Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

17. (五)

Bel pulang berbunyi. Salam penutup pun dilantunkan. Membuat seluruh murid saling bersegera diri mengosongkan ruangan kelas.

Gadis manis bernama [full name] pun demikian. Sesaat setelah mengucap salam perpisahan pada temannya, gadis kecil itu langsung melangkah ke ruang loker sepatu.

Kemudian, tinggal menunggu teman-temannya di gerbang sekolah dan pulang bersama.

Hari ini, [name] dan yang lainnya berencana akan langsung mencicipi kedai crepe baru di dekat rumah Hitoka Yachi sehabis pulang sekolah. Maka dari itu gadis kecil ini tampak tak sabar menantikannya.

[Name], selalu melukis senyum lebar ketika satu persatu temannya berkumpul untuk pulang bersama. Yamaguchi, Hitoka, dan Hinata. Membuat Hinata Shouyo yang melihat hal tersebut, jadi tertawa gemas. Berikutnya mengacak-acak rambut [name].

"Tinggal Tsukishima, ya, berarti?" ujar Hinata tersebut, setelah mengabsen kehadiran temannya satu persatu, "huh, kenapa dia suka banget terlambat, sih?"

[Full name] mengendik bahu. Dalam hati ia percaya, bahwa alasan keterlambatan Tsukishima Kei pasti karena hal penting. Begitu pikirnya.

Dan tepat setelah itu, eksistensi murid yang lebih jangkung dari anak sepantarannya menelusup atensi. Tsukishima datang, bersama satu orang asing di sisi kiri, dan satu orang yang pernah [name] lihat ada di sisi kanan Tsukishima.

"Lama. Kamu selalu lama, Tsukishima!" Ejek Hinata langsung setibanya Tsukishima pada jarak yang tak jauh dari mereka.

Yamaguchi, Hitoka, dan [name] yang berdiri agak dibelakang Hinata, malah tampak canggung. Seraya itu mencuri-curi pandang pada keberadaan perempuan berambut putih di sisi kanan Tsukishima.

"Maaf," Tsukishima itu terlihat menghela napas. Tapi tak bermaksud bicara pada Hinata, anak jangkung tersebut malah menatap [name], di belakang anak bermahkota orange tersebut.

"Jangan mengabaikan aku, Saltyshima!"

"Maaf, [name], kayaknya aku gak bisa ikut kalian makan crepe-nya sekarang," ucap Tsukishima itu. Tetap tak menggubris desisan Hinata padanya.

"Kenapa, Kei?" tanya [name] kemudian.

Atensi Tsukishima bergerak, kini menatap bergantian Yamaguchi dan Hitoka.

Sementara Hinata, lagi-lagi mendesis karena terabaikan.

"Aku ada kerja kelompok. Tugas dikumpulkan besok, jadi aku gak bisa ikut hari ini," Tsukishima menjelaskan alasan.

Sontak saja hal tersebut membuat [name] terdengar mendesah kecewa.

"Kalau besok?" Tanya gadis kecil tersebut. Tampak ingin sekali mencicipi crepe bersama-sama.

"Besok bisa--"

"Gak bisa," Hinata menyeruak ke dalam percakapan. Membuat Tsukishima jadi mau tak mau menatap teman mininya ini dengan wajah tanpa ekspresi.

"Kalo besok, promonya habis. Kita, kan, ke sana buat cari promo menu spesial-nya!" Ujar Hinata Shouyo tersebut, menjelaskan tujuan mereka sebelumnya.

"Benar juga," [name] mengiyakan dengan suara kecil. Yamaguchi pun ikut mengangguk mengiyakan.

Hinata Shouyo melipat tangan. Tapi sesaat setelah itu, anak kecil itu menyeletuk, "Kamu mau kerja kelompok sama mereka, Tsukishima?" Tunjuk Hinata pada anak lelaki lain di sisi kiri Tsukishima, dan anak perempuan di sisi kanannya.

"Iya. Aku mau langsung mengerjakannya di rumahku," balas Tsukishima tersebut. Tapi tak disangka, malah disahuti oleh temannya yang berjenis kelamin laki-laki.

"Tapi kamu kalo mau beli crepe, beli dulu aja bisa, loh, Tsukishima," ujar anak laki-laki berambut merah tersebut.

Sontak, langsung disahuti juga oleh anak perempuan di sebelah kanan Tsukishima, "Gak bisa. Kita cuman ada waktu sampai matahari tenggelam buat nyelesain tugasnya."

Ucap gadis tersebut, Liziaslav Kanbara. Alias perempuan bernama Lizie yang pernah [name] dengar sebelumnya. Gadis itu berbicara dingin, membuat anak laki berambut merah terdiam untuk mengiyakan.

Tsukishima diam-diam membuang napas, "seengganya aku bisa pulang bareng kalian," ujarnya, mengabaikan perdebatan kedua rekan kelompoknya. Kemudian sesegera itu memimpin langkah, "ayo. Nanti kamu kehabisan crepe spesial menunya, [name]."

Gadis kecil yang disebut menjeda sejenak. Sementara dibelakangnya, Yamaguchi Tadashi dan Hitoka Yachi saling bertukar pandang.

"Syukurlah, kalo kamu tidak ikut. Jadu gak ada orang yang nyebelin," celetuk Hinata, berusaha menggarami balik Tsukishima kali ini dengan nada tanpa dosa yang ia buat-buat. Anak berhelai orange tersebut langsung mengekori langkah Tsukishima.

Barulah kemudian [name] dan yang lainnya mengikuti. Begitu pun dengan Liziaslav dengan nama pendek Lizie, bersama pemuda berambut merah tersebut.

[Full name] berjalan di belakang Tsukishima dan Hinata. Sementara Yamaguchi dan Hitoka di sampingnya terlihat sedang berbincang kecil.

Keadaan ini membuat anak lelaki berambut merah melihat kesempatan. Berbasa-basilah ia pada [name] yang berjalan di depannya.

"Kamu yang didatangi Tsukishima setelah menang juara dua lomba estafet waktu itu, kan?" Tanya anak berhelai sewarna ruby tersebut seraya mengiringi langkah sejajar dengan sang gadis kecil.

Iya. Yang dimaksud adalah lomba estafet waktu lalu. Walau Tsukishima sudah mendapat dukungan penuh dari [name], tetapi lelaki itu tetap tidak bisa menang dari Hinata yang jauh lebih gesit. Maka dari itu, selepas mendapat sorakan dari teman sekelasnya, Tsukishima Kei langsung menghampiri [name] dan meminta maaf karna tak bisa menang.

[Full name] yang tadi ditanya bahkan sampai berpikir ulang hal tersebut guna mencari maksud apa yang dibicarakan teman Tsukishima ini, "iya. Memang kenapa, Kak?"

"Gak papa. Aku gak nyangka aja Tsukishima bisa punya kenalan adek kelas lucu kayak kamu."

Salah satu pasang alis di sana berkedut kala mendengar kalimat tersebut.

"Kenal di mana kalian?"

"Kami sudah teman lama, kak."

"Dari SD?"

"Iya."

"Apa kalian dijodohin?"

[Name] tak menjawab untuk berpikir.

"[Name], kamu bisa kehabisan spesial menunya kalo gak cepet," Tsukishima Kei merusak suasana itu semua. Tanpa permisi lagi langsung menggenggam tangan [name], dan menariknya ke baris depan bersama Hinata Shouyo.

Karna [name] adalah gadis kecil yang gampang dialihkan, maka anak itu langsung bertanya hal lain pada Tsukishima, "oh, ya. Kamu kalo aku beliin trus diantar ke rumahmu, mau gak, Kei?"

"Heh? Gak usah. Nanti aku langsung antar kamu pulang ke rumah aja, [name], gak usah mampir lagi, keburu malam," Hinata Shouyo menyahut. Berikutnya terjadi perdebatan kecil bersama [name] mengenai hal itu.

Padahal orang yang sedang diperdebatkan tampak terdiam setelah melakukan hal tadi.

Sibuk memikirkan hal apa yang sedemikian membuat dirinya merasa sebal hari ini, selain karena tidak bisa mencicipi crepe spesial menu bersama [full name].

Tapi tak hanya Tsukishima Kei.

Liziaslav Kanbara juga sibuk memikirkan hal apa yang telah ia dapat dari memerhatikan tingkah anak laki-laki jangkung bermarga Tsukishima tersebut sedari tadi.

.

.

.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro