Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Prolog

"Apa sih yang kamu mau? Kerja di luar? Aku masih sanggup Al, untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecil kita. Cukup aku yang kerja. Kamu tinggal dirumah, tunggu aku pulang kerja. Aku mau jika nanti hadir anak-anak di tengah kita, mereka bisa mendapatkan kasih sayang yang penuh dari orang tuanya," tegas Zafran yang tidak mengizinkan istrinya untuk bekerja.

"Tapi Zaf, kamu kan dulu mengizinkan aku untuk bekerja jika aku udah dapat gelar sarjana. Kenapa sekarang kamu tidak menepati janji?" kesal Almira yang tidak diizinkan bekerja. Ia menautkan kedua alisnya dan tangannya bersilang di dada serta tatapan menuntut terhadap suaminya.

"Al, sayang. Pliss, kamu nurut ya sama aku. Aku mau yang terbaik buat keluarga kita. Aku hanya tidak kamu nanti capek. Kita kan juga berencana program kehamilan. Kalau kamu kerja, sibuk, capek dan stress bisa gagal nanti programnya," ucap Zafran. Posisinya memegang kedua bahu Almira. Mensejajarkan ketinggian kepala mereka agar lebih leluasa dalam memberikan pengertian pada Almira. Berharap dengan cara ini istrinya melunak dan mau menuruti keinginnanya.

Namun Almira yang terlanjur kesal berusaha menyingkirkan tangan Zafran. Kemudian melangkah ke sofa yang ada di kamar mereka. Menjauhi Zafran yang menghembuskan nafas kasar, dan masih tetap berdiri di tengah-tengah kamar.

"Zaf. Aku tidak akan kecapekan atau stress. Bekerja bagiku itu menyenangkan. Aku juga tetap dengan rencana kita yang akan program kehamilan. Tolong... biarin aku kerja ya!" mohon Almira di akhiri desahan frustasi. Karena Zafran yang dulu selalu menuruti keinginannya asal itu hal positif sekarang berubah dengan memaksakan kehendaknya. Melanggar janji dulu sebelum menikah.

"Okey, katakan kamu tidak akan capek atau stress. Tapi kamu akan sibuk. Aku tidak mau itu. Aku mau kamu prioritasin aku Al. Aku mau kita punya waktu yang lebih banyak untuk bersama. Sudahlah nurut sama suami. Bukankah surga istri itu menuruti apa kata suami."

"Tidak bisa begitu dong Zaf. Kamu jangan egois. Kamu tahu bagaimana mimpiku. Kalau aku kerja kebersamaan kita tidak akan ada yang beda. Semua akan tetap sama seperti saat aku kuliah. Bedanya dulu, waktu aku gunakan buat kuliah dan sekarang buat kerja. Selebihnya bisa buat kita quality time" sergah Almira yang belum menyerah bernego dengan Zafran.

"Bagimu tidak ada bedanya Al. sedangkan aku yang menunggu kapan kamu lulus agar bisa menjadi ibu rumah tangga seutuhnya. Kamu pikir aku tidak miris. Pulang kerja ingin disambut kamu di rumah, tapi kamu masih belum pulang kuliah. Ingin bermanjaan sama kamu, kamunya sibuk dengan tugas kuliah atau kadang tidak tega ganggu kamu karena capek. Kamu juga tidak tahu betapa rindu menyiksa saat kamu KKN. Dan mungkin yang paling miris. Diusia pernikahan yang mau masuk tahun keempat. Seharusnya kita bisa bermain dengan malaikat kecil kita. Tapi kamu tidak mau hamil dulu sampai lulus kuliah. Ingin rasanya menyuruhmu berhenti kuliah saja. Karena kamu tidak akan membutuhkan ilmu yang kamu dapat dikuliah itu, kalau hanya jadi ibu rumah tangga yang baik. Tapi aku sadar, kamu tidak akan mau kalau menjadi orang yang tidak berpendidikan. Serta tidak ada ilmu yang tidak bermanfaat nantinya. Aku kasih kamu toleransi untuk menikmati hidupmu yang terkadang bertingkah seperti bukan seorang yang sudah menikah hingga kamu lulus kuliah. Dan sekarang kamu menuntut lebih lagi Al?. Kurang sabar dan kurang pengertian apa aku sama kamu Al?" Setelah itu Zafran meninggalkan kamar mereka karena ia tidak mau emosinya semakin meluap dan membuat hubungannya dengan Almira semakin runyam.

Sedangkan Almira tertegun dengan apa yang menjadi isi hati suaminya. Ia pun menjatuhkan punggung dan kepalanya ke sofa. Ia merasakan tubuhnya sangat lemas dan kepalanya pusing. Air matanya mulai mengalir. Ia dalam kebimbangan. haruskan ia berhenti mengejar mimpinya dan menjadi ibu rumah tangga saja. Hidup dalam lingkaran dapur, sumur, dan kasur. Atau tetap keukeh mengejar mimpinya mengabaikan apa yang menjadi keinginan suaminya. Apakah dirinya egois karena keinginannya untuk mengejar karier impiannya?

Selasa, 27 Februari 2017

Adakah yang berminat dengan cerita ini? Boleh Save dulu. Karena akan dilanjutkan tanggal 1 juli dan rutin Up setiap seminggu sekali. Menggantikan cerita Alvira yang akan berakhir.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro