Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 2

Warning : gaje banget,aneh,absurd,OOC,typo(s),garing,dll!!

Pagi hari telah tiba,Lucy tengah tertidur pulas di tempat tidurnya yang lumayan keras itu. Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka,terlihat seorang gadis berambut putih pendek sedang menatapnya kesal.

Ia pun berjalan mendekati Lucy. Dia terlihat sedang ngedumel sesuatu, tapi entah apa itu Author juga nggak tahu (readers : GIMANA SIH?!).

"Hei, si kumuh,bangun!" bentaknya. Lucy hanya menggeliat lalu merubah posisi tidurnya. Lisanna sudah mulai kesal.

"HEI, NONA HEARTFILIA, MANA SARAPAN KAMI?!" teriak Lisanna sambil menarik tangan Lucy. Lucy langsung terbangun. Matanya terasa sangat berat akibat kurang tidur dan kelelahan.

"Hem? Apa?" gumam Lucy yang arwahnya belum seutuhnya kembali. Lisanna menggigit bawah bibirnya.

"Kenapa kau tidak segera bangun,hah?!" tanya Lisanna dengan membentak Lucy. Lucy langsung tersadar dan langsung berdiri.

"Ma-maafkan aku,aku terlalu kelelahan" ujar Lucy meminta maaf.

"CEPAT KE BAWAH,KAMI SUDAH MENUNGGUMU DARITADI!" teriak Lisanna, sedangkan Lucy mengangguk mengerti dan segera pergi ke lantai bawah.

"Tch"

Di dapur

"Hei kau,kenapa baru saja turun,hem?" tanya Cana geram sambil memegang botol sake kesayangannya itu. Lucy tersenyum kikuk dan memegang belakang kepalanya.

"Maaf ibu,aku masih tidur akibat kelelahan" jawab Lucy gugup. Cana mengagkat sebelah alisnya lalu meneguk sake yang dibawanya.

"Ya sudah, cepat kau selesaikan tugasmu!" perintah Cana.

Mira sedang menonton TV di ruang keluarga, ia bosan karena tidak ada siaran TV yang menarik baginya. Ia terus menekan tombol remot berulang-ulang. Alisnya mengkerut akibat kesal tidak ada hiburan sedikitpun. Lalu, tangannya berhenti menekan tombol,bibirnya sedikit terbuka,dan matanya sedikit melebar.

"Ibu..." gumamnya.

"Ibu!" panggilnya dengan suara yang lumayan keras. Cana segera datang menghampirinya.

"Ada apa? Hik" tanya Cana. Jari telunjuk Mira menunjuk ke arah TV,lalu ia tersenyum.

"Lihat berita ini,bu!" ujarnya senang.

Di berita itu diinformasikan bahwa sang penerus perusahaan terbesar di wilayah Fiore,Dragneel Corp,telah kembali dari perjalanan jauhnya. Author akan menjelaskan sebentar,ekhm *duduk seperti boss* //digampar readers.

Dragneel Corp adalah perusahaan yang terkenal,terbesar,dan terkaya di seluruh penjuru Fiore. Mereka bahkan telah menjalin kerja sama antarperusahaan dari luar Fiore. Tidak hanya itu,pemimpin Dragneel Corp yang bernama Igneel Dragneel memiliki seorang putra yang cerdas,tampan,baik hati,dan pekerja keras. Bahkan semua gadis di Fiore maupun luar Fiore dapat terpikat olehnya hanya karena menatapnya(Author : Wah,pake megic ini).

"Lisanna pasti akan senang mendengarnya" ujar Cana. Lucy yang melihat dan tidak sengaja mendengar obrolan mereka sedikit penasaran dengan seseorang yang tengah mereka bicarakan. Wajarkan jika Lucy tidak tahu, dia saja tidak boleh kemana-mana kecuali saat berbelanja,bersosialisasi pun juga tidak boleh,dia hanya diperintah mengurusi rumah. Bagaimana jika ia ketahuan menonton TV dan santai-santai? Bisa-bisa dia tidak dapat jatah makan dalam waktu 2 hari.

"Apa yang sedang kalian bicarakan,Ibu,Mira-nee?" tanya Lisanna bingung.

"Kau pasti akan sangat senang, Lis" ujar Mira. Alis Lisanna terangkat sebelah. Ia lalu menyapukan pandangannya ke arah TV.

"Apa?! Penerus Dragneel Corp telah kembali?!" kagetnya. Mira dan Cana mengangguk. Merasa sedikit diperhatikan,Mira menoleh ke arah Lucy dan mendeathglare-nya. Lucy langsung melanjutkan pekerjaannya.

"Aahh,aku sangat ngefans dengannya~ dia sangat tampan,aku pernah bermimpi bertemu dengannya" ujar Lisanna gembira.

Author : *ngedumel,menggerutu,blablabla sampai bibirnya capek*

Mira mengelus pelan kepala Lisanna. Ia tersenyum manis.

"Kau pasti akan segera bertemu dengannya" ucap Mira. Wajah Lisanna berubah merah.

"Ih Mira-nee"ujar Lisanna malu-malu kucing. (Readers : kalau selain kucing bisa tidak?)

••••

"Ah,aku lelah" desah Lucy. Keringat sudah bercucuran dari dahinya,sepertinya dia benar-benar kelelahan.

"Lucy, tolong rawat bunga-bungaku di halaman belakang ya? Aku ingin pergi bersama ibu dan Lisanna" ujar Mira. Lucy terdiam.

"Hei,bahan makanan habis. Nanti kau beli ya!?" perintah Cana.

"Ha'i" jawab Lucy pelan.

Cana dan kedua putrinya pun langsung keluar rumah dengan senang. Lucy terdiam melihat mereka. Andaikan saja ia bisa bersenang-senang dengan teman-teman sebayanya. Lucy sedikit menarik senyumnya.

"Tentu saja itu mustahil,Lucy" gumamnya. Bibirnya sedikit bergetar.

Di halaman belakang

Lucy sedang menyirami tanaman-tanaman milik Mira. Setelah itu ia mengambil pupuk untuk tanamannya. Ia tidak sadar jika dua orang tetangga sedang memandangnya sedih.

"Kasihan juga ya dia" ujar salah satu tetangganya.

"Aku dulu sangat mengenal ibunya, dulu dia sangat gembira tidak seperti sekarang" ujarnya lagi.

"Dasar,ibu tirinya itu tidak punya hati!" pembicaraan kedua tetangga tadi sedikit keras dan membuat Lucy menoleh ke arah mereka. Lucy tersenyum manis lalu segera berdiri dan memasuki rumah.

"Uh..."

Skip time

"Hah~ akhirnya semuanya sudah selesai ~" ujar Lucy lega. Ia lalu sedikit kaget.

"Aku harus keluar dan membeli bahan makanan!" teriaknya heboh dan segera berlari ke kamarnya. Ia membersihkan diri,teringat tadi dia belum mandi karena langsung diperintah bersih-bersih. Setelah selesai, ia pun segera keluar dan mengunci pintu rumah.

1 jam kemudian

Lucy sudah selesai berbelanja,ia sedang membawa beberapa kantong plastik yang besar. Di saat perjalanan, terdengar suara teriakan dari orang-orang. Lucy penasaran,akhirnya ia mencari-cari asal teriakan tersebut. Terlihatlah seorang pemuda yang menggunakan hoodie dan sedang dikejar-kejar oleh tiga orang layaknya pemuda hoodie itu seorang maling.

"Maling,kah?" gumam Lucy.

"HEI KAU BERHENTI!"

"Hah hah hah"pemuda itu terengah-engah.

"AKU BILANG BERHENTI!"

"Tch,keras kepala sekali mereka" ujar pemuda itu. Lalu,tanpa sengaja ia menabrak Lucy.

Brak

Semua kantong belanjaan Lucy jatuh,semua isinya pun berserakan. Pemuda itu langsung panik,begitu juga dengan Lucy.

"Belanjaan ku!" kaget Lucy dan segera memasukkan kembali barang-barangnya ke kantong plastik. Pemuda itu merasa bersalah dan ikut membantunya.

"Maafkan aku,aku tak sengaja" ujar pemuda itu.

"TANGKAP DIA!!"

Pemuda itu sadar bahwa orang-orang yang mengejarnya tadi semakin mendekat. Ia pun langsung menarik Lucy untuk bersembunyi di celah antara dua toko,celah itu juga lumayan sempit untuk dua orang.

"Kemana dia tadi?!" ujar seorang pemuda berambut biru.

"Tch,gara-gara kau yang tiba-tiba melepaskan baju sembarangan!" teriak pemuda berambut hitam gondrong kepada pemuda berambut raven.

"Itu tidak disengaja!" teriak pemuda raven itu kesal. Kedua pemuda itu akhirnya berkelahi. Pemuda berambut biru tadi menghela napas. Ia menjitak kepala kedua pemuda yang tengah berkelahi tadi.

"Sudah cukup! Kita biarkan saja dia,ayo kembali!" bentaknya. Kedua pemuda itu mengangguk. Pada akhirnya, ketiga pemuda itu berjalan menjauh.

"Huh~"

Posisi Lucy dengan pemuda hoodie tadi sedikit membuat Lucy risih. Posisi mereka sangat dekat dan seperti sedang berpelukan. Napas pemuda itu mengenai dahi Lucy sehingga membuat Lucy langsung merona.

Pemuda itu menarik Lucy keluar dari celah tadi. Napas Lucy masih tidak teratur,wajahnya masih memanas.

"Tolong! Aku diculik!!" teriak Lucy. Pemuda itu langsung panik dan menutup mulut Lucy dengan tangannya.

"Shh,jangan berteriak" ujarnya. Sorot matanya sangat tajam sampai-sampai membuat Lucy ketakutan.

"Aku tidak ingin menculikmu,untuk apa juga aku menculikmu? Ku jual? Memang ada yang mau membeli" ujar pemuda itu lalu berjongkok untuk membereskan barang-barang Lucy tadi. Lucy sedikit merasa kesal.

Pemuda itu memberikan kantong belanjaan Lucy yang sudah selesai ia bereskan.

"Terima kasih" ucap Lucy.

"Namamu siapa?" tanya pemuda itu.

"Huh,tidak akan kuberitahu" jawab Lucy cuek. Pemuda itu berdecak kesal.

"Aku Natsu" ucap pemuda itu. Lucy terkejut lagi.

"Natsu,Natsu Dragneel?!" kagetnya. Natsu panik lagi dan langsung membekap Lucy.

"Jangan berteriak lagi,kumohon" ujar Natsu. Lucy mengangguk,Natsu segera melepaskan bekapannya.

"Aku juga tidak akan memberitahu siapa-siapa,aku pergi dulu" ujar Lucy tersenyum manis.

Deg

"Eh,tunggu!"ujar Natsu sambil memegang tangan Lucy. Lucy menoleh ke arahnya.

"Hm? Ada apa?"

"Ti-tidak apa-apa, aku hanya berbikir bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar? Sekalian mengakrabkan diri?" tanya Natsu.

"Maaf,tapi aku harus segera kem-"

"Hanya sebentar saja" potong Natsu dan langsung menarik Lucy ke suatu tempat.

"Akan kutunjukkan sesuatu yang indah" ujar Natsu semangat.

••••

Natsu membawa Lucy ke sebuah taman di pinggir kota. Tempat itu sangat sepi,tak ada seorang pun yang mengunjunginya kecuali mereka berdua. Mungkin karena taman itu sudah tak indah lagi dan banyak tanaman yang sudah layu.

"Di sini? Indah katamu?" tanya Lucy bingung.

"Bukan" jawab Natsu singkat. Natsu berjalan ke suatu tempat,sedangkan Lucy mengikutinya dari belakang.

Ada sebuah tembok yang lumayan besar. Tembok itu adalah perbatasan kota dengan hutan.

"Itu hanya sebuah tembok" ujar Lucy. Natsu menggelengkan kepalanya.

"Iya,ini hanya sebuah tembok,kau akan terkejut saat melihat di balik tembok ini. Ikuti aku"ujar Natsu.

Mereka berdua sampai di tembok yang tertutupi semak-semak besar. Natsu menyingkirkan semak-semak itu. Terdapat sebuah lubang yang ukurannya mencapai tubuh manusia.

"SEJAK KAPAN TEMBOK INI ADA LUBANGNYA?!"kaget Lucy. Natsu terkekeh.

"Aku yang membuat lubang ini" ujar Natsu percaya diri.

"Kau tidak takut polisi?" tanya Lucy.

"Tidak ada yang pernah ke sini selain aku jadi mereka tidak akan tahu ini" jawab Natsu. "Sudahlah, berhenti bertanya dan masuk saja" ucapnya dan menggandeng tangan Lucy memasuki lubang itu.

Mata Lucy melebar,mulutnya menganga. Ternyata di balik tembok itu terdapat taman bunga yang sangat luas. Bunga itu berwarna-warni. Lucy benar-benar terkesan.

"Bagaimana? Aku tidak sengaja menemukan ini dulu" ujar Natsu. "Dulu aku memanjat pohon untuk bisa ke sini,akhirnya kuputuskan saja membuat lubang agar lebih mudah" jelas Natsu dengan cengiran khasnya. Lucy tertawa.

"Kau ini ada-ada saja" ujar Lucy.

Mereka pun duduk di rerumputan hijau. Udara di sana lebih sejuk dibandingkan dengan di kota. Pemandangan di sana juga begitu indah.Mereka saling bercanda tawa bersama.

"Oh iya,Natsu, kenapa kau dikejar-kejar oleh tiga orang tadi?" tanya Lucy penasaran. Natsu menggaruk pipinya.

"Yah,aku ingin melarikan diri"

"Heh,kenapa?!"

"Ayahku ingin aku untuk segera menikah,padahal aku belum menemukan wanita yang cocok untukku. Ayahku terus memaksaku,sampai-sampai aku ingin dijodohkan, ayahku juga mengusulkan akan mengundang semua penduduk Fiore untuk menemukan wanita yang cocok untukku" jelas Natsu. Lucy tertawa.

"Itu karena ayahmu menyayangimu,Natsu" ujar Lucy.

"Tapi itu sungguh menjengkelkan,aku ingin bebas,tidak ingin dipaksakan. Cinta tidak bisa dipaksakan kan?" ujar Natsu.

"Kau benar..."

"Nah,karena itu aku hanya ingin menikahi seseorang yang benar-benar ku cintai"ucap Natsu tersenyum hangat ke Lucy. Lucy sedikit merona. Entah kenapa hatinya merasa tenang dan hangat saat melihat senyuman itu.

"Oh iya,sekarang jam berapa??" kaget Lucy. Natsu melirik jam tangannya.

"Setengah empat" jawab Natsu.

"Oh tidak,ibu akan segera kembali,aku harus cepat-cepat pulang" panik Lucy lalu segera mengambil kantong-kantong belanjaannya.

"Oh iya,aku-"

"Maaf,aku harus segera pergi" ujar Lucy lalu segera meninggalkan Natsu. Natsu menganga. Ia mengacak-acak rambutnya.

"Argh,sial! Aku belum mengetahui namanya!"ujarnya kesal.

"Baru pertama kali ini ada seorang wanita yang benar-benar membuatku tertarik" gumamnya.

••••

"Tadaima" ujar Lucy sedikit takut.

Hening

Lucy menghela napas panjang. "Untung mereka belum pulang" gumam Lucy lega.

"Yosh,aku harus menyiapkan makan malam" ujar Lucy semangat. Dia merasa lebih bersemangat. Dia juga merasa setelah bertemu dengan Natsu, tekanan di hidupnya sedikit berkurang. Dia menjadi lebih senang sekarang.

Skip time

"Aku bingung, kenapa kau terlihat begitu senang?" tanya Lisanna lalu meneguk segelas teh hangat. Lucy tersenyum.

"Mungkin hanya perasaan mu saja,Lisanna" jawab Lucy. "Pekerjaanku sudah selesai,kan? Aku akan pergi ke kamarku" ucapnya lalu pergi ke kamarnya. Lisanna dan Mira saling berpandangan.

Di kamar Lucy

Lucy tersenyum bahagia. Terkadang ia tertawa sendiri mengingat saat Natsu yang membuat lubang di dinding perbatasan.

"Hei,kau tahu,aku tidak pernah sebahagia ini" ujarnya sambil membawa tikus kecil.

"Aku sangat senang sekali!"

"Ini adalah hari yang indah" ujar Lucy lalu ia merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

"Jika dia adalah kebahagiaanku,aku akan selalu mempertahankannya" gumam Lucy.

TBC

Chapter 2 selesai,yeeee! Bagaimana, chapter kali ini bagus tidak? Hehe,maaf kalau ada banyak kekurangan. Saya masih amatiran dalam membuat cerita. Semoga kalian suka,minna.

Jangan lupa vote dan comment ya~❤

-Haruna Dragneel-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro