah Lucy hingga jaraknya hanya sekitar 5 centi.

Cup

Setelah 30 detik,Natsu melepaskan ciumannya.

"Kalian sudah resmi menjadi sepasang suami istri" ujar sang pendeta.

Seluruh tamu undangan bersorak-sorak,walaupun ada fans Natsu yang masih tidak rela. Natsu dan Lucy saling menatap satu sama lain.

"Terima kasih telah datang ke kehidupanku" ujar Natsu dengan cengiran.

"Seharusnya aku yang mengatakan itu,Tuan Dragneel" ujar Lucy. Lalu,mereka tertawa bersama.

"Aku mencintaimu Natsu/Luce"

Akhirnya mereka berdua hidup bersama dan bahagia...

END

Tak kusangka sudah selesai😅 lelah juga ngetik segini banyaknya.

Natsu : Thor,bayaran gue mana? Gue udah akting dengan baik loh

Author : Katanya ikhlas gak perlu dibayar

Natsu : Itu kan waktu duit gue masih,thor. Sekarang udah habis dan sekarang gue minta bayarannya

Author : Serah lu dah. Minna,terima kasih telah meluangkan waktu kalian demi ff absurd dan aneh ini. Gomen kalau Author punya salah atau ada kata-kata yang menyinggung🙏

Sampai jumpa di fanfiction ku yang lain minna~
Jangan lupa beri vote dan comment ya,arigatou ~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro