Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

14. (二)

"OI TSUKISHIMA! JANGAN BERANTEM TERUS LOH, NANTI JADI CINTA HAHAHA!"

[Full name] menaikan sebelah alis saat tiba-tiba mendengar nama familiar dari lima murid laki-laki yang merapat menatapi luar jendela. Kelima anak itu, yang ia duga adalah kakak kelasnya, tertawa sambil bersiul-siul seperti mengejek.

Karna sudah terlanjur menghentikan langkah tadi, [name] akhirnya menyempatkan diri dulu untuk ikut menengok ke luar jendela yang tak jauh dari kumpulan kelima murid laki-laki tersebut.

Ternyata tepat seperti dugaannya, pemilik nama Tsukishima yang dimaksud adalah anak lelaki jangkung tinggi dengan nama kecil Kei.

Dia, Tsukishima, sedang di bawah sana. Menghadapi seorang murid perempuan berdua saja. Berkat bocoran kalimat tadi, [name] jadi bisa menebak kondisi kedua orang itu saat ini.

Kayaknya, cewek yang berambut putih pendek itu sedang marah-marah sambil menunjuk sesuatu di sana. Kadang menunjuk Tsukishima, kadang melipat tangan juga.

Tapi beda dengan sikap murid cewek tersebut, Tsukishima Kei yang dihadapannya sedari tadi terlihat hanya melipat tangan saja dengan tenang. Entahlah apa yang sedang mereka bahas.

"HAHAH UDAHLAH, LIZIE, NGOMEL TERUS NANTI JADI CINTA LOH!"

Celetukan kembali terdengar dari arah lima pemuda tak jauh di sampingnya, membuat [name] itu sontak menoleh untuk lebih mencaritahu apa yang sedang dipermasalahkan.

"Ck, Arata diem. Kamu berisik!"

Kepala [name] berpindah lagi. Sebab suara yang baru saja ia dengar, asalnya dari bawah. Tepatnya ternyata, murid cewek di hadapan Tsukishima itulah yang berteriak.

Gadis berambut putih itu menengak ke atas. Melayangkan teriakan itu pada kelima murid laki-laki di sini lebih tepatnya.

Tapi tak hanya murid cewek yang mempunyai manik sebening warna laut itu, Tsukishima Kei ternyata ikut menongak ke atas. Dari ekspresinya, anak itu menatap sebal kumpulan yang dari tadi berisik tersebut.

Yang tak [full name] sangka adalah, Tsukishima itu tiba-tiba jadi menggulirkan atensi. Kini seperti mendapatinya yang sedang menonton hal ini diam-diam.

Tsukishima, langsung mengubah ekspresinya. Dari raut sebal, jadi menyunggingkan senyum.

[Name] entah kenapa jadi menoleh sekeliling, tapi tak menemukan apapun yang mungkin sedang disenyumkan Tsukishima.

"Wah? Tsukishima, kamu sedang senyum ke siapa, hah?"

[Name] ikut tersentak saat kelima anak lelaki tak jauh darinya itu kembali menyeletuk.

"Tsukishima gila habis dimarahi dengan cinta oleh Lizie, hAHAHAH!"

"WAHAHAHAH BUCIN BANGET!"

"... Sialan. Awas ya, aku jambak satu-satu mulut kalian!"

[Name] benar-benar tak mengerti kondisi ini. Gadis kecil itu akhirnya hanya menatap kelima lelaki tersebut yang melarikan diri dari sana sambil tertawa-tawa. Begitu juga dengan murid perempuan di hadapan Tsukishima di bawah sana yang ikut lari.

Meninggalkan Tsukishima yang kini mendongak lagi ke atas.

Lalu melukis senyum sambil memiringkan kepala.

***

Yamaguchi Tadashi, Hitoka Yachi, Hinata Shouyo, dan [full name] memasang wajah heran begitu mereka dapati eksistensi Tsukishima Kei yang sudah ditunggu-tunggu sejak tadi.

Masalahnya, bukan karna seberapa telat Tsukishima itu memakan waktu untuk turun dan keluar dari gedung sekolah, tapi heran pada apa yang terjadi pada sepatu Tsukishima.

"Tsukki, sepatumu kemana?" Yamaguchi pun menanyakan hal yang mereka pertanyakan. Sambil menunjuk objek, dimana kaki Tsukishima memakai sepatu voli, sementara sepatu yang biasa ia pakai dijinjing dan terlihat hanya ada satu.

Tsukishima berjalan makin mendekat, sambil itu ia tersenyum kesal dan menjawab, "ya, memang siapa lagi dalangnya? Kurasa kalian sudah tau," Ucapnya. Terdengar seperti sarkasan.

[Full name] yang tak mengerti memutar otak. Sementara Hinata Shouyo langsung menyambung, "hahahaha, dia sekarang ngambil sepatu kamu?"

[Name] menoleh tak paham pada Hinata.

Sementara Tsukishima mengendikkan bahu masih dengan tampang menahan kesal, "ya. Padahal cuman karena aku kelupaan piket doang."

Tertawa, Hinata itu menepuk lengan temannya tersebut, "tapi bodohnya, dia kenapa gak ambil semuanya aja, ya," ucapnya seraya tertawa lagi.

"Kalo sampai seperti itu, berarti dia akan lebih nyebelin dari kamu."

"Hahahaha."

Masih tak mengerti topik yang sedang dibicarakan Hinata dan Tsukishima, [name] pun berucap dengan pembicaraan lain, "terus kamu pulangnya gimana, Kei?"

Tsukishima yang ditanya, mendesah menanggapi hal itu, "ya udah begini aja, daripada pake uwabaki."

Hinata tertawa lagi mendengarnya.

Akhirnya mereka berlima pun mulai berjalan pulang. Sementara [name] berjalan di belakang Tsukishima sambil memerhatikan satu sepatu anak laki-laki itu yang tersisa.

Dalam keadaan tersebut, sayup-sayup [name] dapat mendengar ucapan Hinata yang berjalan di samping Tsukishima.

"Huh, Lizie itu benar-benar gak main-main, ya, jadi petugas kebersihannya."

[Full name] mengerutkan dahi. Sepertinya nama itu pernah ia dengar tadi.

Apakah yang mereka maksud ini Lizie dengan rambut putih sebahu yang tadi siang terlihat bersama Tsukishima Kei?

.

.

.

anakku izin masuk ke dalam cerita ya HAHA jangan dibully :( /G

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro