06. The Letter's Chronicle
Vote dulu, dong~ Ramein kolom komentar juga 😘
"Kamu pernah salah orang dan mempermalukan diri sendiri?
Aku... Pernah."
- Candy
.
"Aku tahu ini lancang, tapi Kakak mau nggak, jadi pacarku?!"
Navy terpaku. Langkahnya terhenti. Selanjutnya, ia menatap cewek yang menunduk di depannya dengan alis berkerut. Hanya sesaat, sebelum pemahaman terserap di otaknya dan senyumnya pun mengembang. Hal ini ... sudah biasa terjadi hingga titik rasanya menerima pengakuan cinta mulai melelahkan.
Bagi orang dengan tampang B, C hingga D, mereka pasti tidak paham bagaimana rasanya memiliki wajah bernilai A+ beserta konsekuensinya, mereka hanya dapat menghujat hal-hal yang tidak mereka miliki. Mereka tidak tahu bahwa sebenarnya ..., sumpah, jadi ganteng itu adalah kutukan.
Harus berapa ratus hati yang mesti ia patahkan karena wajah ini?
Ia meraih surat itu. "Jadi ... lo suka sama gue?"
Sekarang Navy dibuat bertanya-tanya, apakah ini modusnya? Navy paham, bahwa makhluk berjenis kelamin wanita itu memang aneh hanya dari melihat mantan-mantannya Nino, yang kerap dikeluhkan si playboy itu. Apa yang mereka ucapkan, suka berbeda dengan apa yang mereka inginkan. Belum lagi, jadwal marah-marah dan super sensitif bulanan. Mereka aneh. Tetapi, belum pernah Navy menemui yang seaneh ini. Melempar sepatu padanya karena suka?
Lebih aneh lagi ketika cewek itu mendongak, lalu wajahnya memucat seketika sembari ia melempar diri ke belakang. Seolah ... ia baru saja melihat hantu.
Sebegitu terpesonanya? pikir Navy.
Ia tahu reputasinya sebagai cowok yang suka menolak cewek sudah menyebar di sekolah, hal itu mungkin menakutkan bagi cewek di depannya ini. Tetapi Navy sudah cukup sakit kepala mendengar cerita-cerita Nino, ia tidak ingin mengalaminya sendiri. Terlebih, ada The Effects, ranking paralel, sederet prestasi yang mesti dikejar dan image yang harus selalu ia jaga. Tidak ada waktu untuk pacaran.
Hanya saja ... cewek ini...
Navy mengambil satu langkah maju. Ia terlalu tenggelam dalam pikirannya sendiri, pergelutan di otaknya yang seketika buyar ketika cewek itu berteriak histeris.
"Ampun, Kak! Ampun! Salah orang! Nggak sengaja!"
Cewek itu, cewek yang melemparnya sepatu, cewek yang sama yang juga menyiram seragamnya dengan jus alpukat. Cewek super aneh. Dan Navy ingat namanya. Candy S. Callista.
Sekarang cewek itu menggeleng keras-keras seolah ingin merontokkan kutu rambut dari kepalanya. Apa lagi ini? Navy mengernyit. Salah tingkah? Karena yang Navy tahu, sebagian besar cewek itu suka salah tingkah jika bertemu dengannya.
Oooh... dia pasti lagi malu. Liat, mukanya aja merah banget.
Jadi ketika Candy menggapaikan tangannya, bermaksud merebut kembali surat di tangan Navy, Navy segera mengangkat lengannya, menjauhkan surat tersebut.
"Nggak usah malu. Gue paham," ujarnya dalam usaha menenangkan cewek itu.
Namun, cewek itu justru menggeleng lebih keras, berjingkat-jingkat coba mengambil surat dari tangan Navy. Percuma, pertumbuhannya yang sepertinya terhenti di usia sepuluh tahun tidak akan membantu. Navy bermain basket sejak kecil, tingginya sekarang menjulang di atas 180 senti.
"Please, Kak. Balikin~"
"Nggak pa-pa. Karena gue baik, Nanti gue baca dan pertimbangkan."
"NGGAK USAH!!!"
Teriakan Candy menyembur ke wajah Navy, membuat cowok itu oleng sesaat dan menjatuhkan lengan. Dalam kesempatan itu, Candy kali ini tidak menyia-nyiakannya. Ia meraih surat dari tangan Navy, meskipun tidak mudah. Cowok itu yang masih menggenggamnya erat membuat Candy terpaksa, amat terpaksa mendekatkan mulut ke lengan Navy dan ... menggigitnya.
Ya, dia menggigitnya sebagai bentuk pertahanan diri.
Hanya itu satu-satunya cara yang dapat Candy pikirkan.
Navy berteriak tertahan, lalu secara otomatis mengusap lengannya. Ia melotot pada Candy tetapi percuma. Cewek itu sudah melarikan diri seperti buronan.
"OI! JANGAN KABUR LO!"
Sial! Sekarang Navy penasaran. Apa isi surat itu memangnya? Terlebih lagi, apa isi otak cewek itu sampai melemparinya, menyiramnya, dan sekarang menggigitnya? Navy bukan Oreo, demi Tuhan!
Sial! Sekarang Candy menyadari dirinya berada dalam situasi yang lebih runyam lagi. Setelah melempar, menyiram dan menggigit Navy seolah dia biskuit, cowok itu pasti akan menelannya bulat-bulat andai mereka bertemu lagi.
Yang harus dilakukannya sekarang satu; menghindari Navy apapun caranya.
◄ NAVY ►
Candy buru-buru melipat kembali kertas suratnya untuk Aksal. Dalam semalam, ia telah menyesali semua yang ia tulis. Bisa-bisanya ia menyontek contoh surat cinta dari internet tanpa benar-benar menyaringnya. Sehingga hasilnya benar-benar ... cringe.
Jika Aksal sampai membacanya, cowok itu mungkin langsung muntah darah dan kena tipes. Dan Candy tidak sanggup membayangkan melalui satu hari sekolah tanpa melihat Aksal. Neraka,namanya!
Sambil mengembuskan napas gusar, Candy menjatuhkan kepalanya di atas lipatan tangan, tepat pada tembok pembatas balkon kamarnya, dimana biasanya Candy menghabiskan waktu di sana untuk mengerjakan PR atau menggambar. Di sana, pemandangannya cukup bagus dan udaranya lebih segar. Sayangnya, hal itu tidak berlaku hari ini.
Memikirkan bagaimana surat memalukannya hampir jatuh ke tangan seseorang, terlebih orang itu adalah Navy, membuatnya ingin menangis. Harus bagaimana caranya mendapatkan Aksal tanpa mempermalukan diri?
Ia harus mencari cara lain!
Tapi apa?
Candy berpikir, yang menghabiskan energinya, tetapi semua berakhir sia-sia. Ia tidak punya ide apapun. Mungkin takdirnya hanya menjadi penggemar rahasia selamanya. Mungkin ... ia memang harus move ondan melupakan Aksal, itulah jalan yang terbaik. Dan tentu saja, ia harus menghancurkan surat laknat itu dulu. Kalau kedapatan Caramel, itu bisa dijadikan wanita jadi-jadiannya itu bahan ejekan untuk Candy selama tujuh turunan delapan tanjakan.
Candy mengangkat wajahnya cepat, membuat suratnya kini menempel di kening. Candy buru-buru mencopotnya. Dengan sepenuh tekad, ia memutuskan, surat itu harus dibakar! Beserta seluruh perasaannya terhadap Aksal.
Sayangnya, angin yang berhembus kencang sore itu punya rencana berbeda. Ia merenggut kertas surat Candy, menerbangkannya di udara, berputar-putar, menjauh. Sehingga meski Candy mengulurkan tangan, ia tidak dapat menjangkau.
Kesialan macam apa lagi ini?!
Candy menengok ke bawah. Suratnya akhirnya tersangkut pada ranting tanaman bonsai yang dipelihara Bubun.
Diam di sana! Perintah Candy dari atas. Jangan kemana-mana, Mami akan kembali!
◄ NAVY ►
Yayah selalu melarangnya berlarian di tangga. Tetapi untuk kali ini, Candy tidak peduli. Sambil berpegangan, ia cepat-cepat menuruni anak tangga satu persatu. Tidak ada waktu untuk dibuang, kertas itu bisa melayang kapan saja. Kalau sampai ada yang membacanya, matilah Candy.
"Candy! Candy!" Yayah memanggilnya dari arah ruang makan.
Dengan setengah hati, Candy menoleh. "Apa, Yah? Candy lagi buru-buru nih!"
"Kamu mau ke depan, kan? Sekalian, bukain pintu. Temen Yayah mau datang."
Candy mengendikkan bahu dan tidak menjawab. Ketika ia membuka pintu depan, tidak ada siapa-siapa, tidak ada tamu atau siapapun. Jadi, Candy membiarkan pintunya terbuka dan mulai berlari ke halaman samping, tepat kepada petak-petak tanaman Bubun tempat suratnya tersangkut tadi.
"Dimana?"
Kertas itu sudah tidak lagi berada di ranting bonsai yang Candy tandai dalam ingatannya. Jadi, ia mulai mencari di sekitarnya, menunduk, berjongkok, hingga nyaris tiarap. Ia bahkan harus merelakan lengan bajunya tergores duri kaktus selama pencarian. Pencarian yang masih belum membuahkan hasil juga.
"Dimana, sih? Perasaan tadi di sekitar sini."
Ia berjongkok lagi, sekali lagi memeriksa di antara rumpun Aglonema dan Calathea Ungu yang berdaun lebar milik Bubun. Masih tidak ada.
Candy berpindah, sekarang coba mencari di antara semak Lili Hujan yang sedang dipenuhi bunga-bunga kecil merah muda. Surat berwarna biru langitnya masih belum diketemukan.
"Nyari ini?"
Sekarang, setelah Candy hampir putus asa, surat itu datang dengan sendirinya, tepat ke melambai di depan wajahnya. Candy hampir menghela napas lega.
Hampir.
Karena, begitu ia mendongak, orang yang melambaikan surat itu adalah ...
Orang terakhir yang ingin ia temui di muka bumi ini.
- To Be Continued -
Aku juga mau ngasih pengumuman kalau aku ganti IG.
Social distancing~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro