Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 3

"Jika dia adalah kebahagiaanku maka aku akan selalu mempertahankannya" Lucy

"Jika dia adalah seseorang yang ditakdirkan untukku maka aku akan mengejarnya" Natsu

Cinderella in Modern Life

"Astaga,udah jam 6!" panik Lucy lalu bergegas cuci muka dan segera turun ke bawah.

Hening

"Belum pada bangun ya? Syukurlah~" gumam Lucy lega. Lucy berjalan mengendap-endap ke kamar Mira dan Lisanna. Ia membuka pintu kamar dengan hati-hati. Terlihatlah Mira dan adiknya sedang tertidur pulas di atas tempat tidur.

Lucy menghela napas panjang lalu berjalan ke dapur untuk memasak sarapan. Raut wajahnya terlihat lebih bahagia daripada biasanya. Dia memasak sarapan dan bersenandung kecil.

"Siapa itu?" tanya seseorang di balik pintu. Lucy tersentak kaget lalu segera diam.

"Um,Lucy" jawab Lucy. Pintu dapur terbuka dan terlihat Mira yang sedang berdiri di sana sambil mengusap muka.

"Oh,sedang memasak ya? Ya sudah. Bangunkan aku jika sudah selesai" ujarnya lalu berjalan ke kamarnya lagi. Lucy tersenyum kecil.

"Ha'i"

30 menit kemudian

"Yosh,sarapan sudah selesai! Waktunya membangunkan ibu,Mira-nee,dan Lisanna" ujar Lucy senang. Lalu, ia berjalan ke kamar Cana terlebih dahulu.

Krek

"Ibu?" panggil Lucy. Kamar Cana sangat berantakan,apalagi ada banyak botol sake yang berserakan di mana-mana. Lucy sampai harus menutup hidungnya karena bau sake yang sangat menyengat.

Ia berjalan mendekati Cana yang tertidur pulas sambil memegang sebotol sake kosong.

"Ibu" ujar Lucy sambil menepuk-nepuk pelan bahu Cana.

"Hnm"

"Ibu,sarapan sudah siap" ujarnya lagi. Cana masih tetap tidak bangun.

"Ibu,ini sudah pagi loh. Waktunya sarapan" ujar Lucy untuk ketiga kalinya. Cana membuka matanya.

"Sudah pagi ya?" gumam Cana. Lucy mengangguk.

"Iya,sarapannya juga sudah siap. Aku akan memanggil Mira-nee dan Lisanna,ibu silakan ke dapur dulu" ujar Lucy dengan senyuman hangat lalu segera pergi dari kamar ibunya.

Di kamar Mira dan Lisanna

"Lisanna, Mira-nee,sudah pagi" ujar Lucy lalu berjalan ke jendela untuk membuka korden. Cahaya matahari masuk melewati kaca jendela membuat Mira sedikit membuka matanya.

"Hn? Sudah ya? Aku merasa baru saja tidur beberapa menit" gumam Mira sambil menggaruk kepalanya.

"Mira-nee, pergilah ke dapur dulu" ucap Lucy lalu berjalan mendekati Lisanna. "Aku yang akan membangunkan Lisanna" lanjutnya.

"Ya" jawab Mira singkat lalu pergi keluar dengan sedikit terhuyung-huyung. Lucy menoleh ke Lisanna. Lisanna yang tertidur pulas ,tak lupa dengkuran kecilnya sehingga membuat Lucy tertawa pelan.

"Ne,Lisanna, sarapan sudah siap. Ayo bangun" ujar Lucy. Lisanna bergumam kecil lalu segera berdiri dan pergi keluar tanpa sepatah kata pun. Lucy hanya dapat tersenyum tipis.

"Yah,waktunya membersihkan rumah" gumam Lucy.

"LUCYY!!" teriak seseorang. Lucy terlonjak kaget.

"Ya!" teriaknya agar terdengar sampai dapur.

"AMBILKAN SAKE YANG ADA DI KAMARKU!" teriak seseorang itu lagi yang sudah pasti adalah Cana.

"Kenapa ibu suka sekali mabuk-mabukkan,sih?" gumam Lucy sedikit bingung. "Ck,padahal itu kan tidak baik untuk kesehatan" gumamnya sweatdrop.

Skip time

"Aaaaaaa"

Lucy sedikit terganggu dengan suara nyanyian serta permainan piano Lisanna yang terdengar mengasal. Mira dan Cana juga terilihat sedikit terganggu,tetapi mereka tetap melanjutkan aktivitasnya.

"Kaasan! Bagaimana pendapatmu tentang gambaranku?" tanya Mira bersemangat.

"Kau menggambar apa?" tanya Cana bingung. Mira mengembungkan pipinya.

"Sebuah istana,ah,aku ingin sekali tinggal di sana" ujar Mira senang. Cana mengusap dagunya.

"Tidak terlihat seperti istana" gumam Cana.

"Mou,kaasan!" ujar Mira kesal. Lucy sedikit tersenyum.

"Kenapa senyum-senyum,ada yang lucu?" tanya Mira dengan muka datarnya. Lucy menggeleng.

"Um,tidak" jawab Lucy singkat.

"Sana lanjutkan pekerjaanmu!" perintah Cana lalu meneguk sakenya.

"Uhuk uhuk" Cana tersedak akibat meminum sake dengan terburu-buru. Lucy pun segera berlari mengambil segelas air putih lalu memberikannya kepada Cana.

"Ini ibu" ucap Lucy. Cana mengambilnya dengan kasar hingga membuat Lucy kaget.

"Agh,kupikir aku akan mati" ujar Cana lalu mengembalikan gelas itu ke Lucy.

"Kembalikan gelasnya" ucap Cana.

"AAAAAA~~"

Lucy spontan menutup telinganya. Ia tidak sadar jika  sedang membawa gelas kaca hingga melepaskannya dan membuat gelas itu pecah.

Pyar!

"Kyaa,apa yang kau lakukan,bodoh! Cepat bersihkan!" teriak Mira sambil mengangkat kakinya. Lisanna langsung menoleh ke kakaknya.

"Apa,apa?" tanyanya bingung. Lucy terkejut lalu segera mengambil sapu.

"Ck,dasar,gadis bodoh!" decak Cana.

"Ma-maafkan aku,aku tidak sengaja. Maaf"ucap Lucy meminta maaf. Cana berdecih.

"Iya-iya, sudah cukup banyak aku mendengarmu meminta maaf" ujar Cana malas.

"Makanya jangan ceroboh" ejek Lisanna sambil menutup pianonya.

Lucy segera membersihkan serpihan kaca-kaca tadi dengan sapu. Dia mengabaikan ejekan dari saudari-saudarinya. Setelah selesai, ia mengambil plastik untuk menempatkan serpihan kaca itu dan segera membuangnya.

••••

Di sebuah rumah bak istana

"Aku tidak mau,Ayah!"teriak seorang pemuda bersurai pink kepada ayahnya.

"Ck,umurmu sudah berapa,cepatlah cari pendamping hidupmu" ujar ayahnya.

"Aku hanya ingin menikahi seseorang yang benar-benar kucintai,Ayah!" teriaknya lagi.

"Astaga Natsu,kau sampai kapan ingin menunggu?" tanya sang Ayah,Igneel Dragneel.

"Tetap saja,aku tidak akan menyetujui perjodohan ini" ujar Natsu tanpa menatap Igneel. Igneel hanya menghela napas.

"Sebentar lagi kau akan meneruskan perusahaan ayah dan kau sudah dewasa sekarang,inilah waktunya untukmu mencari seseorang yang akan menjadi pendamping hidupmu" jelas Igneel. Natsu berdecih.

"Jika kau tidak ingin dijodohkan,ayah akan mengundang seluruh penduduk di Fiore terutama para gadis untuk menghadiri sebuah pesta yang akan ayah buat"ujar Igneel dengan senyuman licik.

"Argh,apalagi dengan itu!" teriak Natsu kesal sambil mengacak-acak rambutnya. Tiba-tiba dia terdiam sebentar.

'Tunggu,jika ayah mengundang seluruh gadis di Fiore akankah aku bertemu dengannya lagi?'batin Natsu. Ia sedikit menarik senyumannya.

"Baiklah,undang saja para gadis ke pesta,mungkin saja aku akan menemukan seseorang yang benar-benar ditakdirkan untukku" ujar Natsu yang akhirnya setuju dengan ayahnya. Igneel tertawa.

"Hahahaha,nah akhirnya kau setuju juga" ujar Igneel senang.

"Aku kan hanya bilang mungkin saja kalau ada" jawab Natsu malas.

"Bagaimana kalau tidak ada?" tanya Igneel. Natsu menunjukkan grin khasnya.

"Aku tidak akan memilih di antara mereka" jawab Natsu lalu berlari pergi meninggalkan Igneel. Terdengar Igneel yang terus memanggilnya untuk kembali,tetapi Natsu pura-pura tidak mendengar.

"Hey,kepala api! Jadi main basket tidak?!" tanya frienemy Natsu, Gray Fullbuster.

"Tentu saja,ice head" jawab Natsu bersemangat. Gray menyipitkan matanya.

"Kau terlihat aneh,kesurupan ya?" tanya Gray penasaran. "Jika iya akan kupanggilkan paranormal untukmu,aku mengenal seseorang yang terkenal dapat mengusir setan" saran Gray. Natsu langsung memukul muka Gray.

Buak

"ENAK AJA! GUE NGGAK KESURUPAN!" teriak Natsu tidak terima. (Author : bahasa gahool-nya keluar :v)

"SIALAN LO! GUE CUMA NYARANIN AJA,LAGIAN LO JUGA ANEH SENYAM-SENYUM SENDIRI!!" teriak Gray tidak terima lalu langsung memukul Natsu.

Buak trang bruk

"Ekhm..."

Natsu dan Gray reflek berhenti saling memukul. Terasa hawa-hawa aneh dan negatif yang mengelilingi mereka. (Author : hm...Robby,sepertinya saya mencium bau-bau mistis *digebuk readers*)

"Tuan-tuan,sudah selesai kah kalian berkelahinya?" tanya seorang gadis berambut scarlet yang tengah menatap tajam Natsu dan Gray. Natsu dan Gray langsung menoleh ke asal suara.

"..."

"Hm? Jawaban kalian?" tanya gadis itu.

"..."

"NIGEROO!! ADA BANTENG NGAMUK!!" teriak Natsu dan Gray bersiap melarikan diri,tetapi rambut mereka sudah ditarik oleh gadis itu lalu menatapkan kepala Natsu ke Gray dan Gray ke Natsu.

"E-Erza..."

Gadis itu adalah Erza Scarlet, teman masa kecil Natsu dan Gray. Sekarang Gray dan Erza bekerja di perusahaan yang sama yaitu perusahaan milik ayahnya Natsu.

"Kalian bilang apa tadi?" tanya Erza dengan aura hitam.

"E-enggak kok,Za. Kami cuma bercanda"jawab Gray yang mencoba untuk berdiri dan diangguk oleh Natsu.

"Iya,Za" tambah Natsu. Erza menghela napas.

"Baiklah, terserah kalian. Aku mengajarkan kalian tentang berkelahi bukan untuk hal seperti ini,melainkan untuk menjaga diri kalian"ujar Erza.

"Ha'i"

"Cepat, Jellal dan Gajeel sudah menunggu kalian di luar"ujar Erza.

"Kau ikut main basket,Za?" tanya Gray bingung.

"Aku hanya memanggil kalian berdua, setelah itu aku akan pergi bersama Levy" jawab Erza. Natsu dan Gray berohria.

"Udah dewasa masih mainan basket,jadi keinget waktu kecil dulu" gumam Erza tertawa kecil.

••••

Hari berikutnya

"Aku dengar-dengar nanti malam keluarga Dragneel akan mengadakan pesta dansa,loh!" seru seseorang yang berada di toko dekat Lucy dan kedua saudarinya berdiri.

"Katanya semua penduduk Fiore akan diundang terutama para gadis karena penerus Dragneel Corp akan segera memilih calon istrinya,kyaaa!" teriak gadis di sampingnya.

"He,benarkah? Kyaa,aku akan pergi ke sana!"

"Natsu?" gumam Lucy bingung. Lisanna menarik lengan kakaknya.

"Ne Mira-nee, apakah aku boleh ke sana?" tanya Lisanna girang. Mira mengangguk.

"Tentu saja,semua gadis kan diundang ke sana" jawab Mira.

"Kak" panggil Lucy. Mira menatap datar Lucy. (Author : maafkan Mira yang OOC banget *diinjek Mira* AMPUN MIRA-SAMA!)

"Apa?"

"Kak,memangnya kakak percaya dengan gosip itu? Apakah itu benar?" tanya Lucy. Mira tertawa.

"Kemarin aku melihatnya di televisi" jawab Mira. Lucy sedikit merasa senang.

'Jika aku ke sana apakah aku bisa bertemu dengannya lagi?'batinnya sambil tersenyum tipis.

Di rumah Lucy

"Kaasan!" panggil Lisanna.

"Apa?" tanya Cana. Lisanna mendekati Cana.

"Ne,bolehkah aku mengikuti pesta dansa keluarga Dragneel?" tanya Lisanna. Cana mengangguk mantap.

"Tentu saja aku memperbolehkan putriku,sana siap-siapkanlah gaun kalian" ujar Cana. Lisanna dan Mira mengangguk lalu pergi ke kamar.

"Lucy, bantu mereka untuk menyiapkan gaun" perintah Cana.

"Ha'i, ibu"

Lucy pergi membantu kedua saudarinya untuk persiapan pesta nanti malam. Ia sampai tidak mempunyai waktu untuk mempersiapkan dirinya sendiri dan itu membuatnya sedikit merasa sedih. Di sisi lain ia sangat senang karena melihat kedua saudarinya gembira.

Pukul 7 malam

Lucy sedang mempersiapkan gaun yang akan ia kenakan saat pesta nanti dengan sedikit bantuan dari teman tikusnya. Akhirnya ia dapat menyelesaikannya dengan waktu yang singkat.

Ia hanya menggunakan gaun biru muda peninggalan ibunya. Gaun itu panjangnya hanya di bawah lutut dan tidak sampai ke tanah. Rambutnya ia gelung dan diberi hiasan yang cantik.

"Bagaimana? Apakah cocok untukku? Ini adalah gaun milik ibuku" tanya Lucy kepada teman tikusnya. Seakan mengetahui perkataan Lucy, tikus itu mengangguk. Lucy tertawa kecil.

Setelah bersiap-siap,Lucy segera berjalan menuruni tangga. Dia merasa sangat senang,untuk pertama kali ia bisa pergi ke pesta dansa.

"Hei,mau ke mana kau?" tanya Lisanna saat Lucy hendak menginjak anak tangga terakhir. Lucy tersenyum manis.

"Aku akan pergi bersama kalian"jawabnya.

"Siapa yang memperbolehkanmu?" tanya Cana. Lucy sedikit gugup akibat pertanyaan Cana.

"Tidak ada,kan?" ujar Cana memastikan.

"Tapi ibu,a-aku ingin sekali pergi ke sana. Semua gadis di Fiore kan diundang ke sana" ujar Lucy.

"Bagaimana bisa seorang pembantu seperti mu mengikuti pesta bersama kami" ujar Cana dengan kalimat yang sangat menusuk.

Deg

"Pe-pembantu?" gumam Lucy. Lisanna mendekati Lucy. Ia mengusap dagunya sambil memperhatikan gaun yang Lucy pakai.

"Sepertinya gaun ini sudah berusia lama,akan kupastikan sebentar, ini masih kuat dipakai atau tidak"ujar Lisanna lalu menarik lengan gaun milik Lucy hingga robek. Mata Lucy melebar, mulutnya menganga.

"Li-Lisanna,a-apa yang kau lakukan?!" bentak Lucy. Matanya sudah mulai berkaca-kaca.

"Aku hanya memastikan gaun itu cukup kuat atau tidak" jawab Lisanna enteng lalu menarik bagian bawah gaun hingga robek lagi. Setelah itu lengan gaun sebelahnya.

"Sudah kubilang kan gaun ini sudah tidak kuat lagi,bagaimana jika kau memakai ini ke sana? Kau pasti akan menyesal"cibir Lisanna.

"Sudahlah Lisanna, ayo pergi" ajak Mira. Lisanna berjalan keluar bersama Mira.

"Kau jaga rumah saja" ujar Cana dingin lalu segera mengikuti kedua putrinya.

Lucy masih terdiam di tempatnya. Air matanya mengalir dari matanya,ia menggigit bibirnya. Kemudian ia berlari ke halaman belakang rumahnya yang lumayan luas.

Di halaman belakang

"Hiks hiks,m-maafkan aku kaasan" isak Lucy sambil memeluk erat lututnya.

"Maafkan aku,hiks,karena aku, gaunmu jadi rusak" gumam Lucy sambil menangis.

"Gomennasai, gomennasai" gumamnya sambil mengusap kedua matanya.

Illustrasinya :v

"Nak,apa yang kau lakukan di luar saat malam seperti ini?" tanya seseorang yang berdiri di belakang Lucy. Lucy tersentak kaget lalu segera menghapus air matanya dan menoleh ke belakang. Terlihat seorang nenek-nenek yang membawa tongkat dan tersenyum kepadanya.

"Tidak kok ,Nek"jawab Lucy.

"Kenapa kau menangis? Kau tidak apa-apa?" tanya sang nenek. Lucy menggeleng.

"Aku tidak apa-apa, tidak perlu khawatir, Nek" jawab Lucy lagi. Nenek itu duduk di samping Lucy.

"Bolehkah nenek meminta segelas air? Susu juga boleh,oh,tambah makanan juga boleh" ujar nenek itu sedikit kekanak-kanakan. Lucy bersweatdrop.

"Tunggu sebentar, nek,aku ambilkan dulu" ujar Lucy lalu segera masuk ke dalam rumah. Tanpa disadari nenek itu tersenyum misterius ke arahnya.

Di sebuah gedung pesta

"Dia belum datang juga" gumam Natsu. Seorang gadis kecil berambut biru berjalan menghampiri Natsu.

"Natsu-nii, kau sedang apa? Pesta dansanya akan dimulai loh" ujarnya bingung. Ia adalah Wendy Dragneel, adik semata wayang Natsu.

"Aku hanya melihat-lihat tamu yang datang" jawab Natsu.

"Cepat masuk ya Natsu-nii, sebentar lagi akan dimulai" ujar Wendy lalu pergi meninggalkannya.

'Kenapa kau belum terlihat juga,blonde?'gumam Natsu.

"Eh lihat! Itu Natsu-sama!" teriak fangirls Natsu.

"Argh,sial!" decak Natsu kesal lalu bersiap melarikan diri.

Kembali ke Lucy

"Nek,pelan-pelan makannya nanti tersedak" ujar Lucy.

"Ini enak sekali, nak" ujar nenek itu.

"Syukurlah kalau nenek senang" ucap Lucy lega. Nenek itu sudah selesai makan dan minum lalu meletakkan gelas serta piring itu dan segera berdiri.

"Nak,kau tahu,jika satu kebaikan akan mendatangkan kebaikan yang lain?" tanya nenek itu. Lucy menggeleng kecil.

"Aduh,sebentar, punggung nenek sakit" ujar nenek itu hingga membuat Lucy khawatir.

"Nenek tidak apa-apa?"

"Bwahahaha,bercanda" ucap nenek itu lalu tertawa keras. Lucy semakin merasa bingung.

"Hahaha,maafkan aku,sebenarnya ini bukan wujud asliku" ujar nenek itu. Lucy sedikit waspada dan mundur dua langkah.

"Kau tak perlu takut" ujar nenek itu lalu keluar cahaya gemerlapan mengelilingi tubuh nenek itu. Nenek itu berubah menjadi seorang gadis kecil berambut pirang pucat dan panjangnya sampai lutut. Ia juga membawa sebuah tongkat kecil dan di punggungnya terdapat sepasang sayap layaknya peri.

"ANAK-ANAK?!" kaget Lucy.

"Aku sudah dewasa!" teriak gadis itu tidak terima. "Asal kau tahu,umurku sudah 400 tahun!" tambahnya. Mata Lucy melotot.

"HEE?!!"

"Ah,sudah-sudah,jangan berteriak lagi" ujar gadis itu sambil memainkan tongkatnya.

"Se-sebenarnya kau siapa?!" tanya Lucy. Gadis itu tersenyum.

"Aku Mavis,Mavis Vermillion. Aku adalah peri"

TBC

Hai,sekarang Author udah bisa update terus minna! Habis ujian,tinggal menunggu hasilnya saja. Saia berdebar-debar, apakah ini yang dinamakan cinta?*abaikan.

Pokoknya Author udah bebas sekarang, hm,sepertinya aku harus membuat jadwal harian biar nggak bosen. Bosan di rumah~

Erza : Nih Author malah curhat,cepat ditutup chapter-nya! *lempar pisau dapur*

Uoh,mengerikan. Baiklah, akan Author akhiri... TERIMA KASIH TELAH MENGIKUTI CERITA AUTHOR, TUNGGU CHAPTER SELANJUTNYA YA!😆😆

Erza : NGGAK USAH PAKEK TERIAK!

Lucy : -_- abaikan saja mereka. Jangan lupa untuk vote dan comment-nya minna!

Tambahan : ini hanya parody Cinderella, cerita hampir sama, tetapi agak Author bedakan sedikit(sepertinya banyak deh). Maafkan jika OOC,aneh,dll,maklum saia baru pemula dan ini adalah cerita comedy-romance :v

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro